Nothing Last Forever

201 27 3
                                    

Aku meletakkan pigura yang membingkai manis foto pernikahanku dengan Choi Kyuhyun. Pandanganku tak lepas dari senyum indahnya yang selalu mempesona. Senyum yang tidak pernah berubah sejak kami menikah 25 tahun.

"Appa." Aku menolehkan kepalaku kesamping ketika mendengar suara laki-laki yang memanggilku dengan sebutan appa. Ketika aku menatap siapa yang sudah memanggilku seperti itu, aku langsung tersenyum.

"Kris." Balasku memanggil menantuku itu. Aku kemudian berusaha untuk bisa duduk agar dapat menyambut kedatangan menantuku tersebut. Kris yang menyadari tindakanku, bergegas membantuku sampai aku bisa bersandar dengan nyaman di ranjang ini. Kris sendiri menarik kursi yang ada diruangan ini dan mendudukinya disamping ranjangku.

Jika ada yang bertanya dimana aku berada sekarang, jawabannya cukup sederhana. Aku sedang berada di rumah sakit, mencoba berjuang melawan penyakitku demi semua orang yang mencintaiku.

"Aku kesini ingin mengabarkan bahwa Suho-ya sudah melahirkan bayi laki-laki kami dengan selamat appa." Kata Kris antusias. Aku bisa menangkap nada kebanggaan dan kegembiraan darinya dan hal itu wajar. 

Kris dan Suho, anakku dari pernikahanku dengan Kyuhyun, sudah lama menantikan buah hati setelah 2 kali musibah keguguran yang dialami Suho. Aku tersenyum lebar menanggapi berita suka cita ini. Aku menepuk pundak menantuku tersebut, menyalurkan rasa gembiraku.

"Berarti aku akan dipanggil halboji. Oh aku merasa tua."

"Kau memang sudah tua." Suara yang kurindukan itu terdengar di telinga tuaku. Aku dan Kris melihat anak laki-lakiku yang satu lagi dengan santainya bersandar di pintu sebelum akhirnya masuk kedalam ruanganku mendekati kami berdua. 

Aku melihat Kris berdiri ketika anak itu datang menghampirinya. Mereka berdua berpelukan sesaat sebelum melepaskan pelukan itu dan Kris kembali duduk. Sedangkan dia berdiri disampingku.

"Mau apa kau kemari anak kurang ajar! Bukankah kau sudah tidak mau melihatku lagi!" tanyaku sinis. Aku sengaja memperlakukannya seperti itu.

Choi Minho, adik dari Choi Joonmyeon yang sekarang adalah Wu Joonmyeon, nama lengkap anakku, adalah anak pembangkang. Namun aku tahu itu semua adalah kesalahanku. Aku terlalu memaksakan kehendakku kepadanya. 

Aku menginginkan dia untuk meneruskan usaha keluarga kami disaat Minho sendiri ingin menjadi seorang artis. Aku berbuat seperti itu karena Suho yang tidak mau meneruskan usaha keluarga karena keinginannya untuk bisa terus mendampingi Kris, suaminya serta keinginannya untuk menjadi seorang pengajar.

Minho yang memang memiliki sifat bebas, tidak mau aku atur sehingga dia memutuskan kabur dari rumah demi mengejar cita-citanya. Tidak ada yang paham bagaimana perasaanku saat dia mengatakan bahwa dia lebih baik dicoret dari daftar keluarga Choi daripada dia tidak bisa melakukan apa yang menurutnya benar. 

Saat dia memutuskan hubungan dengan kami orangtuanya, terutama aku ayahnya, hati kami hancur. Aku dan Kyuhyun menangis dan tak henti-hentinya menyesali keegoisan dan ketidak becusan kami dalam mendidik Minho. Saat itu kami merasa kami gagal sebagai orangtua.

Namun perasaan bersalah kami sedikit demi sedikit terobati ketika kami mendengar bahwa Minho sangat sukses di dunia hiburan yang dia geluti sampai sekarang. Hanya saja, luka hati kami semakin dalam karena Minho sepertinya tidak pernah menceritakan asal usulnya kepada semua orang.

Minho tidak pernah terbuka jika ditanya mengenai keluarga dan masalah pribadinya. Dalam setiap wawacanranya dengan media, Minho hanya berterima kasih kepada Suho, bahkan Kris, tapi tidak pernah menyebutkan nama kami. Dari sana aku tahu bahwa Minho masih menyimpan rasa kesal, mungkin dendam kepadaku. Maka dari itu, aku tidak akan menggangu kehidupannya lagi.

Nothing Last ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang