14. Luka Pengkhianatan

18.5K 2.7K 159
                                    

"Gue kira lo nggak bakalan datang." Seru Tania saat Shalika berlari riang ke arahnya.

"Ya nggak mungkin lah, sahabat gue nikah masa gue tega nggak datang." Ujarnya.

"Telat sih lo," Protes Tania membuat Lika tertawa pelan.

"Maaf deh, lagian lo juga kasih kabar dadakan."

"Tadinya emang mau nikah di Surabaya, tapi nggak jadi. Akhirnya bikin acara dadakan di sini."

"Laki lo mana?"

"Tuh, lagi ngobrol sama temannya, ntar gue panggil ke sini." Pernikahan Tania digelar dengan pesta yang sederhana dan terbilang santai.

"Eh, lo datang sama siapa?"

"Sama Panji!"

"Panji?"

"Iya, Panji teman SMA gue yang saat itu kita cari ke kantor Riza." Tania berusaha mengingat.

"Emm, sori.. Yang lo bilang dia adalah pasien di rumah sakit jiwa itu." Tanyanya memastikan.

"Iya," Shalika mengangguk cepat.

"Bentar deh, lo emang sering cerita di telfon kalo dia nggak segila itu. Tapi gue penasaran orangnya kaya gimana."

"Itu loh, yang duduk di kursi dekat bunga-bunga. Yang pakai kemeja putih sama celana jeans biru."

"Semua orang yang ada di sini pakai baju warna putih kali Shal, dress codenya kan emang putih."

"Itu loh," Tunjuk Lika dengan lebih cermat.

"Serius yang itu?"

"Hooh!"

"Cakep Shal!" Seru Tania kegirangan.

"Heh, udah ada suami juga!"

"Tapi beneran yang itu?" Tania seperti tidak percaya.

"Iya yang itu, gue dari kemarin-kemarin nggak sabar mau ngenalin ke lo Tan, tapi lo masih di Surabaya."

"Dia nggak kelihatan gangguan jiwa."

"Emang enggak, dia baik-baik aja kok. Cuma kadang kurang percaya diri berinteraksi sama orang-orang. Tapi aslinya dia baik dan pintar." Tania mengangguk pelan sembari memperhatikan wajah sahabatnya.

"Girang banget muka lo." Cibir Tania yang menangkap raut semangat dari Lika.

"Baru kali ini gue lihat lo seseneng itu dekat sama orang."

"Yaelah Tan, baru juga temenan. Kita nggak tahu gimana nantinya. Bentar ya gue ajak ke sini."

Lika berjalan mendekati Panji dan tampak berbincang sebentar, tidak lama kemudian keduanya kembali ke arah Tania.

"Panji, kenalin ini Tania sahabat aku yang ngundang kita ke sini." Panji tersenyum sembari mengulurkan tangan Tania.

"Panji,"

"Tania." Keduanya bersalaman.

"Eh kenalin ini Rudi suami aku." Serunya saat sang suami kembali.

"Panji,"

"Rudi,"

"Selamat ya untuk pernikahan kalian, semoga menjadi keluarga yang bahagia." Ujar Panji sambil tersenyum.

"Cepat dapat momongan juga." Tambah Lika.

"Thanks ya. Semoga kalian cepat menyusul." Seru Rudi membuat Lika dan Panji sontak saling menoleh.

Shalika langsung tertawa pelan. "Doain aja ya," Ujarnya mengurai kecanggungan.

_________________

Not a Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang