[][][]09.00 KST
Yoongi membuka matanya perlahan, beberapa perawat yang masuk membuat tidurnya sedikit terganggu, Yoongi tidak melihat begitu jelas apa yang perawat itu lakukan, pandangannya masih belum fokus untuk beberapa saat, ia hanya melihat sang perawat berjalan membuka gorden besar ruangan itu, kemudian mendekati ranjang, mungkin memeriksa apapun yang harus dia lakukan untuk memantau Jin
Sepeninggal perawat, Yoongi bangun untuk mencuci mukanya, lalu kembali lagi setelah urusannya dikamar mandi selesai, ia memutuskan untuk duduk di samping Jin yang belum membuka matanya
Yoongi menatap wajah itu tanpa ekspresi, cukup lama sebelum akhirnya ia menundukkan kepalanya, mengambil langkah untuk mengungkapkan apa yang ada dihati dan pikirannya
"Untuk saat ini berhentilah menjadi pahlawan disaat kondisimu juga membutuhkan bantuan orang lain"
"Hidup tanpa pamrih hanya akan menyulitkanmu"
Yoongi berkata dengan menatap wajah Jin lekat, sejak semalam ia tak pernah berhenti memikirkan tentang, mengapa ia bisa bertemu orang seperti Jin
Orang yang sangat tidak mementingkan diri sendiri, orang yang selalu berbuat sesuatu tanpa pamrih, dia selalu tulus untuk apapun yang dia lakukan
Kata baik saja mungkin tidak cukup untuk menggambarkan sosok yang terbaring di ranjang pesakitan itu
"Berhentilah membantu kami, dan kali ini biarkan kami membantumu"
Yoongi hanya mengatakan hal hal yang saat ini ada di pikirannya, karena ia tidak akan bisa jika mengatakannya ketika orang yang ia ajak bicara juga menatapnya
Terlalu canggung, katanya
"Kau pernah bilang jika semua orang memiliki kesempatan yang sama, jadi, biarkan kami memberimu kesempatan untuk hidup dengan kehidupan sesungguhnya"
"Kau harus bahagia, hyung"
Ungkapan itu diiringi tangis tanpa isakan, mata berair Yoongi tertutup ujung ujung poni rambutnya
Untuk beberapa saat, Yoongi menundukkan kepalanya, dan menangkap sesuatu yang membuatnya tercengang, ia melihat air mata mengalir dari ujung mata yang tertutup itu
Yoongi terdiam sejenak, ia hanya berpikir jika Jin sedang tidak nyaman dalam tidurnya, seperti mimpi buruk atau kesakitan di suatu tempat
Padahal nyatanya tidak, bukan hal itu yang membuat air mata mengalir begitu saja, pria itu mendengar semua ungkapan yang lebih muda, hatinya terlalu lembut untuk menahan tangis lebih lama
...
13.00 KST
"Bisakah aku pulang?" tanya Jin tak menghentikan langkah Dokter Jung Suk yang sibuk memeriksa ini dan itu
"Sepertinya bisa, tapi setelah aku berbicara banyak denganmu" ucapnya kini menjeda sedikit aktivitasnya
"Maksudmu?"
"Aku akan melakukan interview ringan untuk memantau kondisimu, hanya sebentar"
Jin mengangguk anggukan kepalanya ringan
"Baiklah, tapi janjikan aku untuk pulang setelahnya"
Dokter Jung Suk terkekeh, dan mengacak rambut pria lebih muda dari nya itu pelan sambil tersenyum hangat
"Apa semuanya baik?!" Seon Ho muncul tiba tiba entah sejak kapan dan melayangkan pertanyaan tanpa menyapa
Tentu membuat mereka terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
LONELY But not Alone | KSJ | [COMPLETED]
FanfikcePemuda bermarga Kim itu hidup sebatang kara. tidak ada teman, apalagi keluarga. hidup dalam kesendirian membuatnya tidak takut menghadapi segala situasi, ia bahkan bisa lalui semuanya, sendiri. mungkin tidak, karena nyatanya beberapa orang mulai had...