Cucu dan Kakek

3.4K 243 22
                                    

Hari ini Naruto terpaksa meninggalkan sang anak dan sang istri untuk pergi bekerja. Sebenarnya, Naruto sangat berat meniggalkan Hinata dan Boruto namun, inilah tugas Naruto sebagai ayah.

Karena masih belum berani meninggalkan sang istri dan anaknya berdua di rumah, Naruto membawa Hinata ke kediaman Hyuga.

"aku pulang lusa malam, jika tidak terlalu larut aku akan menjemputmu tapi jika aku pulang larut malam maka aku akan menjemputmu besok pagi" penjelasan Naruto saat sudah tiba di rumah sang ayah mertua.

"tidak usah!" ucap Hiashi.

"eh?" Naruto terkejut.

"jika kau pulang malam, menginap saja disini besok pagi baru kau pulang bersama istrimu! Jangan buat cucuku menghirup udara malam yang dingin" jelas Hiashi.

"hihihi.." Hinata terkikik geli "apa yang dibilang ayah benar, jangan bebani dirimu Naruto-kun!" tutur Hinata.

"ba-baiklah-dattebayo" jawab Naruto.

"hari ini misi mu bersama Sai-kun dan Sasuke-kun kan?" tanya Hinata memastikan.

"aah.. iya, seperti yang sudah ku katakan, meski sudah di desa Sasuke tetap akan mendapatkan misi dari Kakashi sensei yaaa.. meskipun misinya tak akan sesulit mencari jejak Otsotsuki tapi tetap saja dia perlu bekerja demi kehidupannya" jawab Naruto.

"tapi misi seperti apa yang akan kalian jalani sampai-sampai kalian berdua yang harus turun tangan?" tanya Hinata khawatir.

"Kakashi sensei bilang kalau ada laporan yang mengatakan terdapat desa kecil di dekat Negara angin yang katanya di bajak oleh para perampok dan Kakashi sensei mau kita menyelidiki kebenaran berita itu, tentu saja resiko pertarungan tetap ada" jelas Naruto. "tapi jangan khawatir" lanjutnya sambil mengusap kepala Hinata.

"begitu ya" ucap Hinata.

"sudah ya, aku harus berangkat nanti terlambat" ucapnya berdiri. "aku pamit ya, ayah, Hinata" pamitnya.

"iya, berhati-hati lah" ucap Hiashi dan Hinata.

Setelah mencium sang anak dan berpamitan, Naruto berangkat untuk menjalankan misi.

Seperginya Naruto, Hiashi mulai berbicara dengan sang anak.

"Hinata... apa kau tidak kerepotan merawat Boruto hanya berdua dengan Naruto?" tanya Hiashi.

"ayah... jangan khawatir! Aku dan Naruto-kun menikmati peran kami sebagai orangtua, kami baik-baik saja ayah" Hinata meyakinkan ayahnya.

"tapi.. kau tahu kan bahaya yang bisa datang kapan pun" ucap Hiashi khawatir.

"ayah.. zaman sudah berubah, aku tahu bahaya itu tetap ada apalagi saat orang-orang tahu kalau Uzumaki Naruto telah memiliki seorang anak ditambah lagi kemungkinan Boruto membangkitkan Byakugan akan tetapi desa tidak akan membiarkan orang-orang seperti itu masuk kan? terlebih lagi kita memiliki orang-orang hebat yang setia melindungi desa. Aku pun tahu sejak aku hamil, aku sudah tahu bahwa anak ku dan Naruto-kun pasti memiliki resiko itu tapi ayah, Naruto-kun tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi kan? Percayalah ayah aku dan Naruto-kun akan selalu melindunginya bahkan jika harus bertaruh nyawa. Aku dan Naruto-kun pun sudah bertekad untuk membesarkannya bersama-sama dan tak akan pernah membiarkannya merasakan penderitaan yang sama seperti yang aku dan Naruto-kun alami dahulu" penuturan Hinata panjang lemar sambil memeluk sang putra.

"bukan hanya kau dan Naruto"

"heh?" Hinata terkejut dengan ucapan ayahnya.

"tapi aku dan Hanabi juga" ucap Hiashi.

Mendengar ucapan sang ayah, Hinata hanya tersenyum.

"ayah pernah gagal menjadi seorang ayah..." Hiashi medekati Hinata dan mengambil alih Boruto dari gendongan Hinata. "tapi ayah janji tidak akan gagal menjadi seorang kakek" lanjutnya sambil memandangi cucunya tersayang.

"ayah..." Hinata terharu.

"bagi ayah, Boruto adalah simbol perdamaian yang selama ini Naruto janjikan, Boruto adalah simbol bahwa zaman memang sudah berubah" ucap Hiashi.

"ayah benar, zaman Boruto tidak akan sama seperti zaman aku dulu, Naruto-kun berhasil mewujudkannya dan tugas kita selanjutnya adalah mempertahankannya" tutur Hinata.

Hiashi tersenyum sangat bahagia sambil memandangi sang cucu yang tertidur dengan damai.

Saking bahagianya ekspresi Hiashi, Hinata bahkan terkejut melihatnya, tidak pernah ia melihat ayahnya sebahagia itu.

"kakak... dimana Boruto, EH?!" Hanabi yang tiba-tiba datang pun terkejut melihat ekspresi ayahnya. "kakak, ayah kenapa?" tanya Hanabi yang berdiri disamping Hinata.

"entahlah, kakak juga tidak tahu" ucap Hinata.

Meski menjawab kalau dia tidak tahu, sebenarnya Hinata paham kalau ayahnya benar-benar bahagia dengan keadaan sekarang dan yang membuat Hinata ikut tersenyum adalah saat dia berpikir bahwa Naruto lah yang berhasil mewujudkan semua itu.

Masih larut dengan suasana, tiba-tiba saja terjadi sesuatu yang membuat Hiashi harus mengganti bajunya.

"Hinata?" panggil Hiashi.

"ada apa ayah?"

"apa Boruto tidak memakai popok?" tanya Hiashi berbalik menatap Hinata.

"e-eh? Ti-tidak" Hinata seperti mengetahui apa yang telah terjadi.

"ayah kenapa?" tanya Hanabi.

"tangan ayah tiba-tiba hangat dan jadi basah" ucap datar Hiashi.

"eh?! Hahahaha.... Hanya Boruto yang bisa menistakan pimpinan klan Hyuga, yang lain mana berani Wahahahaha.."

Mendengar jawaban ayahnya Hanabi tetawa lebar.

"maaf ayah, tadi aku buru-buru jadi tidak sempat memakaikannya popok" Hinata langsung menhampiri ayahnya dan mengambil alih Boruto.

"ayah tidak boleh marah loh, ingat ayah bilang mau berubah! Pffft..." ucap Hanabi sambil menahan tawa.

"husst... Hanabi!" tegur Hinata.

"ayah akan mengganti baju, bawa anakmu ke atas dan gantikan bajunya, liat dia menangis itu" ucap Hiashi.

"iya ayah, maaf" Hinata langsung menuju ke lantai dua.

"kakak tunggu aku ikut" Hanabi mengikuti sang kakak.

Saat hanya dirinya seorang di ruangannya, Hiashi kembali tersenyum membayangkan apa yang barusan terjadi.

Sebelum pergi untuk mengganti bajunya, Hiashi sempat berkata "Naruto terimakasih banyak"

Hiashi sangat bersyukur, zaman peperangan telah berakhir serta sekarang ia memiliki cucu yang sangat dia sayangi dan itu semua berkat Naruto sang menantu.

NEXT PART..

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran, jangan dibully ya..

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...

MALAIKAT KECIL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang