Part 39

373 73 0
                                    

Pertandingan final adalah antara kelas dua belas IPS-4 melawan sebelas IPA-3. Gelin yang juga ikutan sudah berada di dalam lapangan. Untung saja lapangannya di dalam ruangan. Kalau saja di luar ruangan, Gelin tidak akan mau ikutan dalam permainan, dikarenakan hari terlalu panas.

Abigeal dan teman-temannya ikut menyaksikan pertandingan. Begitu juga Brandon pastinya yang dipaksa teman-temannya untuk melihat pertandingan babak akhir ini. Awalnya Brandon menolak, tapi terus dipaksa oleh teman sekelasnya dengan alasan agar Gelin sebagai kapten tim lebih semangat.

"Kakak Senior, jangan mau kalah sama junior." teriak Abigeal menyemangati kakak kelasnya karena ingin memojokkan Gelin.

Gelin menatap kearahnya sekilas dan menampakkan wajah tidak senangnya. Abigeal yang melihat itu langsung menjulurkan lidahnya ke arah Gelin. Konsentrasi Gelin malah terpusat kepada Abigeal hingga sebuah bola mendarat disampingnya.

"Woi, kenapa enggak di ambil?" omel Widya temannya Gelin.

"Sorry, gue kurang fokus," balas Gelin.

Di sisi Abigal, dia malah tertawa melihat angka kelas Gelin yang sudah tertinggal dua angka. Hal itu membuat Abigeal semakin berniat untuk membuat Gelin tidak konsentrasi dalam pertandingannya dan terus memberi semangat pada seniornya.

"Kakak Senior, kalian yang terbaik!" teriak Abigeal lagi yang membuat Gelin semakin kesal.

Di set pertama ini kelas sebelas IPA-3 kalah, dengan tertinggal tiga angka. Main kelas dua belas IPS-4 memang sangat bagus dan kerja sama yang cukup bagus. Serta beberapa para pemainnya yang merupakan senior di dalam volleyball putri sekolah.

Di set kedua, Gelin mencoba untuk tidak menghiraukan Abigeal sama sekali. Dia memusatkan konsentrasi hanya kepada permainan dan tidak sedikit pun menghiraukan teriakan Abigeal yang terdengar sangat menjengkelkan. Bahkan,terlalu dilebih-lebihkannya. Singkatnya mereka menang di set kedua dengan skors 15:11.

Maka dari itu, set ketiga akan dilangsungkan. Lagi-lagi Gelin tidak mempedulikan Abigeal yang habis-habisan menyemangati kakak kelasnya dan menjelek-jelekkan kelas Gelin. Bahkan, Gelin malah lebih menunjukkan kebolehannya dalam bermain volley agar Abigeal tidak lagi berkoar yang membuatnya sangat jengkel.

Pertandingan set terakhir ini cukup sengit, bahkan berakhir dengam skor 9:7. Di mana kelas Gelin memenangkan pertandingan. Gelin merasa sangat senang dengan hal itu, sambil berpelukan dengan teman-temannya. Gelin kemudian menatap ke arah Abigeal dan menyunggingkan senyuman liciknya.

"Huh! Gitu aja bangga lo, dasar Peri Air," omel Abigeal.

"Peri Air? Masak Gelin dibilang Peri Air sih, Bos?" sambar Adrian.

"Iya, Peri Air alias, G-A-L-O-N," ujar Abigeal dengan mengeja kata Galon.

Gelin yang masih berada di dalam lapangan tentunya kesal mendengar kata-kata Abigeal yang mengatainya Galon. Ingin sekali Gelin marah, tapi diurungkannya karena banyak orang. Lagian dia juga sudah menang dalam pertandingan ini. Toh, Abigeal tidak ada apa-apanya dibandingkan kelasnya. Gelin hanya bisa membalikkan ibu jarinya ke arah Abigeal untuk meremehkannya.

↩↪

Keesokan harinya, para murid-murid berbaris menunggu pengumuman acara spesial yang belum pernah terjadi selama ini. Mereka semua bertanya-tanya soal pertandingan yang akan diadakan gabungan antara laki-laki dan perempuan yang sempat dibicarakan oleh kepala sekolah Senen kemaren.

"Hallo, teman-teman! Kalian pasti penasaran 'kan dengan lomba yang akan kita adakan ini?" sapa Ilham selaku Ketua OSIS menyapa teman-temannya.

"Yuhuuuuu!" sahut mereka bersemangat.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang