Sudah lebih dari tiga menit meeting selesai, ruangan meeting bahkan sudah sepi namun tinggal Bianca yang masih duduk bersama dengan Aryo yang duduk dihadapannya. Sudah hampir 5 menit Bianca ditatap oleh Aryo, entah apa yang dipikirkan pria itu bahkan sesekali dia menatap ke arah dadanya. Bianca berpikiran bahwa pasti hari ini dia akan dipecat.
"Kamu mau menggoda saya?" Aryo akhirnya membuka suara. Namun pria itu bukan menatap mata lawan bicaranya melainkan menatap kedua gundukan Bianca yang sedikit terlihat karena dua kancing bajunya terbuka.
"Ha? Tidak! Bagaimana mungkin saya menggoda bapak." Sahut Bianca, cewek itu memang tidak ingin menggoda bos nya itu namun dia sendiri yang malah tergoda hanya melihat gundukan Bianca.
"Kamu tidak mau mempraktikkan apa yang kamu tonton kemarin malam?"
Bulu kuduk Bianca seketika berdiri saat Aryo datang mendekat dan mengelus belahan payudara nya. Bianca cuma bisa membeku saat tangan Aryo mengelus dadanya.
Kursi Bianca sudah mengarah pada Aryo yang kini berjongkok dihadapan Bianca. Tangan Aryo mengelus paha mulus Bianca yang terpampang dan akan masuk kedalam rok Bianca namun cewek itu langsung mendorong Aryo hingga terlentang dilantai kemudian duduk diperut rata Aryo.
"Jika bapak sudah memulai, saya yang akan mengakhiri." Bianca tersenyum lebar kemudian tertawa. Cewek itu membuka seluruh kancing bajunya lalu ia buang ke sembarang arah.
"Bukankah saya yang juga harus mengakhirinya?" Tanya Aryo tersenyum bahagia. "Saya ingin mencoba gundukan besarmu ini." Lanjut Aryo sambil meremas kuat kedua payudara Bianca hingga cewek itu mengerang nikmat. "Ahh~"
"Tapi tidak baby, aku lah yang harus mencoba benjolan besarmu ini." Bianca tersenyum sembari mengelus dan sesekali meremas kejantanan Aryo hingga si pemilik mengerang nikmat. "Eung...kalau begitu puaskan dulu dia baby."
Setelah mendapat persetujuan dari Aryo, Bianca langsung membuka celana Aryo hingga kejantanannya menyembul keluar. Milik Aryo benar-benar sangat besar namun belum terlalu tegang. Bianca punya ide untuk membangunkan adik kecil Aryo dan langsung mengocok kejantanan Aryo dengan gerakan pelan.
"Eungh...ahh...fashter baby aah..." Pintah Aryo disela desahannya. Tangan Bianca juga semakin mempercepat kocokan nya di kejantanan Aryo hingga ia rasakan kejantanan Aryo mulai menegang. Bianca semakin semangat kemudian ia melebarkan kedua kaki Aryo, kemudian dia dekatkan mulutnya ke milik Aryo kemudian ia masukkan ke mulut. Perlahan Bianca memajukan mundurkan kepalanya hingga kejantanan Aryo keluar masuk didalam mulut Bianca.
"Kau ahh...eunghh tau yang kusuka baby."
Bianca mulai merasakan milik Aryo membesar seperti ingin mengeluarkan sesuatu, dia menghentikan aktifitas nya dengan kejantanan Aryo hingga membuat pria itu marah. Bagaimana tidak, dia mau klimaks namun Bianca menghentikan kocokan nya di kepemilikannya.
"Kenapa dilepas?!" Aryo langsung meraih kejantanannya lalu mengocok nya agar cairan itu keluar namun tangannya segera ditepis oleh Bianca kemudian cewek itu memasukkan kejantanan Aryo kedalam roknya. Bianca sengaja menggesek milik Aryo ke miliknya nya yang masih tertutup cd dan mencium perut rata Aryo kemudian beralih ke leher pria itu hingga membuat tanda kepemilikan disana.
Tangan Aryo tidak tinggal diam. Ia membuka kancing rok yang dikenakan Bianca dan langsung memasukkan jarinya kedalam kewanitaan Bianca kemudian mengocok nya dengan perlahan. "Eunghh..."
"Faster aah ahhh..." Racau Bianca, padahal yang masuk kedalam miliknya hanya jari Aryo namun itu sangat nikmat untuknya, rasanya ia ingin minta lebih dari perlakuan Aryo.
Namun langkah kaki menghancurkan suasana kenikmatan yang mereka lakukan. Bianca sangat panik namun Aryo masih bersikap tenang bahkan jarinya masih berada di dalam kepemilikannya. Ia mencoba mengeluarkan tangan Aryo dari kewanitaannya namun Aryo malah kembalu mengocok miliknya hingga ia harus menahan desahan.
"Permisi pak, saya mau meminta tanda tangan. Apakah saya boleh masuk?" Tanya seorang wanita dari balik pintu sesudah mengetuk pintu.
"Kamu letakkan di meja Bianca saja dulu nanti saya tanda ta
ngani." Sahut Aryo yang masih mengocok milik Bianca, ia sangat senang melihat ekspresi Bianca yang menahan desahan.
"Bagaimana? Kita lanjut?" S
Tanya Aryo setelah mendengar langkah kaki keluar, Aryo menghentikan aktifitas nya dan tersenyum menatap Bianca."Saya harus bekerja." Bianca bangkit dari tubuh Aryo, memperbaiki rok nya dan kembali memasang bajunya yang ia buka tadi. Saat mau berjalan keluar, Aryo menahannya kemudian meletakkan tangan Bianca ke penis nya. "Kita lanjut dan saya yang akan memuaskanmu."
🔥
Malam ini Bianca tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan. Kali ini ia tidak meriksa seluruh ruangan terlebih dahulu karena ia sudah sangat kepingin menonton.
Baru saja mau memulai, ia mendengar suara pintu ruangan Aryo terbuka dan ia mendapatkan Aryo yang sedang berjalan mengarah padanya. "Nonton lagi? Apa gak lebih baik dilakukan saja?" Tanya Aryo menggoda Bianca.
"Oke, kalau memang itu yang bapak mau." Jawab Bianca yakin. Ia berjalan mendekat pada Aryo dan langsung menyambar bibir bos nya itu karena memang nafsunya sangat tinggi saat ini.
"Apartemen saya dekat sini ada. Kita lakukan disana." Aryo melepas tautan kemudian berjalan keluar. Bianca segera mengikuti Aryo, dia benar-benar ingin disentuh lebih.
Bianca benar-benar tidak sabar ingin disentuh, sedari tadi ia gelisah ingin disentuh. Aryo masih fokus menyetir, dia tidak memperdulikan Bianca yang sudah ingin disentuh. Kalau tadi Aryo yang memulai, kali ini Bianca yang akan memulai. Tangan Bianca mengelus kejantanan Aryo hingga membuat pria itu terkejut atas perlakuan Bianca. Perlahan Bianca menurunkan resleting celana Aryo dan kejantanan Aryo langsung menyembul keluar. Ternyata milik Aryo sudah tegang. Bianca segera mengocok milik Aryo dengan sangat cepat.
"Eunghh...ahhh...sabar.ahh," Erang Aryo kesal. Ia segera menghentikan mobilnya dipinggir kemudian kedua orang itu berpindah ke jok belakang.
Dengan penuh nafsu kedua orang itu melepas pakaian mereka. Setelah tidak ada sehelai benang yang menutupi tubuh mereka, Aryo langsung menyerang kedua gundukan Bianca.
Aryo memilin puting Bianca dan tangan nya meremas gundukan Bianca yang satunya. "Remaash lebih kuath ahh..." Disya ikut meremas gundukan nya.
Perlahan ciuman Aryo turun kebawah hingga sampai pada area paling sensitif Bianca. Aryo menciumi daerah kewanitaan Bianca. Tanpa diberi aba-aba Bianca langsung melebarkan kakinya agar Aryo lebih leluasa
"Eunghh...ahh masukkan lidah mu baby...aahh." Bianca mengerang nikmat saat Aryo memasukkan lidahnya kedalam, mengeluar masukkan lidahnya hingga beberapa kali. Tangan Aryo juga tidak tinggal diam, ia meremas dan memainkan puting Bianca dengan sangat brutal.
Tidak ingin hanya merasa nikmat sendiri, Bianca meraih kejantanan Aryo kemudian meremas kejantanan Aryo dengan gemas. Aryo merasa nikmat namun ia tidak bisa mendesah karena mulutnya bermain dengan kewanitaan Bianca.
"Masukkan eungh lebih dalaam!" Bianca benar-benar sudah tidak tahan. Ia ingin lebih, bukan hanya lidah Aryo yang masuk karena lidah Aryo kurang panjang. Aryo menghentikan aktivitas nya kemudian tersenyum pada Bianca.
"Kau mau lebih dalam, hmm? Baiklah."