4

379 80 11
                                    


"YEWONNIEEE!!!!"

"Kecilkan suaramu Sinb." Yewon menatap kesal sahabatnya yang terlihat meringis malu dan mengucap maaf pada orang-orang disekitar. Yewon sedang di kantin lalu Sinb sahabatnya dengan seenak jidatnya berteriak.

"Maaf maaf. Oh iya Ye, aku turut berduka ya atas meninggalnya bibi Yoojung. Maaf tidak bisa menemanimu kemarin." Sinb benar-benar terlihat menyesal Karena kemarin saat ibu Yewon meninggal, gadis itu tengah berada di Kanada untuk menjenguk kakeknya yang sakit. Baru malam tadi ia sampai setelah sebelumnya memutuskan segera pulang karena mendapat kabar kepergian ibu Yewon.

"Tak apa Sinb. Kau kan belum pulang kemarin. Lagipula ada Eomma Hyejun yang sudah menemani dan mengurus keperluan pemakaman."

"Eoh benar. Aku ingin bertanya itu tadi. Jadi sekarang kau benar-benar sudah diangkat jadi anak keluarga Im?"

"Iya, ternyata mereka sahabat orang tuaku dulu."

"Wah daebak! Kau jadi anak orang terkaya di Korea Selatan Yewon. Lalu kudengar mereka punya satu putra tunggal. Im Changkyun kan?" Sinb terlihat antusias saat mengatakan kalimat terakhir.

"Iya begitulah." Jawab Yewon malas.

"Lalu?"

"Lalu apa?"

"Itu anak laki-laki mereka. Dia kan sangat tampan. Kau pasti sangat beruntung jadi adik seorang I'm Changkyun."

Ucapan heboh Sinb membuat Yewon mengerutkan keningnya. Kalau saja Sinb tau sifat Changkyun, apa iya gadis itu masih seantusias ini.

"Beruntung apanya. Tampan sih, tapi brengsek."

"Wow wow wow ada apa ini? Kau bahkan memberinya umpatan."

Akhirnya Yewon menceritakan semua perlakuan Changkyun pada Sinb. Gadis berambut pendek itu terlihat terkejut tidak percaya.

"Woahh benarkah? Tapi memang yang kudengar rumornya Im Changkyun itu sangat kejam. Katanya kalau ada karyawan yang membuat kesalahan, tinggal ucapkan selamat tinggal."

"Hah? Dipecat maksudmu?

Sinb mengangguk mengiyakan.

"Tapi meski sifatnya begitu, banyak sekali wanita berkelas yang mendekatinya. Ya tidak heran sih, wajah tampan, tubuh kekar sempurna, dan jangan lupakan kekayaan keluarga Im yang melimpah. Siapa yang tidak mau?"

Yewon mendelik mendengar ucapan Sinb. Apa-apaan dengan deskripsi itu.

"Aku tidak mau." Jawab Yewon cuek.

"Eeiii ku pegang omonganmu Kim Yewon. Eh bukan, Im Yewon. Kalau sampai kau jatuh cinta, aku orang pertama yang akan tertawa."

Yewon hanya memutar bola matanya sambil mendengus menanggapi Sinb.

"Ngomong-ngomong Ye, aku lapar. Kau mau apa? Aku pesankan sekalian."

"Samakan saja denganmu."

"Oke." Sinb beranjak untuk memesan makanan, tapi baru saja ia berbalik, tubuhnya sudah ditabrak seseorang.

"Akh! Yak! Apa kau tidak punya mata? Bajuku jadi basah." Teriak seorang wanita yang bertabrakan dengan Sinb. Terlihat noda coklat di pakaiannya yang semula putih bersih.

"Kau yang menabrakku duluan bodoh! Aku bahkan belum melangkahkan kakiku dari sini." Balas Sinb ikut berteriak.

"Siapa yang kau sebut bodoh brengsek!" Wanita itu kembali berteriak marah pada Sinb.

"Memang kau itu bodoh Son Eunseo! BODOH!"

"Brengsek kau Sinb!" Eunseo mulai menjambak rambut Sinb. Sinb juga ikut meraih rambut panjang Eunseo. Suasana di kantin seketika jadi kacau Karena pertengkaran keduanya. Membuat Yewon ikut panik dan dengan segera melerai.

Winter warmthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang