Pagi ini sangat berbeda dengan pagi sebelumnya. Dimana disetiap pagi biasanya akan selalu ada riuh tawa candaan dari seorang yang dirindukannya.
Kini semua itu hanyalah mimpi ditidur siang hari. Bahkan untuk mewujudkan adalah hal yang sangat mustahil.
Sekali lagi, air mata itu menembus kelopak mata dan perlahan turuh ke bawah. Beribu kenangan yang yang tersimpan apik dalam memori mulai saling berebut untuk memperlihatkan kenangan manis yang pernah dialaminya.
Tak ada lagi tawa, tak ada lagi candaan, tak ada lagi omelan.
Baiklah, ini mungkin akan terbiasa suatu hari nanti. Ini hanyalah awal, bukan akhir!
~~
Langkah kecil itu menusuri jalan sunyi. Melangkah dengan harapan akan kebahagiaan. Setiap langkah yang mengharapkan akan suatu keajaiban. Ini adalah rutinitas nya. Tapi mengapa hari ini terasa berat?
Melintasi hamparan luas sawah nan hijau. Menyusuri anak sungai yang membentang. Hawa dingin menusuk kulit tipisnya, tapi tak sedikit pun mematahkan semangatnya.
Kicauan burung yang merdu menambah kesan sunyi di jalan ini.
Jauh sudah ia berjalan menyusuri jalan, hingga ia sampai ke tempat tujuan.
Sebuah bangunan yang identik dengan pendidikan. Benar kata orang yang ada di desanya, bahwa hanya dia yang mampu melanjutkan jenjang pendidikan sampai akhir. Bahkan teman-teman di desa nya sudah banyak yang menikah.
Ini semua adalah bentuk dari perjuangan menggapai mimpinya. Dengan tekat dan usaha yang membara akhirnya tibalah hari ini, hari kelulusan SMA yang akan menentukan kemana ia akan melangkah. Sebuah senyuman pun terukir di wajah indahnya.
~~
"Baiklah tanpa membuang waktu lama, kita akan mengumumkan siapa yang akan mendapat juara umum di tahun ini. Untuk kepala sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan untuk membacakan daftar siswa berprestasi tahun ini!"
Ucapan dari MC tersebut mampu membuat semua yang hadir di sini tegang. Terlebih lagi sang gadis kecil yang sudah mengeluarkan keringat dingin sedari tadi.
"Terima kasih untuk MC yang telah memandu acara ini. Saya disini akan membacakan urutan juara umum dimulai dari juara umum 3 dulu ya..." Kepala sekolah sudah bersiap untuk membaca kan deretan siswa berprestasi.
"Siska Sarita..."
"Selamat atas prestasi mu ini. Silahkan maju kedepan!" Ucap MC setelah kepala sekolah membacakan siapa yang mendapat juara umum 3.
Siswa atas nama tersebut pun melangkah perlahan menuju panggung.
"Juara umum 2 adalah..."
"Delisa Neswari.."
Nama yang dipanggil dipersilahkan untuk maju ke depan.
Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Dimana siswa yang mendapat juara umum akan dipanggil. Suara riuh dari tamu pun mulai memadati ruangan. Mereka bisik membisik tentang siapa yang akan maju ke depan selanjutnya.
"Pasti udah nggak sabar ya nunggunya?.." Para audien pun mengangguk kan kepala penasaran.
"Untuk juara 1 umum jatuh kepada......"
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Rindu (Hiatus)
Fiction généraleJujur, aku merindukannya. Sangat-sangat rindu terhadapnya. Baginya, aku adalah hujan. Disaat dia berjalan, dia akan singgah, atau justru ia menebus air untuk menuju tempat pulang.