Penjelasan palsu

23 3 0
                                    

“Kenapa pak, kenapa saya harus ikut dengan bapak?” ujar Ardi yang berada di dalam tubuh Sirli

“Sirli  kamu itu salah, kamu tahukan,” balas guru tersebut

“Alah masa bodoh, mau salah mau benar, tidak ada masalahnya, pokoknya saya tidak mau ikut dengan bapak,” cakap Ardi yang berada dalam tubuh Sirli dengan lantang

“Sirli! kamu, kenapa kamu seperti itu, kamu berubah sembilang puluh derajat hanya dalam waktu beberapa jam saja, kamu seperti bukan dirimu sendiri,” tutur guru tersebut dengan nada bicara yang mulai meninggi

Sirli yang asli angkat bicara, dia ingin memberi tahu kalau yang membantahnya barusan itu bukan dirinya tetapi ardi

“Pak, sebenarnya itu bukan Sirli, tetapi itu a_”

Ardi langsung menutup mulut Sirli yang berada di dalam tubuhnya

“Siitt... jangan memberi tahu siapa pun tentang kita berdua, karna jika ada yang tahu maka itu bisa bahaya,” bisik Ardi di telinga Sirli

“Kalian berdua ikut saya ke ruang guru sekarang...!” teriak guru itu dengan sangat keras pertanda dia sangat marah

“Baik pak,” ujar Sirli yang berada di dalam tubuh Ardi

Tetapi beda halnya dengan Ardi yang berada di dalam tubuh Sirli, dia malah ingin pergi dan meninggalkan guru beserta Sirli yang berada di dalam tubuhnya, namun ketika Ardi ingin beranjak pergi ia di cegat oleh Sirli. Sirli memegangi tangan Ardi dan enggan untuk melepaskan tangannya

“Lepasin tangan gue.”

“Gue?” tanya Sirli, “sejak kapan kamu pakai kata gue?.”

“Berisik, lepasin enggak!” bentak Ardi, “gue bilang lepasin.”

Di saat Ardi melakukan bentakan kepada Sirli, Sirli yang berada dalam tubuh Ardi langsung mendekatkan bibirnya ke daun telinga Ardi sambil membisikkan sebuah kalimat

‘jangan banyak tingkah, kalau enggak mau semuanya aku bongkar’

Ardi langsung membulatkan matanya, seakan-akan jiwanya sudah dalam genggaman Sirli, dengan terpaksa, Ardi mengikuti Sirli untuk turut hadir ke dalam ruang guru memenuhi panggilan guru matematikanya yang bernama pak Darwis

Sesampainya mereka bertiga dalam ruang guru, pak Darwis langsung mengambil tiga buah kursi berwarna biru kemudian dia tata berbentuk segi tiga

“Duduk kalian!” pintanya dengan nada bicara yang tegas, “Ardi, coba jelaskan pada pak guru, kenapa kamu bisa terjatuh di tangga menuju lantai tiga, WC kan ada di lantai satu.”

Ardi yang berada dalam tubuh Sirli tampah sadar langsung menjawab pertanyaan pak Darwis, “Ya... saya tadi di panggil ama Angga pak, anak kelas 12D.”

“Sirli bukan kamu yang bapak tanya,” sahut pak Darwis

Ardi langsung menggigit jari telunjuknya dan memasang wajah cemas sembari berbicara dalam hatinya, ‘Astaga, aku lupa kalau saat ini aku berada dalam tubuh Sirli, bagai mana kalau sampai pak Darwis curiga, alah pokoknya aku harus pintar-pintar membuat sugesti untuk bisa selamat dari interogasi pak Darwis’

“Sudahlah, Ardi jawab pertanyaan bapak s-e-k-a-r-a-n-g!”

Mau tidak mau Sirli harus bertanggung jawab atas apa yang telah di perbuat oleh Ardi, ia melirik Ardi yang berada di sampingnya kemudian menjawab  pertanyaan yang di layangkan oleh pak Darwis

“A... itu... anu pak,” kata Sirli sembari memikirkan sebuah sugesti

“Bicara yang jelas!” bentak pak Darwis

Hug and swap. 'Bertukar Tubuh Dengan Sebuah Pelukan'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang