54. 👈👉

58 8 19
                                    

Melihatmu terluka bukanlah hal yang aku inginkan. 😭

*****

Berakhir atau bahkan kita akan dipertemukan di dalam dimensi yang berbeda. Mendadak, ruangan dimana Christof mendengar rintihan Jesi menjadi sunyi. Padahal ruangan itu tak kedap suara, tapi entah kenapa saat mereka berada di tempat itu memang sudah tak ada lagi bunyi dan suara yang bergema. Semuanya lenyap dan sunyi.

"Letnan yakin di sini tempatnya?" tanya Christof memastikan.

"Saya yakin, suara Jesi terdengar jelas dari sini. Saya juga mendengar suara tembakan dari arah ini. Dan alat pelacak ini juga menandakan bahwa di sini memang sempat terjadi sebuah tembakan." jelas Daniel.

Keringat panik langsung memenuhi tubuh Christof.

Mereka melanjutkan pencarian hingga akhirnya menemukan sebuah pintu masuk yang mencuri perhatian.

Seorang brimob langsung maju dan mendobrak pintu itu hingga terbuka. Christof yang sejak tadi panik tak kuasa langsung mendahului petugas polisi.

Christof memasuki tempat itu lalu matanya fokus pada mayat seorang pria yang saat ini sudah dipenuhi oleh darah segar.

"Sersan Dirga dan sersan Toni, cepat bungkus mayat ini ke dalam kantung jenazah." titah Daniel.

"Baik, Letnan."

Christof tak menghiraukan kegiatan para polisi yang sibuk dengan mayat itu. Lagipula, Christof tidak mengenal orang itu, dan yang jelas Christof benci seorang pembunuh.

Pria tampan ini berlari ke setiap sudut dan mencari gadis yang selalu ia rindukan.

Ya tuhan, betapa terkejutnya Christof ketika ia mendapati seorang gadis yang sedang terbaring dengan mata tertutup.

Hati Christof berdetak kacau saat melihat tubuh lemah gadis itu, namun ia tak menghiraukan rasa sakit di hatinya saat ini. Christof langsung berlari kencang. Berlari! Berlari, hingga ia mendapati tubuh itu dan meletakannya ke atas pangkuannya.

Air mata perlahan jatuh begitu saja dari wajah tampan Christof. Ia sudah tak sanggup menahan sakit di hatinya dan juga kerinduan yang selama ini sudah tertabung dalam celengan rindu. Christof melepaskan semuanya dan harus mendapatkan sebuah peristiwa yang tidak mengenakan. Saat matanya harus menatap gadis yang sangat ia cintai tertidur dengan damainya.

Sedikit pun tak ada kekhawatiran di raut wajah Jesi. Gadis ini tertidur seperti putri salju yang menampakan wajah tenangnya.

"Je---si!" desis Christof saat menyentuh pipi Jesi yang tertidur dengan posisi perut tertusuk. Dia sangat khawatir melihat gadis itu tertusuk. Dia menarik belati itu dan melepaskan switerrnya untuk mengikat perut Jesi agar darah yang keluar menjadi terhambat.

"Aku akan membawa kamu ke rumah sakit. Aku gak mau kehilangan kamu, Jesi. Aku janji kamu akan selamat," ucap Christof lalu membopong tubuh Jesi keluar dari tempat itu.

"Kamu datang untuk aku?" tanya Jesi yang tanpa Christof sadari sedang membuka matanya.

"Jangan bicara apa pun," ucap Christof menangis.

"Kamu bilang gitu karena gak mau lihat muka aku lagi, kan?" Jesi menatap Christof dengan tatapan sendunya sambil menahan rasa sakit di perutnya.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang