Page 5

1.3K 253 80
                                    

udah dua bulan lebih enggak up, duh Camela Cabelo jadi mayuu wkwkkw

Ps: kalo ada typo ngomong ya, gue bacanya jadi bengek sindiri😂












***

Jennie mengangkat kepala begitu mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Lisa muncul dengan wajah pucat, badan sedikit membungkuk, air liur menggantung di dagu, serta tangan yang merayap di tembok sebagai penegak tubuh. Benar-benar kacau.

"Astaga." Gadis itu mendesis, buru-buru melangkah lebar meraih lengan kanan Lisa, memapahnya berjalan menuju ranjang asrama. "Duduk di sini dulu," katanya. "Akan kubuatkan teh."

Lisa patah-patah mendudukkan diri, menatap Jennie dan mengibaskan tangan. "Ambilkan minyak angin saja di kotak pensil."

Jennie mengernyit. "Kau butuh teh, Lisa." Ia menegakkan punggung dan berkacak pinggang. "Orang habis pingsan saja perlu teh hangat, apalagi kau yang sedang sekarat?"

Wajah Lisa menggelembung sebal. "Apa kita harus berdebat sampai aku mati?"

"Baiklah," Jennie mendengus, mengangkat kedua tangan sebatas bahu. "yang normal mengalah." Lantas berlalu ke arah sofa depan—tempat ransel Lisa—dan kembali dengan membawa botol kecil seukuran tujuh senti di tangan. "Ini. Lihat, kau bahkan tidak mengucapkan tolong atau terima kasih."

Lisa berdecak, menerima minyak angin dari Jennie.

Jennie menghela napas pendek, beralih menempatkan diri di sebelah Lisa, memandang wajah kawannya dari samping. "Apa benar Sunmi sunbae mengantarmu pulang?"

Gerak menuang minyak angin Lisa terhenti, ia menoleh dengan wajah superkaget. "Tidak."

"Kau mau membohongiku?" Jennie berdecih, menaikkan kedua kakinya ke atas kasur. "Kau turun di depan distrik, bukan?"

Lisa semakin terkejut. Bagaimana Jennie bisa tahu?

"Tidak biasanya dia mengantar seseorang pulang ke rumah. Apa lagi kau ini junior-nya. Kecuali kalau..."

"Kecuali apa?"

Jennie tersenyum aneh. "Kecuali kalau dia memang benar-benar menyukaimu."

"Dia perempuan, bodoh!"

Jennie bersidekap. "Bukankah aku pernah bilang kalau Sunmi sunbae menyukaimu? Desas-desus bahwa dia memiliki penyimpangan seksual sudah menjadi rahasia umum warga kampus. Kau saja yang kurang update."

Lisa termenung.

Jennie menyamankan duduknya, mulai memandang Lisa lebih serius. "Sekarang kutanya, ada apa?"

Gadis itu balas menatap Jennie, menyandarkan tubuh ke kepala ranjang. Sesaat ia memilih diam, menyisakan lengang sepersekian detik.

Jennie menatap Lisa lurus-lurus. "Sunmi sunbae mengirimku pesan kalau dia menemukanmu mabuk di pinggir jalan."

"Tunggu, dari mana dia mendapatkan kontakmu?"

"Astaga, apa peduliku? Sekarang jawab jujur, apa Tuan Psikeater... siapalah itu namanya, sudah berbuat macam-macam kepadamu?"

Lisa menautkan alis. "Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Nah! Benar bukan tebakanku?"

"Aku belum menjawab!"

"Kau lupa kapan terakhir kau begini, heh?" Jennie mencondongkan badan. "Tiga bulan lalu. Saat alumni kampus menyalami dan menggodamu. Respon tubuhmu bahkan tidak jauh berbeda dengan kejadian ini. Ayolah, kau tidak bisa menyembunyikan apa pun dariku, Lalisa."

TINKERBELL || LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang