Eric mencoba menerima.

1.1K 170 14
                                    

Tidak pernah terpikir alasan untuk Sunwoo berbohong pada Eric sekalipun. Tidak pernah terbesit dipikiran Eric juga Sunwoo menyembunyikan dengan baik masalah keluarganya.

Eric memang tidak mau ikut campur. Tapi disini pada satu sisi Eric merasa kecewa juga.

Apa iya tidak pantas. Tau mengenai keluarga Konglomerat kaya raya seperti Sunwoo. Yang notabene pacarnya sendiri. Mungkin bagi Sunwoo tidak penting kali. Tapi bagi Eric ia seperti tidak dianggap ada.

Dan Eric hanya bisa memaksa belajar ditengah pikirannya karena Ia Ujian 2 hari berturut turut.

Dengan mata sembab. Catatan case penuh dengan air mata itu di buka. Sambil memikirkan betapa tidak pantasnya seorang Eric bersanding dengan Sunwoo.

Keesokan harinya. Eric masuk seperti biasa. Menyapa pasien dll belajar bersama. Ikut ujian tulis dengan baik

Dan mendapat Ujian kasus dengan yang syukur syukur aja masih dapat penguji yang tidak semenakutkan didapat temannya.

Eric juga seharian ini tidak terbersit sedikitpun nama Sunwoo di benaknya.

Ia mau melupakan sejenak masalah yang ada. Belajar sampai gila di kamar maupun di Rumah sakit.

Hari ini dan besok sampai Ujian Kasus selesai dengan baik dan—

"Ric muka lo pucat banget?" Tanya Renjun yang kebetulan lewat dekat stase Eric.

"Hah gue" tanya Eric meraba raba pipinya.

Renjun sendiri sudah menempelkan tangan pada dahi di kepala Eric.

"Lo panas— gue temenin balik—"

Bruk—

Eric ambruk di tempat. Dan Renjun udah panik nyari bala bantuan.

Seperti dejavu kalau dipikir kemarin beberapa waktu lalu Jeno yang ada di posisi Eric, diinfus tak berdaya pada ranjang putih salah satu kamar rumah sakit.

Eric diam. Menutup matanya dengan lengan satu yang tidak di infus. Jeno diam memperhatikan. Tidak mau bertanya perihal apa. Nanti saja karena Eric sungguh kacau sekarang.

Kalau kembar kan bisa merasakan hal hal yang sama bukan?

Tok tok tok—

"Itu Sunwoo" bisik Jeno pelan.

Eric menggeleng menolak. Nanti saja mereka bicara. Tapi Sunwoo tetap masuk dan menaruh bubur ayam di meja pojok ruangan.

"Eric—" Sunwoo memanggil tapi kali ini Jeno yang menyahut karena Tangan Eric memegang Jeno sangat amat kuat dan Erat.

"Berhenti disitu atau lo gue seret ke luar!"

Pertahanan Eric runtuh saat detik ke 5 pintu ditutup Sunwoo.

Menangis sejadi jadinya dalam diam sambil menggigit lengan sendiri Eric lakukan agar gak mengundang perhatian. Jeno juga diam hanya mencoba menenangkan dengan menepuk nepuk lengan.

"Terus— nangis aja jangan ditahan"

Dan sampai disitu kekecewaan Eric terhadap Sunwoo.

Lain Eric lain tanggapan Felix terhadap cerita Hyunjin Hwang yang seperti mengada ngada sekarang.

Felix cuman bisa oh— iya— terus— gimana?

Hyunjin juga bingung balas apa.

"Kamu mau aku temenin ke LA nanti aku suruh bawahan papah buat—"

Medical Top TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang