Selamat datang, selamat membaca.
***
Ketika kapal sudah kembali melaju, Trapesium agaknya lupa kalau dia harus bercerita kepada saudarinya di kapal ini. Setelah perbincangan singkat tadi, dia langsung masuk ke dalam kabin---bukannya mengobrol ddngan ketiga saudaranya---menutup pintu, lalu mengobrak-abrik pakaian. Di Sectermite tidak ada banyak baju, dia tidak bisa berganti pakaian dengan leluasa. Jadi, Trapesium langsung pergi untuk ganti baju setibanya di kapal.
Kini dia sudah berganti baju dan akan meletakkan pakaian yang kotor ke keranjang, Trapesium menjeda pergerakan ketika mendapati rumput liar menempel di pakaian. Dia mengangkat rumput tersebut dari sana, kemudian memperhatikannya sebentar. Trapesium tersenyum, di dalam hati dia berkata untuk menyimpan rumput ini. Rumput yang menjadi kenang-kenangan terakhir dari Sectermite. Negara yang membawa Trapesium bertemu dengan pengalaman besar.
Sebelum memasukkan ke keranjang, dia juga mengendus pakaian tersebut. Jejak peluk Woody ada di sana, sekarang Trapesium harus berpisah juga. Ah, sepertinya dia akan sama seperti Freqiele nanti. Menunggu dan merindu.
"Baru sebentar saja aku sudah rindu. Bagaimana dengan Freq, ya?" Trapesium bertanya sendiri.
Ngomong-ngomong soal Freqiele, setelah Trapesium menyebut nama itu, dia jadi ingat kalau belum menceritakan banyak hal kepada ketiga saudaranya. Buru-buru dia menuju ke arah pintu, hendak keluar dan memeluk Freqiele, Zealire, lalu Jocelyn. Dia juga sangat merindukan mereka.
Baru dia ingin membuka pintu, benda itu terlebih dahulu terbuka. Ada tiga perempuan yang memasang wajah garang di depan Trapesium sekarang. Melihat itu, Trapesium berpikir kalau dia akan mendapat masalah yang besar.
"Beraninya kamu meninggalkan kami, Esi!" Suara Jocelyn menyapa telinga Trapesium. Gadis itu merinding, duluan membayangkan kemarahan Jocelyn.
"A-aku tidak bermaksud meninggalkan kalian tadi, tapi kalian memang kutinggal, sih. Sudah dua hari aku tidak ganti baju. Jadi, kupikir aku harus mengganti pakaianku dulu." Dengan sedikit gemetar, Trapesium menjawab apa adanya. Toh, Jocelyn akan tahu kalau dia berbohong. Trapesium mana pandai menyembunyikan sesuatu.
Setelah itu, hening beberapa detik, kemudian terdengar tawa di kabin tersebut. Freqiele, Zealire, bahkan Jocelyn yang tidak biasanya tertawa sekarang melakukannya. Masih dengan sisa-sisa tawa, mereka memeluk Trapesium secara bergantian.
Karena otaknya sedikit lambat memahami keadaan, Trapesium masih mencoba mencerna keadaan. Setelah semua selesai memeluknya, Trapesium baru paham.
Dia berkata, "Ah, kalian menyambutku ternyata, padahal aku sudah takut dengan amukan Joce. Kalau kalian menyambutku, di mana Tuan Xylo? Kenapa dia tidak memelukku seperti yang kalian lakukan?" Dengan polosnya, perempuan itu bertanya kepada tiga perempuan lain.
Zealire dan Freqiele menahan tawa melihat muka Jocelyn yang sudah memerah. Mereka tahu Jocelyn sedang dibakar api cemburu. Akan tetapi, apakah Jocelyn lupa kalau Trapesium memang suka blak-blakkan? Jadi, begitukah cemburu yang dirasakan orang-orang kasmaran?
"Nah, kalau soal itu, kamu baru akan dilahap mentah-mentah oleh Joce, Esi." Zealire menjawab, sembari melirik jahil ke arah Jocelyn. Perempuan itu pura-pura tidak mendengar.
Memasang wajah histeris, Trapesium berucap, "Wah, serius? Kalau Tuan Xylo memelukku, aku akan dilahap oleh Joce? Itu sangat mengerikan. Kalau aku dilahap oleh Joce, Kak Woody tidak akan pernah bisa membalas utangnya."
"Hei-hei, dari tadi kamu menyebut nama Woody, Woody, dan Woody. Siapa dia? Ceritakan lebih tentang dia, Esi!" Freqiele memberi perintah, dia sudah duduk di kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLEEDPOOL: ZEALIRE VURBENT [SERIES 3]
Fantasy[SUDAH TAMAT] Zealire Vurbent harus melanjutkan misi mencari peta hanya dalam waktu tiga hari. Bleedpool bukan tempat yang ramah untuk disinggahi. Perampok, bajak laut, penjarah, pembunuh, pengedar, bahkan semua jenis pelaku kejahatan ada di sana. M...