27 - Tak Ada Harapan? ❄

321 15 1
                                    

Menangis bukan berarti lemah, justru itu bisa buat kamu satu tingkat lebih kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menangis bukan berarti lemah, justru itu bisa buat kamu satu tingkat lebih kuat

Aletha memasuki pekarangan rumahnya dengan langkah gontai, terlihat hanya mobil kakaknya yang terparkir rapi di depan garasi. Itu berarti kedua orangtuanya sedang tidak berada di rumah. Kemana mereka? biasanya jam segini keluarganya pasti menghabiskan waktu bersama dengan berkumpul di ruang keluarga sambil menunggu adzan Maghrib.

Langkahnya membawa ke depan pintu masuk, tapi sebelum menyentuh gagang pintu ia berbalik. kemudian berjalan ke arah kolam kecil yang berada di pekarangan rumahnya. Terdengar suara gemericik air yang jatuh ke kolam, menimbulkan melodi suara yang indah dan sangat menenangkan.  Ada jembatan kecil di tengan kolam tersebut, Aletha berjalan ke arah jembatan kecil, berjongkok di depan kolam mengambil sebuah botol yang berisi makanan ikan kemudian menamburkannya ke kolam. Memberi makan ikan ikan kecil yang terlihat sangat kelaparan.

" Laper banget ya, sampe rebutan gitu," seru Aletha tersenyum menatap ikan ikan yang tengah berebutan mengambil makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Laper banget ya, sampe rebutan gitu," seru Aletha tersenyum menatap ikan ikan yang tengah berebutan mengambil makanan.

" Kadang hal yang jadi rebutan emang susah ya buat di dapetin," sambungnya sambil tersenyum kecut membayangkan sosok Arka yang ibarat sebuah umpan.

Aletha menatap kembali ke arah kolam menyaksikan ikan ikan yang kembali berenang karena makanan yang diberikannya sudah habis tanpa tersisa.

" Apa kak Arka sesalah itu ya karena udah jadiin aku sebagai pacar? "

" Setidak pantas itu ya aku jadi pacar kak Arka? " Serunya pada diri sendiri

Terdengar suara pintu utama terbuka, Aletha membalikkan tubuhnya ke arah pintu. Di dekat pintu terlihat Raka, sang kakak yang berdiri di sana sambil menatap kearahnya bingung.

" Dek, ngapain kamu disitu. Udah mau Maghrib, buruan masuk. Baru aja kakak mau jemput kamu. Tumben jam segini baru pulang."

" Lagi kasih makan ikan dulu kak, kasihan laper."

" Buruan masuk."

Aletha berdiri dari tempatnya kemudian berjalan ke arah sang kakak yang sedang menunggunya di depan pintu.

Aletha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang