~Part 14~ : *Lukisan?*

4 4 0
                                    

Menyenangkan, itulah satu hal yang ada di benakku sekarang. Pagi-pagi seperti ini memang harus dimanjakan dengan nikmat yang diberikan oleh kasur tidur dengan seprai motif boneka beruang cokelat. Tidak perlu bersiap-siap untuk berangkat sekolah, karena hari ini adalah hari weekend pertama ku di sini lebih tepatnya dikamar ini.

" Dek? Za? Sudah bangun? " Terdengar suara dengan nada lembut dan penuh kasih sayang dari balik pintu kamar ku. Namun, tetap saja aku tak beranjak atau pun membuka mata ku dari tempat tidur ini.

" Za! Banguuunn!! " Teriak suara wanita terdengar jelas, sampai membuat mataku terpaksa terbuka. Pasti kak ray! Dengan keterpaksaan ku berjalan untuk membuka pintu kamar ini.

" Tuh kan baru bangun yaa? " Tanya kak ray menatap ku dari ujung kaki hingga kepala.

" Ada apa sih kak? Berisik tau! Bangunin tuh kayak mom dong penuh kelembutan. Enggak kayak kakak yang mirip singa! " Seru ku kesal tanpa menatap kearahnya.

" Udah-udah, jangan pada ribut. Pagi-pagi udah ribut itu enggak baik. Kamu mandi ya za, ayah barusan bilang kalau kita akan ke rumah nenek buat jemput nenek untuk tinggal dirumah ini " Jelas mom, yang membuat rasa kesal ku kembali muncul.

" Mom, aku enggak ikut ya. Nanti juga kan aku ketemu nenek dirumah, ya kan mom? " Rayu ku membujuk mom agar aku bisa kembali rebahan di kasur empuk ku itu. Mata ini tidak bisa terlepas dari kasur berbalut seprai cokelat muda yang berada di samping ku.

" Enggak bisa gitu za, kamu tetep harus ikut. Emang kamu mau jadi cucu durhaka, hah? " Seru kak ray tetap bersikeras memaksa ku untuk ikut bersama mereka. Setelah menghela nafas kasar, akhirnya aku mengalah. Bukan karena aku kalah dari kak ray, tapi aku tidak ingin di cap sebagai cucu yang durhaka.

~~~~
" Akhirnya kalian sampai, nenek sudah menunggu kalian dari tadi " Seru nenek memeluk kak ray dan aku.

" Masa adek tadi enggak mau ikut nek, dia bilang males mau tidur " Celetuk kak ray, yang membuat ku merasa diintimidasi di depan nenek.

" Itu tidak benar nek, kak ray tuh yang suka bikin alasan sendiri tanpa adanya bukti " Jelas ku membela diri, walaupun sebenarnya apa yang kak ray ucapkan itu memang benar kenyataannya. Sementara nenek hanya tertawa melihat tingkat kanak-kanak kami berdua. Kemudian nenek memeluk kami kembali.

" Nenek rindu sekali sama kalian berdua, cucu kecil nenek " Ucapnya selama memeluk aku dan kak ray.

" Aku sudah besar nek " Jelas ku kepada nenek, yang membuat ayah dan mommy ikut tertawa.

" Apakah pakaian dan barang-barang sudah dikemas semua mah? " Tanya mommy mengecek ke dalam rumah nenek.

" Semalam sudah dibereskan semuanya, tapi belum dikeluarkan koper-koper nya dari kamar. Aku sudah terlalu tua untuk membawanya liana " Ujar nenek menatap kami sembari menertawakan kalimat yang diucapkannya. Kami pun tersenyum dan membantu ayah untuk mengeluarkan koper-koper milik nenek.

" Ayah? Apalagi yang harus dikeluarkan? " Seru kak ray menghampiri ayah yang berada di ruang tengah rumah ini.

" Sepertinya sudah semua, yuk kita ke mobil " Ujar ayah mengajak kami untuk keluar menuju mobil. Namun, ada salah satu lukisan yang tertutup oleh kain berwarna putih, membuat rasa penasaranku untuk mendekatinya. Hanya lukisan ini yang ditutupi oleh kain, sementara yang lainnya tidak. Lukisan dengan ukuran yang sedang terpampang didalam kamar kosong bisa dibilang ini seperti kamar tamu. Seingat ku selama aku berkunjung kerumah nenek kamar ini selalu terkunci dan tidak ada yang masuk kedalam nya. Tetapi karena rasa penasaran yang sudah mendominan pada diriku saat ini tanpa basa basi kubuka kain ini secara perlahan-lahan sampai kain putih itu berada di genggaman ku, kini terlihat jelas gambaran apa yang berada disana. Seorang wanita mengenakan gaun berwarna putih yang anggun menggendong seorang bayi kecil, terlihat senyuman bahagia yang tergambar di lukisan tersebut.

" Za? " Seru kak ray dari luar kamar yang membuat ku tersontak menatap kearah nya.

" Ada apa kak? " Tanya ku yang masih berada di hadapan lukisan ini.

" Ayo keluar, semua udah nunggu kamu dimobil " Ujar kak ray, spontan aku langsung melempar kain putih tersebut dan berlari kecil menuju kak ray. Selesai semua barang-barang milik nenek dimasukkan ke dalam mobil dan ayah kembali menuju mobil setelah mengunci semua pintu rumah nenek. Rumah dengan bangunan yang mirip seperti bangunan belanda, luas dan terlalu kebesaran untuk ukuran nenek jika harus menempati rumah tersebut. Padahal nenek yang mengajak kami untuk tinggal di rumah ini, namun ayah bersikeras tidak mau menempati rumah tua ini. Tidak tahu pasti alasan apa yang membuat ayah menolak menempati rumah ini dan mau tidak mau nenek yang mengalah untuk tinggal di rumah kami.

Jangan lupa vote dan komen nya yaa..:-)
'
'
'
'
'
#Stay safe at home

SECRET (THIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang