4 - Ayah dan Anak

8.2K 960 38
                                    

Warning!!!
Mulai dari sini Mahiru akan dipanggil Hinata, tapi akan ada beberapa kalimat yang masih menggunakan nama Mahiru untuk memperjelas.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Mahiru atau yang sekarang menjadi Hinata itu berdiri di ruang latihan Klan Hyuga, tanpa ada Neji ataupun ayahnya.

Keringat menetes dari dahinya, menunjukkan bahwa dia telah berlatih dengan sangat keras.

"Setidaknya semua memori latihanmu itu berguna, Hinata." Gumamnya sembari tipis.

Hinata senang tentu, dia tidak perlu belajar semuanya dari awal lagi. Dia hanya perlu mempraktekkan semua latihan Hinata dan berusaha untuk menggunakannya dengan lancar.

Hinata kembali melanjutkan latihannya, setelah latihan melelahkan menggunakan Jentle fist dia berniat untuk berlatih Kaiten.

Naruto akan berangkat besok sore seharusnya, jadi dia harus segera menyelesaikan latihannya dan pergi menemui Tsunade.

Mahiru memang sudah merencanakan ini sejak menonton anime Naruto, bagaiman jika seandainya Hinata menjadi murid Tsunade? Itu pasti akan sangat bagus. Kontrol Chakranya tidak kalah dari Sakura, dan dia memiliki Byakugan, pukulan kuat yang dipadukan dengan Jentle fist... itu pasti keren sekali.

"Baiklah, sekarang Kaiten."

Hinata mulai berkonsentrasi, Jutsu yang satu ini membutuhkan kemampuan kontrol chakra yang tinggi. Pertama-tama melepaskan chakra dari seluruh tenketsu, lalu sambil berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi maka para hyuga bisa membuat kubah chakra yang akan melempar semua orang dan benda yang ada di sekitarnya.

Hinata mulai berputar ketika dia bisa melepaskan chakranya, tapi ini ternyata tidak semudah kelihatannya. Dia terjatuh.

Hinata berdiri, kemudian mengulanginya kembali. Terus seperti itu hingga pakaiannya basah oleh keringat dan kotor oleh debu. Setelah percobaannya yang ke-15 kali Hinata terjatuh, nafasnya terengah-engah. Dia menghirup nafas sebanyak mungkin.

"Ini melelahkan. Bagaimana mereka bisa menggunakannya dengan sangat mudah?" Gumam Hinata kesal.

"Kau berlatih banyak." Hinata tersentak, dia mengenali suara ini.

Ini suara Hiashi, Ayahnya. Hinata menolehkan kepalanya dengan senyum lelah,"Aku harus,"

"Supaya tidak mempermalukan Klan." Ucap Hinata lembut, dia tidak membenci Hiashi.

Memang cara pelatihan yang dia berikan kepada Hinata serta Hanabi salah, tapi dia melakukan itu karena memiliki harapan besar terhadap keduanya. Hanya sedikit kesal, mungkin(?).

"Oh? Lalu kau sedang berlatih apa?" Tanya Hiashi dengan wajah datar.

"Kaiten." Jawaban Hinata membuat Hiashi tersentak, tidak ada nada ragu dari semua kata yang keluar dari mulut Hinata.

"Bisakah kau melatihku? Aku juga ingin membicarakan sesuatu." Ucap Hinata sembari berdiri menghadap Hiashi.

Hiashi menaikkan sebelah alisnya, dia bisa saja melatih Hinata. Namun dia ragu.

"Aku akan berusaha untuk melakukannya dalam 10 kali percobaan." Ucap Hinata berusaha meyakinkan.

"Baiklah." Hiashi menghela nafas, dia tidak masalah jika Hinata akan mengulang latihannya ratusan kali. Tapi dia juga ingin melihat sejauh mana perkembangan Hinata setelah latih tanding dengannya, apalagi mendengar kabar dari Ko jika Hinata langsung berlatih setelah pingsan beberapa hari.

Reborn as Hyuuga HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang