Mau tidak mau, Abigeal harus ikut. Bukannya Abigeal matre, hanya saja dia memikirkan cara mengumpulkan uang dengan cepat. Untuk keinginannya pergi ke Jepang setelah lulus sekolah nanti.
"Susannnn! Susannn!" teriak Ibu tadi dengan wajah sedih.
"Ibu! Ada apa? Ada yang bisa kami bantu?" tanya Brandon lembut, entah sejak kapan dia bisa berbicara lembut seperti itu.
"Ibu lagi nyari anak ibu, anak ibu hilang! Apa kalian mau bantu cari?" tanya Ibu itu.
"Boleh, Ibu punya fotonya enggak?" tanya Brandon lagi.
Ibu itu hanya menggeleng.
"Ah, enggak apa, Bu. Kami bakal tetap bantu kok," ujar Brandon.
"Baiklah, terima kasih," ujarnya lalu tersenyum.
"Iya, Bu. Sama-sama. Ngomong-ngomong anaknya umur berapa, Bu?" tanya Brandon memastikan.
"Mungkin seumuran kalian." tebaknya.
"Namanya Susan ya, Bu? Kalau gitu, boleh dong nanti dikenalin sama saya!" seru Brandon sambil menaik-turunkan alisnya.
"Tentu, tentu. Mari kita cari!" jawabnya kegirangan dan berjalan duluan sambil memanggil-manggil nama anaknya.
Abigeal tampak menggembulkan pipinya kesal. Bisa-bisanya Brandon minta dikenalkan dengan anak ibu itu lantaran pacarnya ada di sampingnya. Abigeal tak bersuara, tapi tak juga bergerak. Dia hanya diam di tempat saat Brandon memulai langkah.
Brandon menoleh ke belakang saat menyadari Abigeal yang hanya diam. "Ayo!" ajaknya.
"Enggak!" balas Abigeal cuek.
Brandon mendekat ke arah Abigeal lagi. "Kenapa?" tanyanya heran.
"Kenapa?" tanya Abigeal balik sambil menye-menye.
Tertawa kecil, Brandon bertanya, "Kenapa, sih?" tanya Brandon lagi sambil menahan tawanya agar tidak lepas kendali.
"Dasar enggak peka! Udah jelas-jelas pacarnya ada di sini, malah minta dikenalin lagi sama anak ibunya," kesal Abigeal.
"Haha! Cemburu, ya?" goda Brandon sambil mencolek dagu Abigeal, "Cuma kenalan doang kok, bukan lamaran. Lagian kalau lamaran mah, nanti gue pasti bakal lamar lo," tambahnya lagi.
"Uhuk ... ayo cepatan! Kasihan ibunya," ujar Abigeal salah tingkah dengan ucapan Brandon dan berjalan sesegera mungkin.
Brandon hanya terus tertawa kecil dan langsung mengikuti langkah Abigeal mengejar ibu-ibu tadi. Terlihat dari arah sana, ibu-ibu tadi tengah mengobrol dengan seorang laki-laki seumuran mereka. Abigeal dan Brandon langsung mendekatinya.
"Siapa, Bu? Orang yang mau bantuin cari anak Ibu juga?" tanya Brandon kemudian.
"Ah, bukan. Ini nih, dia anak ibu," ujarnya yang membuat Brandon dan Abigeal terheran-heran.
"Bukankah anaknya cewek, ya?" bisik Brandon.
"Oh, iya. Katanya tadi kamu mau kenalan 'kan sama anak ibu? Namanya Susanto," ujarnya lagi sambil mencoba mengulurkan tangan Susanto ke arah Brandon. Susanto tampak malu-malu.
"Hiiiih!" Brandon bergidik mendengar ucapan ibu itu, Susan yang dia kira perempuan ternyata laki-laki.
Abigeal yang melihat ekspresi ngeri Brandon malah menambah minyak. "Ah, iya. Katanya tadi lo mau kenalan? Ayo kenalan!" tambah Abigeal ingin mengerjai pacarnya.
Tanpa aba-aba, Brandon menarik tangan Abigeal dan berlari menjauh dari arah sana. Dia tidak peduli lagi dengan teriakan ibu-ibu itu dan juga teriakan anaknya yang sedikit ada gangguan jiwa. Brandon juga tidak peduli dengan Abigeal yang meronta-ronta minta dilepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Direction (End✅)
Teen FictionGenre : Comedy romance Follow sebelum baca! Tidak ada yang spesial di sini. Hanya cerita gaje tentang pasangan gila dan persahabatan yang juga gila. Start : 28 Desember 2020 Finish : 11 Maret 2021