Part 53

355 64 4
                                    

Sudah enam hari liburan berlangsung. Itu menandakan tiga hari lagi sekolah akan kembali dimulai. Abigal tidak merasa kesepian saat hari-hari libur karena Brandon tiap hari datang mengunjungi. Hanya saja, Abigeal merindukan dua sahabat gilanya yang selama liburan ini belum bertemu dengannya. Dion juga hanya datang satu kali saat hari minggu liburan hari pertama saja.

Malam ini, Abigeal tengah berbaring di kasur sambil menunggu Brandon online. Dari tadi siang Brandon belum kelihatan aktif media sosialnya. Bahkan, juga tidak datang mengunjungi ataupun mengajak Abigeal jalan. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, di mana Brandon selalu mengunjungi tiap hari dan sudah dua kali mengajaknya jalan.

Berkali-kali Abigeal membolak balik ponsel untuk memastikan Brandon aktif di sosmed. Namun, tetap saja tidak ada tanda-tanda Brandon akan aktif. Abigeal juga tidak bisa menelfonnya dari tadi karena nomornya juga tidak aktif. Lantas, Abigeal sedari mencoba mencari kesibukan lain. Dengan berdiri menatap ke angkasa lepas lewat balkon.

Sunyi, apapun yang dilakukannya terasa membosankan. Abigeal pun hendak kembali dalam, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mendengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan rumah. Abigeal terhenti karena itu bukan suara deru mesin mobil Morgan. Abigeal kembali berbalik dan menatap ke bawah. Ternyata benar itu bukan mobil Morgan.

Abigeal tau kalau itu adalah mobil Dion. Sempat dia berpikir tentang alasan Dion mendatangi rumahnya malam-malam begini. Begitu matanya masih menatap mobil Dion, Abigeal melihat Adrian dan Ranggel turun bersamaan. Seketika wajah Abigeal kembali ceria melihat dua orang itu. Ternyata tak hanya Dion yang datang, melainkan dua sahabat gilanya juga datang. Bergegas Abigeal turun ke bawah untuk menemui mereka. Sudah cukup lama juga rasanya tidak bertemu dengan mereka.

"Hallo, Bos!" sapa Adrian.

"Wah, Bos. Wajahnya senang amat, rindu ya, Bos ama kita?" tebak Ranggel.

"Hai, Geal!" sapa Dion juga.

"Ih, siapa juga yang rindu," elak Abigeal, "masuk!" ajaknya kemudian.

"Enggak usah!" tolak Dion, Adrian, dan Ranggel hampir bersamaan.

"He? Kenapa? Terus kalian ke sini ngapain?" tanya Abigeal sambil berbalik.

Ranggel menjulurkan tangannya yang sedari tadi ada di belakang. "Taraaa!" Ranggel menggoyang-goyangkan kotak kembang api yang dibawanya.

"Main kembang api yuk!" tambah Adrian.

"Ya, ampun. Dalam rangka rayain apa, nih?" tanya Abigeal heran sekaligus senang.

"Tahun baru ini, Bos! Ya, elah, gini nih, kalau udah jatuh cinta. Sampai tahun berganti pun dia enggak sadar!" ketus Ranggel sambil menggeleng-geleng.

"Ehehe, iya, ya. Lupa gue!" cengir Abigeal, "Ya, udah. Tunggu apa lagi? Ayo!" ajak Abigeal sambil mengambil kembang api di tangan Ranggel dan membawanya kehalaman rumah. Dia sempat lupa kalau malam ini malam tahun baru. Berarti tahun baru uni, walaupun tanpa Brandon dia tetap merasa senang. Ada ketiga temannya yang mengisi malam harinya.

Tidak seperti kebanyakan yang dilakukan orang-orang yang menyambut tahun baru. Seperti, jalan-jalan dan makan-makan, mereka hanya cukup bermain di rumah saja.

Begitu mereka sudah siap, mereka pun mulai menyalakan kembang api. Mengubah suasana galau yang tadi Abigeal rasa menjadi suasana yang lebih baik.

"Geal, happy new year!" ucap Dion, walaupun belum tepat jam dua belas teng-teng.

Abigeal hanya tersenyum menanggapi. Adrian yang melihat kesenangan di wajah Abigeal langsung melintas kejahilan dalam otaknya. Adrian mencoba untuk mengagetkan Abigeal dengan menghidupkan sebuah petasan secara diam-diam. Di mana petasan itu sudah disiapkan dari awal olehnya dan Ranggel.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang