10• MULAI DEKAT

7.5K 1.3K 694
                                    

Happy reading guys!

Play mulmed di atas!

Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian semua! ❤

***

10. MULAI DEKAT

Sepulangnya dari diskotik tersebut. Jendral langsung membawa pergi Scarlett dari sana. Cowok itu kini tengah menyetir mobil sport yang dia ambil dari ajudan ayahnya. Sementara di kursi penumpang sampingnya Scarlett tak berani bersuara sejak tadi melihat marahnya Jendral. Perempuan itu memakai jaket milik Jendral di tubuhnya. Ia meringis melihat tangan Jendral yang terluka karena meninju lelaki tadi.

"Kenapa lo bisa sampai ada di sana?" tanya Jendral dingin.

Scarlett berdeham sejenak. "Gue baru balik kerja terus mereka tiba-tiba aja menarik gue buat ikut mereka. Awalnya gue gak mau cuman mereka maksa dan bilang kalau mereka itu adalah suruhan bokap lo makanya dengan ragu gue ikut mereka."

"Bodoh!" Jendral menggeram, memukul stir mobil dan menatap tajam Scarlett. "Lo tuh bodoh atau apasih?! Cewek polos aja pasti gak bakal mau main ikut-ikut aja sama cowok-cowok kaya mereka. Tapi lo!" bentaknya.

Scarlett berdecak marah. "Gue gak main ikut-ikut aja sama mereka. Mereka maksa!"

"Harusnya lo telpon gue dulu!" balas Jendral marah.

"Mana sempat!" kata Scarlett dengan nada tingginya. "Gue udah keburu panik." emosi Scarlett.

"Anak kecil aja di kasih permen nolak." gerutu Jendral sinis.

Napas keduanya menderu akibat saling membalas ucapan dengan emosi meledak-ledak. Melihat lampu lalulintas berubah hijau Jendral mulai melanjutkan mobilnya. Membiarkan Scarlett yang tengah mengumpatinya.

"Mulai besok gue bakal anter sama jemput lo." ujar Jendral membuat Scarlett menoleh.

"Maksud lo?"

"Iya pokoknya kemanapun lo pergi harus sama gue." jawab Jendral.

"Apa?" tanya Scarlett.

"Kenapa emangnya? Gue itu disini buat jagain lo. Biar gimanapun lo tanggung jawab gue sekarang." ujar Jendral.

"Jendral." panggil Scarlett lembut. "Lo.. makin hari makin aneh ya?"

"Gila kali lo! Masa tiap hari gue pergi lo harus ngintilin gue? Sumpah gue makin gak paham sama lo. Siapa sih yang nyuruh lo buat jagain gue?" ujar Scarlett kesal.

Jendral menegang, lalu kembali seperti semula. "Lo gak perlu tau."

"Gue perlu tau! Karena ini berhubungan sama gue."

"Buat apa? Gausah. Lo itu cuman perlu duduk manis biar semuanya gue yang urus." kata Jendral dengan seenaknya.

"Lo tuh ngeselin banget ya jadi cowok." cibir Scarlett bersedekap dada. Menatap jalanan. Namun Jendral tidak menjawabnya.

"Kita ke apartemen gue dulu." ujar Jendral.

"Mau ngapain?!" tamya Scarlett terkejut. Pikirannya sudah melayangkan kemana-mana.

Jandral berdecih. "Lo gak mungkin pulang dengan pakaian seksi kaya gitu. Emangnya lo mau nyokap lo mikir yang nggak-nggak?"

Scarlett terdiam sejenak, sebelumnya akhirnya mengangguk. Benar juga. Yang ada sesampainya di rumah. Ibunya pasti langsung mengomelinya dan memarahinya habis-habisan. Bisa-bisa ia dipikir habis jual diri.

"Tapi kenapa harus di apartemen lo?" tanya Scarlett ragu.

"Di sana gue masih nyimpen baju almarhumah nyokap gue. Lo bisa pakai." jawab Jendral.

JENDRAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang