Part 48

352 62 0
                                    


"Geal, gue mau jujur sama lo!"ujar Brandon yang masih memeluk Abigeal. "Sebenarnya ...."

"Stop!" potong Abigeal dan melerai pelukannya segera, "Jangan bilang kalau lo itu ... Alien atau ... makhluk halus atau ... haaaah, jangan-jangan lo itu malaikat?" tebak Abigeal.

Brandon tertawa mendengar celotehan Abigeal. "Bukan!" Brandon menarik kembali Abigeal ke dalam pelukannya, "Gue cuma mau bilang, gue sebenarnya sayang sama lo. Jadi gue mau, mulai sekarang kita pacaran sungguhan bukan sekedar taruhan doang!" tutur Brandon sejujurnya.

'Hyyaaaaa! Jangan terbang Abigeal! Jangan terbang! Lo belum punya sayap.' pekik Abigeal dalam hati dan hanya mengangguk mengiyakan ucapan Brandon.

"Hayooo! Ngapain?" Dua sosok mengerikan tiba-tiba datang dengan flash ponsel mereka dekatkan ke wajah. Padahal, tanpa flash ponsel pun, wajah mereka sudah cukup untuk menakut-nakuti orang.

Kaget bukan main, Abigeal dan Brandon seketika langsung saja melerai pelukan. Bahkan, Abigeal sampai mengeluarkan teriakan melihat dua sosok yang datang tiba-tiba.

Brandon yang juga tak kalah kagetnya dari Abigeal mencoba untuk tetap berpura-pura tidak kaget. Berlagak sok cool dihadapan kedua teman Abigeal yang merusak moment mereka berdua. Kalau saja ada penjara dua hari, mungkin Brandon sudah memusnahkan dua orang yang mengganggu malam penuh kebahagiaannya kini.

"Ngagetin gue aja lo!" omel Abigeal dan memukul mereka berdua secara bergantian.

"Ehehehe! Kesal 'kan? Kesal dong!" seru Ranggel mengolok.

"Ck! Punya teman dua kelakuannya minta ampun dah! Ya, Kesal lah" umpat Abigeal sambil menggusar kepalanya.

Seketika wajah Adrian dan Ranggel yang tadinya kegirangan karena bisa mengerjai Abigeal tiba-tiba berubah masam. "Bos, minta ampunnya sama Kak Tiffany aja, ya! Soalnya kita enggak punya ampun, Bos. Kali aja Kak Tiffany mau ngasih," ujar Adrian saat melihat Tiffany yang berdiri di belakang Brandon dan Abigeal sambil berkacak pinggang.

"Eleh! Ngapain bahas Kakak Pembina yang satu itu, udah pendek suka ngomel-ngomel lagi!" ujar Brandon yang tidak menyadari keberadaan Tiffany.

Tiffany membuka mulutnya lebar. Kata-kata Brandon mampu membuat Tiffany menjewer kuping Brandon dan Abigeal. "Ngomong apa barusan? Pendek? Suka ngomel?" teriak Tiffany yang tentunya merasa kesal.

Brandon dan Abigeal mengerang bersamaan. Sedangkan Adrian dan Ranggel hanya berdiri mematung melihat kedua orang di depan mereka sedang kena musibah.

"Eh, Kak Tiffany! Cantik bener malam ini, Kak. Abis ganti skincare ya, Kak?" Brandon mencoba mencairkan suasana dengan memuji Tiffany.

"Haa? Kamu pikir saya cantik karena skincare? Saya udah cantik dari orok tau!" omel Tiffany dan masih menjewer kuping Abigeal dan Brandon, "Kalian akan saya hukum, kalian berdua juga!" ujar Tiffany lagi dan beralih menatap Adrian dan Ranggel.

Tiffany menggiring Abigeal dan Brandon dengan tangan yang masih setia di kuping mereka. Karena Tiffany memang agak pendek, Tiffany menjadi agak kesusahan menjangkau kuping Brandon dan Abigeal yang cukup tinggi darinya.

"Gara-gara kamu, sih," ujar Abigeal menyalahkan Brandon.

"Huhuhu! Sebentar lagi telinga aku bakalan kayak udang rebus nih, Kak." rengek Brandon.

Tak peduli dengan rengekan mereka berdua. Tiffany tetap menjewernya, bahkan semakin diperkuatnya agar jewerannya lebih terasa lagi.

Sesampainya diperapian. Tiffany menyuruh mereka berempat berdiri didepannya dan juga Raka. Tiffany berkacak pinggang melihat keempat orang dihadapannya yang sudah seperti kucing kena pukul. Orang-orang yang lain tentu menatap mereka berempat bergantian. Penasaran dengan apa yang telah mereka perbuat sehingga Tiffany sampai marah.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang