Pencarian Lucy 2

35 1 0
                                    

Lo sebenernya kemana sih? Jangan buat gua khawatir - Ace

Sementara Lucy dan Farid sedang berdiskusi tentang rencana untuk melarikan diri, Ace terus mencari di sekitar hutan. Hatinya penuh dengan harapan bahwa dia akan menemukan Lucy. Setiap kali dia mendengar suara gemerisik, dia bergegas ke arah suara itu, berharap itu adalah Lucy. "Aku tidak bisa menyerah. Dia pasti masih hidup dan menungguku," pikirnya.

Farid menjelaskan kepada Lucy tentang bahaya di hutan dan bagaimana cara melindungi diri. "Kita tidak bisa lengah. Jika wanita itu kembali, kita harus siap," kata Farid dengan serius, tatapannya tajam dan waspada. Lucy mengangguk, menyadari bahwa keadaannya masih berbahaya. Namun, rasa nyaman yang dia rasakan di pondok kecil itu memberi sedikit ketenangan. Dia melihat keluar jendela, memperhatikan bayangan pepohonan yang bergerak di bawah cahaya bulan, dan berpikir tentang kehidupan yang menunggu di luar sana—kehidupan bersama Ace.

"Farid, terima kasih telah membantuku," kata Lucy, suaranya penuh rasa syukur. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi tanpamu."

Farid tersenyum lembut. "Jangan sebut itu. Kita semua berhak mendapatkan kesempatan kedua," jawabnya, menatap Lucy dengan tulus. Dalam keadaan seperti ini, dia merasa ada ikatan yang terjalin di antara mereka, meskipun mereka berasal dari dunia yang berbeda.

Malam itu, mereka bertukar cerita tentang masa lalu mereka. Lucy menceritakan tentang kehidupannya di istana, bagaimana dia bertemu Ace, dan cinta yang tumbuh di antara mereka. Farid mendengarkan dengan seksama, terpesona oleh kisah cinta yang tulus. Di sisi lain, Farid juga berbagi tentang kehidupannya sebagai seorang pelarian, bagaimana dia berjuang untuk bertahan hidup dan berusaha melindungi orang-orang yang ia cintai.

Saat mereka berbicara, Ace terus menyusuri jalan setapak di hutan. Dia merasa semakin dekat dengan Lucy. "Aku harus menemukanmu, Lucy," bisiknya pada diri sendiri. Setiap langkahnya terasa semakin berat, namun harapan yang menyala di hatinya membuatnya tidak berhenti.

Tiba-tiba, dia melihat cahaya dari kejauhan. "Itu pasti tempat seseorang bersembunyi," pikir Ace. Dengan cepat, dia menuju arah cahaya, berharap bisa menemukan Lucy di sana. Hatinya berdebar kencang, membayangkan wajah Lucy yang cerah dan senyumnya yang menenangkan. Dia berdoa agar waktu tidak mempermainkannya, agar dia tidak terlambat.

Ketika Ace semakin dekat, dia mendengar suara Farid dan Lucy berbicara. Dia berhenti sejenak, menunggu untuk memastikan bahwa itu benar-benar mereka. Dan ketika dia melihat sosok Lucy, hatinya berdebar-debar, campuran antara kegembiraan dan kecemasan. "Lucy!" teriak Ace, suaranya penuh harapan dan kecemasan.

Lucy berbalik, dan wajahnya terlihat terkejut dan gembira. "Ace! Kau di sini!" Dia berlari menghampiri Ace, memeluknya erat. Air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Aku sangat senang kau datang."

Farid juga memperhatikan mereka berdua, menyadari bahwa cinta di antara mereka begitu kuat. Dia merasa terharu dan bersyukur karena bisa membantu Lucy. "Kita tidak bisa tinggal di sini terlalu lama," kata Farid. "Wanita itu mungkin masih mencarimu."

Ace menatap Lucy, merasakan ketakutan dan kebahagiaan bercampur. "Aku tidak akan membiarkan dia menyakitimu lagi," katanya tegas. "Kita harus pergi sekarang." Dia meraih tangan Lucy dan menggenggamnya erat, merasakan ketegangan di antara mereka.

Mereka bertiga meninggalkan pondok, berusaha berjalan dengan cepat tetapi hati-hati. Dalam perjalanan, Lucy memberi tahu Ace tentang semua yang terjadi, dan Ace mendengarkan dengan seksama. "Aku tahu bagaimana rasanya merasa terjebak," kata Ace, suaranya lembut. "Tapi sekarang kau sudah aman. Aku tidak akan membiarkan siapa pun mengambilmu dariku lagi."

The Prince AceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang