Day 1

44 8 2
                                    

Semilir angin musim panas membawa serta rasa hangat. Temaram lampu jalanan memberi sinar kehidupan di jalanan sepi. Suasana yang begitu tenang terasa semakin memperdalam keintiman sejoli yang kini tengah berciuman di sisi sebuah mobil.

Tangan si perempuan terkalung pada leher si laki-laki, sedangkan tangan si laki-laki melingkar erat di pinggang si perempuan. Mata terpejam menikmati sentuhan. Sesekali napas terengah terdengar ketika berganti posisi memagut.

Saking larutnya, mereka tidak sadar, gerbang di seberang jalan telah terbuka. Seorang pemuda berdiri di sana dengan wajah luar biasa dongkol.

Bukan. Pemuda yang tidak lain adalah Dongpyo itu bukan dongkol karena cemburu. Masalahnya dua orang tak tahu malu itu sudah berciuman hampir selama sepuluh menit lamanya dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Terus, mau sampai kapan Dongpyo harus menunggu begini?

Menghela napas kasar, pintu gerbang besi pun sengaja ditutup dengan kasar. Menimbulkan suara 'brak' keras hingga membuat sejoli yang berciuman terlonjak. Menoleh bingung ke arah gerbang biru yang kini tertutup rapat.

"Tidak pa-pa. Cuma anak anjing tetangga, kok." Seungwoo melepas pelukan. Merapikan rambut perempuan cantik yang kini terlihat sedikit berantakan akibat ciuman mereka.

Perempuan itu pun tersenyum. Memberikan kecupan terakhir sebelum pergi meninggalkan Seungwoo yang masih bergeming di tempat. Bukan melepas kepergian perempuan tadi, tapi menatap pintu gerbang biru di seberang jalan.

Lagi-lagi bunyi 'brak' keras terdengar bersamaan dengan munculnya sosok pemuda berwajah masam. Siapa lagi kalau bukan Dongpyo?

Ya, dia tadi sengaja membuat Seungwoo dan pacarnya---yang entah ke berapa---bubar jalan.

"Sudah kuduga. Kau mengintip, 'kan?"

"Mengintip kepalamu!" Dongpyo menunjuk kepalanya sendiri sambil melotot. "Jelas-jelas kau yang tidak tahu tempat!"

"Hwoo? Anak bayi sepertimu mana tahu soal timing, suasana, dan tempat untuk berciuman. Tidak peduli di mana pun, kalau perempuan sudah memberi tanda boleh mendekat, langsung hajar. Jangan membuat mereka malu karena sudah menyerahkan diri, tapi ditolak. Tidak perlu tahu soal teknik. Inti dari berciuman itu hanyalah bergerak sesuai naluri. Ikuti ke mana pun naluri membawamu. Paham?"

Dongpyo tidak menyahut. Hanya mendengkus keras sambil melengos. Wajah dan telinga memerah, antara menahan jengkel dan malu. Dasar orang dewasa tak beradab! Berani-beraninya membahas soal berciuman dengan anak SMA yang sedang dalam masa pubertas!

Mati-matian Seungwoo menahan tawa. Kalau sampai lepas bisa-bisa stoples di tangan Dongpyo melayang ke wajahnya. Pria itu pun hanya bisa mengulum bibir dan masuk ke gerbang rumahnya sendiri diikuti Dongpyo.

Seungwoo dan Dongpyo bertetangga. Dengan ibu mereka yang bersahabat layaknya saudara kembar dampit, meski memiliki jarak usia delapan tahun, kedunya tetap terlihat seperti teman---tanda kutip. Malahan sebelum jenis kelamin janin Dongpyo diketahui, ibu mereka sempat memiliki rencana menjodohkan mereka apa pun yang terjadi.

Namun, seperti yang bisa dilihat sekarang, perjodohan tersebut gagal karena Dongpyo juga laki-laki. Seungwoo kecil yang dulu bersemangat pun harus menelan kekecewaan. Bukan cuma gagal mendapat adik perempuan merangkap calon istri, Dongpyo sama sekali tidak mau dianggap adik oleh Seungwoo, juga menolak keras setiap kali Seungwoo mendekat.

Padahal saat bayi dulu, Dongpyo lebih menggemaskan dari semua bayi di komplek rumah mereka, bahkan dari bayi perempuan sekali pun. Makanya Seungwoo kecil meski kecewa tetap selalu berusaha mendekati bayi Dongpyo.

Tak tahan selalu ditolak, Seungwoo akhirnya menggunakan senjata perjodohan mereka untuk mengganggu Dongpyo. Tentu saja Dongpyo tak terima. Mengungkit masalah perjodohan seolah-olah mengungkap kekecewaan semua orang karena dirinya terlahir sebagai laki-laki. Bukan Dongpyo yang memilih terlahir sebagai laki-laki, jadi jangan kecewa pada Dongpyo. Kecewalah pada yang memberinya kelamin. Tapi lagi! Kalau Dongpyo mau diberi kelamin perempuan pun, demi langit dan bumi, Dongpyo akan menolak. Tidak sudi dijodohkan dengan si kurang ajar Seungwoo! Huh!

Dan jadilah hubungan mereka seperti Tom and Jerry begini. Ada saja yang diributkan. Tidak pernah ada ketenangan jika keduanya bertemu.

Oh, ngomong-ngomong soal Dongpyo mengikuti Seungwoo walau membencinya, itu karena ibu Dongpyo meminta Dongpyo untuk mengantarkan kimchi daun bawang kesukaan ibu Seungwoo. Siapa sangka malah dapat tontonan delapan belas coret secara langsung.

Begitu masuk rumah, Dongpyo langsung berjalan menuju dapur seolah berada di rumah sendiri. Ibu Seungwoo juga ada di sana sambil menyiapkan makan malam untuk Seungwoo yang pulang terlambat.

"Eommoni, kau harus lebih ketat lagi dalam mendidik Seungwoo Hyung, atau dia akan membawa pulang perempun hamil untuk dijadikan mantu--"

"Jangan bicara sembarang!" Seungwoo muncul di ambang pintu dapur sambil menuding Dongpyo.

"Ha?" Untuk sesaat Jung Haein, ibu Seungwoo, membeku. Sebelum akhirnya melotot pada Seungwoo, menuntut penjelasan.

"Seungwoo Hyung tadi berciuman setengah jam--DWIDEWAPWANRWUMWAH!"

"Omong kosong!" Seungwoo segera menerjang Dongpyo dan membekap mulutnya lantas diseret keluar dari dapur.

Sampai di luar jangkauan sang ibu, baru Seungwoo melepas Dongpyo. "Jaga mulutmu!"

"Anda yang harus jaga sikap, ya." Di bawah kukungan Seungwoo, Dongpyo mendongak. Menyunggingkan senyum kemenangan.

"Sepuluh ribu won dan tutup mulutmu."

"Anda bercanda? Kepercayaan ibu Anda hanya akan Anda hargai sepuluh ribu won?"

"Sepuluh ribu won selama seminggu dan jangan pernah bicara soal ciuman di hadapan ibu!"

"Deal!" seru Dongpyo penuh semangat.

[.]

Han Seungwoo pulang kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Seungwoo pulang kerja.

Son Dongpyo yang gangguin orang pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Son Dongpyo yang gangguin orang pacaran.

Son Dongpyo yang gangguin orang pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author yang nangisin mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

An Ordinary Day [ 𝚂𝙴𝚄𝙽𝙶𝙿𝚈𝙾 𝙱𝚁𝙾𝙼𝙰𝙽𝙲𝙴 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang