Semangat kk~
Semangat kk~Makan sendiri
Nulis sendiri
Kasih semangat sendiriDasar mblo😭
****
"Ya ampuuun kalian, dasar pengantin baru! Ribut ribut wae atuuuh! Dah buruan keluar, Rika bantuin mamah sini masak! Nggak cukup malam aja ya a'? Nanti habis makan sambung lagi nyah, langsung kalian ke kamarnya nganu-nganu lagi. Mamah teh udah laper, dasar pengantin baru!"
Hah, mau diumpetin dimana ini mukaku. Maluuuu! Bapak, tolongin Rika...
Byur byur
Bang Jaya melanjutkan mandinya lagi. Dasar preman! Santai aja dia, kayak nggak ada beban.
Bahu telanjangnya bang Jaya kok tegap banget, putih lagi. Apa punggung ku juga putih ya? Di punggungnya ada beberapa tahi lalat kecil-kecil. Kok punggungnya keliatan imut ya?
Aku meneguk ludahku yang telah menggumpal. Astaghfirullah! Kenapa aku santai banget liat laki-laki lagi mandi udah itu dia telanjang lagi. Ehm, maksudku atasannya yang telanjang, bawahnya enggak. Masih ada celana bokser yang melekat di pinggangnya.
"Ehm, aku mau keluar dulu ya b-bang"
Eh, kok aku jadi gagap sih. Bang Jaya keliatan menghentikan mandinya. Tunggu tunggu! Kok kalimatku ambigu sih?! Keluar dulu?! Bapaaak!!!!
"Ehm! Yaudah, nanti....bawain aku handuk"
"I-iya, b-bang!"
Aku bergegas membuka pintu, keluar dari tempat terkutuk itu dan menutupnya lagi. Hah hah......
Aku merasa seperti habis keluar dari ruang sidang saja. Benar-benar bang Jaya! Bisa-bisa aku mati muda kalau begini terus.
*****
"Matikan lampunya Rika!"
"Ehm, iya bang"
Aku kembali membaringkan tubuhku ke ranjang kami. Seperti biasa bang Jaya seperti tiada beban langsung memejamkan matanya. Meskipun kamar tidak begitu terang, aku dapat melihat dia yang sudah hampir tertidur.
"Bang? Bang Jaya?"
"Hm?"
Oh, ternyata dia masih belum tidur. Ehm, entah angin apa tadi yang barusan lewat, tapi saat ini ingin sekali melakukan pillow talk dengan bang Jaya.
"Em....kamu kenapa nggak mandi di kamar mandi kita? Maksudnya tadi kamu kan mandi di kamar mandi di dekat dapur, kenapa?"
Bang Jaya membuka kelopak matanya, eh! Kenapa dibuka? Mending ditutup aja kayak tadi. Kan jadi serem.
"Em...lagi pengen aja"
Dia menghadapkan wajahnya kearah ku. Ya ampuuun bapak....... Tolong, damagenya...Rika pengen meninggoy!
Aku memalingkan wajahku. Tidak lagi fokus ke bang Jaya. Padahal tadi aku yang pengen pillow talk.
"Ehm, katanya laki-laki normal nggak bisa tidur bareng perempuan. Tapi, bang Jaya bisa. Bang Jaya imannya kuat banget"
Ohok ohok
Dia terbatuk-batuk. Lah aku ngomong bener kan? Kenapa bang Jaya batuk-batuk, udah kayak mau meninggoy aja.
Aku kembali memandang wajah bang Jaya. Aku harus dapat penjelasannya malam ini.
"Aku nggak....tersiksa kalau tidur sama kamu. Maksudku biasa aja gitu..."
"K-kenapa?"
"Ya...kayak tidur bareng sama anak kecil atau adik sendiri gitu, ya gitu aja"
Dia kembali tidur terlentang dan memejamkan matanya. Dasar preman!! Kok aku sakit hati sih, setelah dengar jawabannya??
Tiba-tiba hujan turun, semakin lama semakin lebat beserta dengan petirnya. Jangan harap ada adegan aku teriak-teriak, terisak-isak karena bunyi petir ya? Aku ini perempuan tangguh tau!
Kulihat bang Jaya beberapa kali bergerak-gerak dalam tidurnya. Ya ampun preman ini. Justru hujan-hujan begini makin enak buat tidur. Bukannya malah susah tidur. Heleh
Aku hampir aja jatuh terlelap kalau bang Jaya nggak menarik selimutku. Disini kami pakai selimutnya masing-masing ya.
Jadi aku ngamuk ya, enak aja dingin-dingin begini dia ambil selimutku!
"Bang! Dingin tau! Siniin selimut ku!"
Kutarik sekuat tenaga selimutnya. Parah banget nih manusia! Dia kenapa sih? Padahal matanya udah kebuka, berati dia nggak lagi tidurkan?
Grep
"B-bang? Selimutku..."
"Aku peluk ya Rika? Dingin banget soalnya"
Eh?
🌳🌳🌳🌳🌳
Owa owa
Uwwu
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Love You
ChickLitDEWASA 1821+ "Satu kali lagi ya Sanjaya. Tenang aja nggak usah buru-buru" kata pak RT dengan wajah gelisah. Heleh dia yang nyuruh tenang. Tapi wajahnya bikin meriang. "Saya terima nikah dan kawinnya Rika Zulaikha Al Azalia binti Abdul Manab dengan m...