Rhea berjalan dengan begitu terburu-buru. Lorong yang senyap, seketika memantulkan suara langkah yang menggema. Ia terlihat sedikit geram, telapak tangannya mengepal dengan kuat. Urat-urat di sekitar pergelangan dan lehernya menegang.
Dengan kasar, gadis bersurai hitam itu membuka pintu yang terletak di ujung lorong. Membuat sebuah gesekan yang cukup memekakkan. Tatapannya menyorot tajam ke dalam ruangan besar yang mengisi sudut pandangnya.
"Hoi, kalian berdua ada disini kan?! Keluar saja, aku sudah mengetahuinya," gertak Rhea tajam.
Tak ada jawaban. Hanya suara seliran angin yang masuk melewati celah jendela. Ruangan yang dipenuhi oleh rak-rak buku usang, terlihat sangat gelap gulita. Tak ada secercah cahaya yang mampu ditangkap oleh pupil mata. Namun, Rhea mampu merasakan hawa kedua orang yang entah mengapa terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
"Ah, tidak mau menurut ya? Kalau begitu, biar kuseret kalian hingga ke liang kubur." Rhea lagi-lagi memamerkan senyum sadis yang terlihat sedikit geram.
Tiba-tiba, sebuah tangan menepuk pundaknya. Seketika, Rhea hampir melompat karena kejutan yang mengagetkan dirinya. "Jangan terlalu kasar, Rhea. Lagi pula, candaan di kalimat terakhirmu tadi sangat tidak lucu." Pria berambut hitam tersebut berkata datar.
"Dasar, lain kali bilang permisi dulu sebelum mengejutkanku." Rhea menoleh ke arah lelaki yang lebih tinggi darinya.
"Kalau begitu, sama saja sia-sia kejutannya." Pemuda tersebut melangkahkan kakinya, mengabaikan Rhea yang tadi menghalangi jalannya. Kemudian, mendekati salah satu rak buku yang ada di ruangan tersebut.
Rhea mengikuti langkah pria tersebut masuk ke dalam ruangan. Ia mendekati rak buku yang berbeda dengan yang dituju pria bertampang tegas itu. Tangannya mulai memilah-milah buku yang sejatinya berfungsi sebagai tuas. Buku-buku tebal yang sudah ditutupi debu berlapis-lapis, sangat membuatnya terganggu ketika kulit lengannya menyentuh benda tersebut.
"Astaga, ini sungguh menjijikkan." Ia mempertemukan antara ibu jari dengan telunjuk yang baru saja digunakannya untuk menyentuh sampul usang tersebut. Sedikit menggerak-gerakkannya dengan harapan partikel kecil itu meninggalkan kulit berwarna kuning langsatnya.
Pria yang mendengar keluhan dari Rhea, sedikit terkekeh. "Kamu sangat membenci benda kotor ya? Padahal, tanganmu sendiri sudah kotor." Ia mencela gadis yang memiliki candu berlebih tersebut.
Rhea langsung terdiam di tempatnya berdiri. Ia memandang lelaki tersebut dengan ekor matanya. Sedikit kesal akibat kalimat yang dilontarkan pria berpakaian sama dengan apa yang dikenakannya. "Terserah lah." Ia tak ingin berlarut-larut dalam keadaan emosi, dan segera mengakhiri pembicaraan. Kembali terfokus pada buku yang berjajar di rak.
Rhea menghela nafas panjang. Tangan-tangannya mulai aktif menyentuh satu persatu benda usang tersebut. Tiba-tiba saat tangannya menarik salah satu buku keluar dari rak, dinding padat yang berada di bagian belakang langsung bergetar. Terlihat bergeser membuka sebuah jalan baru.
Pria jangkung itu kembali mendekati Rhea. Mereka berdua terpaku diam, ketika ruangan tersembunyi yang mereka cari sudah berhasil ditemukan. Makhluk jell berukuran kecil, mulai mengesot di ubin. Keluar dari tempat tersebut.
"Seren?!" Rhea terkejut ketika melihat wanita dengan rambut panjang yang dikepang itu terduduk lemas di atas lantai. Sekujur tubuh gadis itu ditutupi oleh lendir berwarna hijau yang masih berdenyut hidup. Kacamata bundarnya tergeletak di ubin dingin.
"Apa yang kalian lakukan hah?" Pria yang sejak tadi berada di sebelah Irene mulai melangkah ke dalam ruangan tersebut.
"Bu-bukan kami. Di-dia yang mengacaukan semuanya. A-aku baik-baik saja. Kalian bantu saja Fay," ujar Seren terbata. Jarinya menunjuk ke arah pria berambut merah yang terkulai lemas tak sadarkan diri di sudut ruangan. Cairan kental berbau amis menyelimuti tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demonic Paradise ✔ [Complete]
RastgeleREPUBLISH (tapi belum direvisi hehe) Scolamaginer, merupakan akademi sihir yang mana para siswanya mendapatkan kesempatan langsung diajar oleh iblis tingkat atas. Tak seperti akademi sihir lainnya, Scolamaginer hanya akan menerima sepuluh murid di s...