10 - NICHOL

1.1K 409 197
                                    

Rev 8 des 2022
🦋
Happy Reading
-
-
-

"To the point, gue mau lo terima perjodohan kita."

Nichol tertegun dengan ucapan Rain. Ia berusaha menyembunyikan kekagetannya, sesaat cowok itu tak bisa merespon. 

"Alasannya?"

"Gak ada alasan. Gue cuma mau lo terima perjodohan kita. Seenggaknya sampai lulus nanti, abis itu kita pisah."

Nichol tersenyum kecut, ia bertolak pinggang, "Lo pikir perjodohan kita mainan? Gak bisa kayak gitu lah."

"Gue tau. Tapi gue pengin lo nerima perjodohan kita, urusan bertahan nggaknya itu gimana nanti."

"Alasannya apa?" Nichol mengulang pertanyaan yang sama.

"Gak ada alasan! Gue mohon sama lo, lo terima perjodohan ini." kukuh Rain pada pendiriannya.

"Gue nggak akan terima kalau gue nggak tau apa alsannya." Nichol juga kukuh pada pendiriannya.

Rain terdiam sejenak. Ia menatap wajah Nichol yang datar, memperhatikan setiap inci karya Tuhan itu, rahangnya yang tegas, hidungnya yang sedikit mancung, mata coklatnya yang cerah membuat cowok itu terlihat hampir sempurna.

"Terserah. Yang penting gue udah mohon sama lo, lo terima perjodohan ini."

Ia pergi meninggalkan Nichol begitu saja menuju kelasnya. Sedangkan yang di tinggalkan hanya bisa diam berpikir apakah Rain mengatakanya secara sungguh-sungguh dalam keadaan sadar atau hanya sebuah candaan.

-🌙-

Setelah 2 pelajaran terlewati akhirnya bell istirahat pun berbunyi. Selama jam pelajaran berlangsung Rain tidak mendengar bahkan memperhatikan guru yang sibuk menerangkan. Ia hanya menusuk nusuk penghapus dengan pensil sampai bolong alias berlubang.

Entah apa yang ada di pikiran anak itu. Di wajahnya sangat terlihat sekali ada beban yang ditanggung.

"Lo gapapa Ra?" tanya Cassie ketika melihat Rain yang tak seperti biasanya.

"Gapapa, emang kenapa?"

"Sakit?"

Rain menggeleng.

"Yaudah, ayo kantin." ajak Cassie seraya berdiri menarik tangan Rain.

"Gue nggak dulu deh. Males ketemu si singa." jawabnya tanpa minat.

Singa yang dimaksud Rain adalah Poppy.

"Yakin?" Cassie memastikan.

Rain hanya mengangguk tanpa berniat menjawab, ia lalu menenggelamkan kepalanya di atas meja dan perlahan memejamkan matanya mencoba untuk tidur.

Hari ini tidak ada minat dan niat sedikit pun untuk melakukan sesuatu, rasa malasnya datang secara tiba-tiba sesaat setelah Agra memberikan sebuah surat titipan untuknya dari Eyang.

Rain masih memikirkan bagaimana jika dirinya harus benar benar menikah di usia yang terbilang sangat muda? Bagaimana jika ia menikah lalu bercerai dan menjadi janda di usia yang sangat dini? Rain masih ingin menikmati masa remajanya dengan kesendirian dan menikmati waktu dengan bebas tanpa ada yang melarang.

NICHOL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang