Episode 45

6 1 0
                                    

Anisa, Aluna dan Selly berjejer berdampingan Aluna yang langsung memegang tangan Anisa karena takut, terkena marah kakaknya itu, membuat Anisa menatap Aluna yang menundukkan wajahnya, Anisa melihat sekilas wajah Selly juga yang ikutan menundukkan kepalanya. Anisa melihat ke pada wajah Reno yang saat ini sedang menatap Adiknya, yang merasa bersalah.
"Kak, seberapa besar kesalahan adikmu seharusnya kakak maafkan Aluna, dia mungkin melakukan kesalahan tapi dia sudah meminta maaf kepada mu, iya kan Aluna." Ucap Anisa.

"Aku hanya mau mendengarkan penjelasan dari adikku Aluna, jadi Aluna jelaskan pada kakak, kenapa kamu tidak bilang dan meminta izin padaku jika kamu ingin pergi menemui teman-temanmu." Ucap Reno sambil melipat tangannya.
"Kakak, Aluna emang salah kerena telah menghilangkan data di leptop kakak." Ucap Aluna merasa bersalah.

"Kita bicara di dalam, sekarang juga ikut kakak." Ucap Reno sambil berjalan menuju rumahnya, meninggalkan adiknya.
"Anisa- aku sangat takut kakak akan marah besar padaku, masalahnya bukan hanya aku keluar tanpa izin. Tapi sebelumya, aku menghilangkan data penting kakakku dileptop jadi aku sangat takut jika kakak akan semakin marah besar terhadap ku saat ini." Ucap Aluna yang enggan untuk melangkah masuk ke rumahnya.

"Kita belum tahu apa yang kakakmu inginkan, kamu langsung menyimpulkan bahwa kakak kamu akan marah besar kepadamu, dan jangan terus menghindari kesalahan yang telah kamu perbuat, Aluna belajarlah dari kesalahan mu saat ini. Kamu harus berani bertanggung jawab akan sebuah perbuatan yang kamu telah lakukan." Ucap nasehat Anisa membuat Aluna semakin bingung dan merasa jika dirinya saat ini sendirian.

"Kita akan hadapi sama-sama, ayo Aluna." Ucap Selly seraya mengandeng tangan Aluna.
Mereka akhirnya masuk ke dalam rumah, Reno sedang duduk di sofa ya sambil menatap kedatangan 3 remaja itu, dengan tatapan tajam kepada adik kesayangannya tersebut. "Kakak, Aluna..."
"Kemari, dan duduk disini. Kakak tidak akan bisa bicara jika kamu berdiri disana." Ucap Reno, dengan melihat adiknya.

Anisa berjalan di depan lalu disusul Aluna dan Selly, mereka duduk berdampingan.
"Jelaskan padaku kenapa kamu bisa melanggar perintah kakakmu, Aluna. Apakah kakakmu ini sudah tidak kamu anggap lagi, dan kenapa tidak meminta izin dariku." Ucap Reno yang menatap Aluna dengan sinis.
"Aku sangat merindukan Anisa dan Selly kak, dan karena kakak menghukum Aluna sebelumnya jadi Aluna tak bisa menemui mereka. Soal data itu, maafin Aluna karena tidak meminta izin kakak untuk meminjam leptop." Ucap penjelasan Aluna.

"Baiklah, kakak maafkan yang ini, tapi bukan berarti akan ada lain kali, jadi kali ini yang terakhir! Mengerti. Jika kamu melanggar, siap-siap kena hukuman dariku." Ucap Reno nada suaranya mulai melembut Kembali, Aluna jadi lega.
"Jadi kakak sudah maafin Aluna, lalu soal data kakak bagaimana?." Ucap Aluna bingung.
"Sketarisku menyimpan file copy yah jadi aku masih punya kesempatan itu, kakak akan pergi hari ini, kamu jaga rumah jangan kemana-mana lagi setelah ini." Ucap Reno.

"Baik kak, Aluna tidak akan ke mana-mana janji." Ucap Aluna wajahnya kembali ceria.
Tiba-tiba hp Reno berdering, tertera nama asisten Heru, dia tangan kanan Reno dalam melakukan tugas penting.
"Hallo ada apa Heru... Aku masih di rumah... Baiklah 15 menit saya akan sampai... Okey!, aku harus mengurus adikku terlebih dahulu... Kamu hendel mereka semuanya... Yah terimakasih." Ucap Reno.

Setalah panggilan berakhir Reno mendengar percakapan ke tiganya bahwa Anisa telah kehilangan piala penghargaannya itu, membuat Aluna kecewa, jauh-jauh ingin bertemu karena ingin melihat dan merayakan kelulusan Anisa itu.
"Jadi gimana dengan pialamu Anisa, kenapa kamu tidak mau mencari yah." Ucap Selly.
"Jika hilangnya di sekolah pasti ada satpam atau guru atau mungkin orang baik yang menyimpan lagian aku punya banyak piala." Ucap Anisa, karena barang yang ia bawa tak bisa cukup karena Anisa sekarang tak memiliki tempat tujuan untuk tinggal.

"Anisa sekarang kamu tinggal dimana?." Tanya Selly, walaupun dia sahabatnya tapi Selly tak tahu apapun tentang Anisa.
"Jangan bilang kak Anisa masih tinggal di rumah sakit." Ucap Aluna membuat Selly kaget.
"Apa itu benar nis, kamu tinggal di rumah sakit." Ucap Selly.
"Kamu gak usah khawatir Selly, iya aku memang tinggal di rumah sakit untuk sementara waktu, jika nenekku sembuh, aku harus cari rumah kontrakan buat nenek tinggal, tapi sebelum itu aku harus mencari orang yang telah membayar biaya pengobatan dan perawatan nenekku." Penjelasan Anisa, sambil memikirkan siapa orang telah membayarnya.

"Mungkin pengemar rahasia kamu nis, bisa jadi kan." Tebakan spontan Selly.
"Aku bukan artis malah di gemari ngaco kamu sel." Ucap Anisa.
Mendengar hal itu Reno hanya diam sambil mengambil kunci mobilnya dan pergi keluar, sesampai yah di mobil Reno masuk dan melirik kesamping ternyata piala Anisa itu ada pada Reno.

Bersambung.

Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya.

Rabu 03 Februari 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang