Aurora melangkah gontai memasuki kamarnya, hari ini ia memilih untuk pulang ke rumah. Jadwal kuliah hari ini yang full dari pagi hingga sore membuatnya benar-benar merasa lelah. Aurora melempar tasnya dan bebaring di atas kasur sambil memejamkan matanya.
Setengah jam kemudian Aurora memutuskan untuk berendam dengan air hangat untuk merelaksasikan otot-ototnya. Walaupun perutnya terasa lapar namun Aurora memilih untuk tidur usai bersih-bersih.
Setelah cukup lama Aurora berendam sambil termenung menatap langit-langit kamar mandi, ia memutuskan untuk menyudahi kegiatannya. Aurora segera berbaring di kasur dan membungkus diri dengan selimut tebal. Ia bahkan masih menggunakan bathrobe, tidak mengganti baju terlebih dulu.
Baru beberapa detik Aurora memejamkan matanya, ia malah mengingat perkataan Joshep tadi di kampus. Aurora kembali membuka matanya merasa mendengar kembali kalimat Joshep di telinganya yang mengatakan jika Billy menyukainya.
"Kalau suka gak mungkin lah dia jahat gitu ke gue," ujar Aurora sambil memijit pelipisnya.
"Kalau iya gimana yaaaa?" Rengek Aurora sambil berguling-guling ke kiri dan kanan.
"Tau ah, bodo amat! Gue ngantuk!"
***
"Ya udah, Jess. Ntar kamu kirim aja lewat email, biar aku baca dulu," ujar Billy sebelum menutup panggilannya dengan Jessica. Billy kembali fokus pada televisi yang ada di depannya ditemani dengan sebungkus kuaci.
"Mas Billy, mbak pergi ke pasar dulu ya,"ujar Mbak Minah.
"Iya, Mbak. Beli cemilan juga ya, Mbak."
Billy kembali pada film yang ditontonnya. Ia hanya sendiri di rumah sekarang. Edy ada keperluan mengontrol pabrik sedangkan Joshep sudah pergi dari tadi pagi.
"Siapa lagi, ganggu aja," ujar Billy mendengar bell berbunyi, dengan langkah malas ia menuju pintu depan.
"A-ara." Kaget Billy setelah membuka pintu melihat ternyata yang datang adalah Aurora.
"Joshep ada?" Tanya Aurora dengan wajah malasnya. Billy malah gemas sendiri melihat ekspresi Aurora, ditambah melihatnya menggunakan kaos kebesaran yang hampir menutupi hotpants dua jengkal di atas lutut itu membuatnya terlihat semakin imut.
"E-ehm cari Joshep, ya? Joshepnya tadi pagi pergi, gak tau deh kemana."
"Gila ya tuh anak!" Kesal Aurora lalu segera mengambil ponselnya dan menghubungi Joshep.
"Dimana lo!?"
"Jemput Zie, dia bilang mobilnya dipake Krystal."
"Tadi lo bilang Kezie udah ok, gimana sih lo!?" Selagi Aurora marah-marah Billy tetap saja masih menatap gadis itu dengan senyuman.
"Ya maap, kan mendadak juga."
"Harusnya lo bilang, tau gitu kan gue bisa jemput Zie."
"Lo udah nyampe? Ya udah sih, tunggu aja kami bentar."
"Bentar kepala lo kotak. Mikir aja rumah lo sama Zie jauhnya kebangetan"
"Pala gue kalau kotak mirip Adudu dong?"
"Tau ah, males gue," ujar Aurora lalu memutus panggilan mereka.
"Ya udah, masuk aja dulu. Tunggu di dalem," ujar Billy yang sama sekali tidak mengurangi rasa kekesalan Aurora saat ini.
"Joshep bilang mau bikin kue, tadi disuruh beli bahan," ujar Aurora melirik dua kantong belanjaannya yang ia taruh begitu saja di lantai karena berat. Bahkan membawa dari mobil ke depan pintu saja tadi membuatnya berkeringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Novela JuvenilNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...