TERKEJUT

3K 549 147
                                    

Thea mengernyitkan dahinya ketika cahaya matahari mengusik tidurnya.

"Bangun." Mendengar suara itu, sontak Thea langsung membuka kelopak matanya. Sedetik kemudian, ia bangkit dari tidurnya.

Tidak jauh dari tempatnya berada, berdiri sosok laki-laki bertubuh tinggi dan tegap. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Sorot matanya menatap tajam ke arah Thea.

"Lo si-siapa?" tanya Thea takut seraya memegang erat selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

"Jack," balas laki-laki itu datar tanpa ekspresi. "Cepat mandi dan ganti pakaianmu."

"Gue pengen pulang!" Baru saja Jack hendak pergi, Thea berteriak dengan keras membuatnya kesal.

Jack menoleh lalu kembali melayangkan tatapan tajamnya pada Thea. "Cukup menurut atau kau akan tau akibatnya."

Setelah mengatakan itu, Jack langsung keluar kamar meninggalkan Thea yang diam mematung. Ia mencerna apa yang dikatakan oleh Jack barusan.

BRAKK

Pintu yang tertutup kencang menyadarkan Thea dari lamunannya. Buru-buru Thea berlari menuju pintu.

"Jack, buka pintunya!" teriak Thea seraya menggedor-gedor pintu.

Tidak lama kemudian, pintu kembali terbuka. Tiga wanita dengan pakaian yang sama masuk ke dalam kamar seraya membawa nampan berisikan baju-baju dan aksesoris.

"Luna, anda harus segera mandi. Alpha sudah menunggu anda di ruang makan," ucap wanita berambut coklat seraya menundukkan kepalanya, tidak berani menatap ke arah Thea.

"Siapa Luna? nama gue Thea," protes Thea tapi tiga wanita itu hanya diam saja, tidak menanggapi ucapannya membuat Thea kesal tentunya.

"Ini dimana?"

"Anda berada di Shadow Pack Luna," jawab wanita berambut blonde.

Thea mengernyitkan dahinya. "Shadow Pack? apa itu?"

"Sebaiknya anda harus segera mandi Luna, Alpha paling tidak suka menunggu lama," ucap wanita berambut blonde tanpa menjawab pertanyaan Thea.

Thea mendengus. Menurutnya, wanita berambut blonde sangat menyebalkan. Apa susahnya tinggal menjawab pertanyaannya?

"Dimana kamar mandinya?" tanya Thea dengan nada ketus.

"Mari saya antar Luna, kami akan memandikan anda," balas wanita berambut hitam.

Thea melotot. Sontak dia menggelengkan kepalanya. "Tunjukkin aja, gue bisa mandi sendiri!"

Ketiga wanita tersebut saling berpandangan, seolah-olah seperti sedang berdiskusi. Tidak lama kemudian, wanita berambut coklat mengantarnya menuju kamar mandi.

Kini Thea telah berada di kamar mandi. Ia berdiri tepat dihadapan cermin. Beberapa detik kemudian, Thea mengernyitkan dahinya ketika melihat bercak merah di sekitar lehernya.

Thea memutar kran wastafel. Ia mencoba menghilangkannya dengan air. Tapi usahanya nihil, bercak merah tersebut tidak hilang sama sekali.

Sepertinya bercak merah tersebut karena gigitan serangga, pikirnya. Pusing dengan pikirannya sendiri, Thea memutuskan untuk segera mandi. Sedari tadi perutnya terus berbunyi meminta diisi.

Setelah selesai mandi, Thea segera memakai dress yang tadi diberikan oleh wanita berambut blonde. Thea memandangi tubuhnya di depan cermin besar. Dress sederhana bermotif bunga yang ia pakai terlihat sangat pas ditubuh kecilnya.

Thea menyisir rambutnya. Membiarkan rambut panjangnya tergerai sempurna. Dirasa telah rapih, Thea kembali menghampiri tiga wanita tadi.

"Dimana ruang makannya?" tanya Thea kepada tiga wanita itu.

ALPHA WOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang