10. Pingsan

145 139 59
                                    

Jika memang takdir tidak mengizinkan kita untuk bersama, maka kita bisa apa? Hanya bisa menerimanya dengan ikhlas. Itu saja.

_____

Happy Reading
.
.
.

Beberapa hari berlalu, akhirnya kini Indi sudah diperbolehkan pulang. Saat ini, Luna sedang menunggu Gery yang akan mengantarkan mereka pulang. Sebenarnya Luna merasa tidak enak karena terus merepotkan Gery. Gery setiap hari tidak pernah absen menemani dirinya di rumah sakit.

Tak berapa lama, pintu terbuka menampilkan Gery yang baru saja masuk. "Udah siap semua Lun?"

"Udah."

"Ayo Ma, Luna bantu." Luna hendak membantu Mamanya untuk turun dari ranjang, namun dengan cepat Indi menepis tangan Luna.

"Nggak usah. Saya bisa sendiri."

Luna berusaha untuk tersenyum menatap Indi. "Mama dibantu sama Gery aja ya, kalau nggak mau sama Luna. Ger, bantuin ya?"

Gery mengangguk dan langsung membantu Indi untuk melangkah. Luna mengikuti dari belakang dengan tangan yang menenteng beberapa keperluan Indi. Dari sini, Luna tersenyum memandang punggung Mamanya. Ingin rasanya Luna merasakan pelukan hangat dari Mamanya itu.

"Luna janji, akan terus berusaha cari kak Maudy kemanapun." Ujarnya lirih.

Langkahnya terhenti ketika sudah sampai di depan mobil Gery. Gery sedang membantu Indi untuk memasuki mobil. Setelah selesai, Gery menutup pintu mobil.

Luna menepuk pundak Gery pelan membuat sang empu menoleh dan menaikkan sebelah aslinya seolah bertanya apa?

"Ger, tolong anterin Mama ya. Gue ada urusan, jadi gue nggak bisa ikut pulang. Ini tasnya gue taruh di belakang ya."

Luna membuka pintu bagian belakang mobil dan menutupnya kembali.

"Emang lo mau kemana?"

"Mau ke temen. Ngerjain tugas." Luna bohong. Tidak ada tugas yang perlu di kerjakan lagi. Semua tugas yang akan dikumpulkan dalam waktu dekat sudah ia kerjakan semua. Sekarang ia hanya ingin mencari keberadaan kakanya. Luna sengaja tidak memberitahu Gery, karena ia tidak ingin terus menerus merepotkan Gery.

"Gue anter."

"Enggak. Nggak usah. Gue bisa mesen ojek nanti. Lo tenang aja, gue bakalan pulang dengan selamat. Gih, sana lo. Kasihan Mama udah nunggu."

"Ya udah. Hati-hati, pulangnya jangan larut malam."

Sebelum berbalik, Gery menyempatkan untuk mengusak rambut Luna yang sontak langsung membuatnya mendengus kesal.

Selepas kepergian mobil Gery, Luna mulai melangkah kemanapun kakinya membawa. Tetapi sebelum itu, ia membuka casing hp nya dan mengeluarkan foto Maudy yang selalu ia simpan disana.

Sepanjang jalan, Luna terus menanyai orang-orang di sekitarnya. Mulai dari yang muda sampai yang tua.

"Permisi, Bu. Saya mau numpang nanya. Apa Ibu pernah melihat orang di foto ini?" Luna menunjukkan foto Maudy kepada seorang ibu-ibu.

(Not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang