Jeno kaget, tentu saja.
Perihal Jaemin yang mencium bibirnya itu tidak ada sama sekali dalam skenarionya.
Dan begitu Jaemin melepas ciuman mereka, Jeno tersenyum cerah.
Cerah sekali sampai kedua matanya ikut tersenyum.
"Makasih, Na."
Dan setelah mengatakan itu, Jeno kembali mencium Jaemin.
Bukan ciuman menuntut. Tidak ada pula nafsu. Hanya ciuman yang ingin Jeno berikan dengan penuh cinta kepada Jaemin.
Setelah Jaemin menepuk-nepuk dadanya pertanda ia yang kehabisan napas, Jeno melepas ciuman mereka.
Jeno memeluk Jaemin kencang. Menenggelamkan kepala kekasihnya itu di dadanya.
"Hiiiih! Gemes banget sih pacar akuuuu!"
"Uhuk! Uhuk! Mas! Ndak bisa napas aku!"
"Hiih! Bodo amat, sini tak kekep sampe pagi!"
"Uhuk! Mas! Aku bisa mati!"
"Nih pindah ke ketekku biar gak jadi mati!" ucap Jeno sambil memindahkan kepala Jaemin ke ketiaknya.
"Uhuk! Uhuk! Mas Jeno! Heh!"
"Hahahahha! Rasakan ketiakku!"
...
end apa lanjut nih enaknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
odayaka | nomin drabble
Fiksi PenggemarKisah cinta Jeno si ketua tim dan Jaemin si anak magang di sebuah Studio Arsitek yang ada di Jogja. [⚠️] nomin, bxb, lokal [✎] drabble (only 100-200 words per chap) [❥] fluff [⚠️] there are some harsh words in java