Glacier itu orangnya gampang lupa atau biasa disebut pelupa. Ini kata Frostfire, kalau Glacier sendiri tidak merasa "gampang" lupa.
Tapi sekarang sedang ada masalah yang melanda Glacier, yang membuatnya begitu panik.
Frostfire baru keluar dari kamarnya. Berniat ingin pergi ke dapur untuk makan malam. Tentu melewati kamarnya Glacier.
"Aduh!"
Frostfire memegang wajahnya yang terkena lemparan buku. Frostfire meringis, buku itu sekitar 200 halaman.
Frostfire bingung, siapa yang membuang buku. Buku adalah jembatan ilmu tetapi mengapa dibuang sembarangan.
Srak
"Buset berantakan banget," gumam Frostfire yang bingung.
Frostfire melihat lantai lorong ini dipenuhi barang-barang, misalnya baju, celana, buku.
Ada satu pakaian yang membuatnya salah fokus. Baju putih yang biasa dipakai oleh Glacier untuk latihan taekwondo.
"Ini dibuang ceritanya?" Frostfire mengintip kamar Glacier.
Frostfire lebih kaget dengan kamar Glacier yang seperti kapal pecah, bisa dibilang seperti orang terkena bencana gempa bumi. Berantakan sekali!
"Ava! Kamu ngapain? Berantakan banget kamarnya," ucap Frostfire.
Glacier sedang melihat satu persatu isi dari berbagai map entah warna biru, merah, hijau, kuning. Semuanya Glacier periksa.
Tetapi akhirnya map itu dilempar entah kemana.
Frostfire kesal karena tak dijawab pertanyaannya. Ia bersandar pada tembok dan memerhatikan kembarannya yang terlihat panik.
"Mulai nih pikunnya," gumam Frostfire.
"Aduh! Barang siapa ini? Dibuang sama Papa nih!"
Frostfire melirik pada Papa yang hampir terjatuh akibat tersandung barang-barang yang ada di lorong.
"Barang Ava itu, Pa," kata Frostfire.
Papa mengerutkan keningnya. "Si Adek ngapain lagi? Ada aja tingkahnya."
Frostfire mengangkat bahunya. "Kumat lagi pikunnya."
Papa menggaruk-garuk kepalanya. Kalau Glacier sudah lupa begini bisa dibuat rese satu rumah!
"Aduh, adek nyari apa sih?" tanya Papa.
"Nyari map isinya proposal sponsor," kata Glacier yang beranjak dari tempatnya dan pergi ke rak satunya lagi.
"Emangnya kamu gak inget terakhir kali simpen di mana?" tanya Frostfire.
Glacier menatap sinis kembarannya. "Sky kalau tanya itu yang berbobot, kalau aku inget, gak akan aku cari sampai kamar berantakan begini."
"Map warna apa?" tanya Papa.
"Warna merah, Pa. Yang covernya bening itu."
"Waktu hari senin pernah 'kan ada di ruang kerja Papa?" tanya Papa.
Glacier berhenti mengorek-ngorek isi rak nya ketika mendengar pertanyaan itu.
Frostfire mengangkat satu alisnya. Mungkin ini bisa membuat Glacier mengingat sesuatu.
"Ah iya! Waktu itu pernah minta revisi proposal." Glacier bergegas keluar dari kamarnya.
"Eh eh, jangan berantakin ruangan Papa, loh ya!" seru Papa.
Frostfire terkikik melihat itu. "Berantakan dalam waktu sepuluh menit lagi, Pa."
Papa menepuk punggung anaknya dengan sedikit kencang.
![](https://img.wattpad.com/cover/256967102-288-k252541.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA [OG]
Short StoryAsmaraloka artinya dunia kasih sayang. Dunianya Frostfire itu Glacier, begitupun Glacier yang menganggap Frostfire itu segalanya. • Frostglace SIBLINGS AREA • NOT BL • BROTHERSHIP • MURNI BUATAN SENDIRI • DON'T COPY MY BOOK (alias gua ngintai ya) St...