Part 40

397 72 0
                                    

Lomba pun dimulai. Satu kali pertandingan akan diwakili enam kelas yang dipilih secara acak. Lomba berlangsung sangat heboh, ternyata lomba kali ini tidak begitu buruk, pikir mereka. Lomba pertama diisi oleh kelas, sepuluh IPA-3, sebelas Bahasa-1, sebelas Bahasa-6, dua belas IPA-2, dua belas IPS-3, dan sebelas IPA-3.

Brandon dan Gelin yang menjadi perwakilan kelasnya sudah berada di area. Begitu juga Abigeal yang pastinya sudah stand-by untuk melihat kekasihnya itu. Kadang dia juga berharap kalau nantinya naik kelas, dia bisa satu kelas dengan Brandon.

Saat peluit dibunyikan, semua peserta sudah mulai mengambil bola kasti yang akan dipindahkan keseberang dan menggendong wanitanya dengan sigap. Brandon tidak begitu kewalahan seperti yang lainnya, dia bahkan pernah membawa hal yang lebih berat dari Gelin. Permainan ini dilangsungkan dengan aturan waktu 3 menit dan nantinya panitia akan menghitung jumlah bola yang berhasil dikumpulkan.

Gelin yang melihat kehadiran Abigeal mencoba untuk memanasinya. Dia mengalungkan tangannya di leher Brandon dan membenamkan wajahnya di dada bidang milik Brandon. Tentu saja Abigeal tidak senang melihat itu. Andai saja tidak dalam keramaian, Abigeal pasti meneriaki Gelin, tapi takut malu-maluin.

'Dasar! Itu si Galon ngapain sih, peluk-peluk cowok gue? Sesuai amat sama namanya Galon (Gadis Lonte)!' caci Abigeal dalam hati karena merasa kesal.

Saat itu, kelas sebelas Bahasa-6 tidak sengaja menjatuhkan bola mereka. Dalam waktu yang bersamaan, bola itu menggelinding ke bilik lawan kelas dua belas IPS-3. Secara tidak sengaja perwakilan kelas itu menginjak bola kasti yang menggelinding, sehingga mereka terjatuh dengan bunyi yang sangat keras. Sontak Abigeal tertawa melihat itu dan sejenak lupa dengan kekesalannya kepada Gelin.

Begitu pertandingan selesai, panitia mulai menghitung bola. Dengan jumlah yang paling banyak akan bisa maju kebabak selanjutnya. Bola yang berhasil dikumpulkan Sepuluh IPA-3 sebanyak empat buah, sebelas Bahasa-1 sebanyak lima buah, sebelas Bahasa-6 sebanyak tiga buah, dua belas IPA-2 sebanyak tiga buah, dua belas IPS-3 sebanyak dua buah, dan sebelas IPA-3 sebanyak enam buah. Sudah dipastikan Brandon dan Gelin yang masuk kebabak selanjutnya.

Pertandingan selanjutnya adalah kelas, Sepuluh Bahasa-3, sepuluh IPS-1, sebelas IPS-2, sebelas IPA-1, dua belas IPS-1, dan dua belas Bahasa-4. Di mana hanya kelas Abigeal satu-satunya yang dari jurusan IPA, tapi itu tidak akan membuatnya dan Dion menyerah sebelum berjuang.

Saat peluit ditiup, Abigeal langsung mengambil satu bola dan Dion segera menggendongnya. Benar kata Adrian, lari Dion memang cukup cepat bahkan dengan membawa beban yang cukup berat. Di sisi lain, kali ini Brandon yang menyaksikan Abigeal berada digendongan Dion. Ada sedikit rasa panas dihatinya melihat itu, padahal dia sendiri tadi juga menggendong orang yang dicintainya.

Tampak kelas dua belas Bahasa-4 mencoba untuk curang dengan membawa dua bola sekaligus. Untunglah panitia lomba melihatnya dan menyatakan dua belas Bahasa-4 didiskualifikasi. Suara teriakan dari penonton yang menyemangati kelas mereka masing-masing menambah keseruan dalam permainan ini.

Abigeal yang berada dalam gendongan Dion kini bisa mendengarkan suara napas Dion yang memburuh tak karuan. Bahkan suara detak jantungnya yang tidak stabil juga terdengar jelas karena berlari sambil menggendon Abigeal. Abigeal menoleh ke wajah Dion yang sudah berkeringat, bahkan saat Dion berkeringat pun masih terlihat sangat manis di mata Abigeal.

Sejenak Abigeal berpikir, 'Ya, ampun! Manis bang---' saat itu juga satu tetes keringat Dion menetes tepat di mulut Abigeal yang sedikit terbuka, '---sat,' sambung Abigeal dalam hati saat merasakan air asin yang masuk kedalam mulutnya. Terpaksa Abigeal menelannya agar tidak mengganggu konsentrasi Dion.

Saat waktu telah habis, panitia mulai menghitung jumlah bola yang berhasil dikumpulkan setiap anggota perlombaan. Abigeal yang sudah diturunkan Dion langsung berlari keluar dan menuju toilet. Dion yang heran melihat Abigeal mencoba untuk diam saja sambil menunggu pengumuman siapa yang mengumpulkan bola baling banyak.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang