Han Jisung. Laki laki mungil dengan wajah yang hampir menyerupai tupai dengan pipi gembil itu memasuki salah satu ruangan yang ada di sekolah nya. Perpustakaan.
Membaca buku mungkin adalah hal yang paling membosankan buat sebagian orang. Kecuali membaca novel atau komik. Tapi tidak dengan Jisung, diri nya malah asik membaca buku buku tebal yang berisi berbagai macam sejarah dari berbagai negara yang ada di belahan dunia.
"Psst!"
Jisung menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Mencari cari sumber bisikan yang tak sengaja dia dengar.
"Hum? Perasaan aja kali ya." Jisung memilih abai dan menyumpal kedua telinga nya dengan earphone yang dia bawa.
Alunan piano yang lembut mulai mengalun di telinga nya. Melodi yang lembut membuat nya menjadi lebih rileks dalam membaca buku yang hampir dipenuhi sama tulisan.
Sepuluh menit berlalu, dirinya masih tak sadar sama kehadiran seseorang di belakang nya yang perlahan mulai dekat dengan diri nya.
"Jisung." seseorang menepuk pundak Jisung dengan pelan. Tapi tetap saja bisa membuat Jisung terkejut sampai sedikit loncat dari duduk nya.
"Astaga! Setann!! Huaaaa Jisung masih mau hidup! Jangan makan Jisung, Tuan Setan!"
Tepukan pelan, tapi bisa membuat Jisung seperti ini. Badan yang menunduk dengan kedua tangan yang saling bertautan di depan dada nya. Bibir nya tak berhenti menggumamkan do'a do'a.
"Ya Tuhan... Jisung masih mau hidup."
"Jisung... -
Sebuah tangan bergerak untuk menarik earphone Jisung yang masih menempel di salah satu. telinga nya.
- Ini gua. Minho. Kakak kelas yang sekelas sama lo. Bukan setan. Ganteng gini masa gua di panggil setan."
Jisung menengokan kepalanya ke arah belakang. Mata nya membola lucu. Membuat Minho mati matian menahan gemas.
"E-eh?! M-maaf kak!!" Jisung langsung bangun dari duduk nya. Membungkuk an badan nya sembilan puluh derajat berkali kali.
"Udah j-jangan gitu ah! Biasa aja, Sung." Minho menahan tubuh Jisung yang hendak membungkuk untuk yang ke empat kali nya. Sementara Jisung sendiri masih terkejut dengan kehadiran Minho. Terlihat dari deru nafas nya yang sedikit memburu.
"Ada apa ya kak?" tanya Jisung setelah nafas nya sudah kembali normal. Yah, walaupun gitu keringat dingin masih bercucuran di dahi nya.
"Temenin gua makan." Minho mengeluarkan buntelan yang dia bawa dan menaruh nya di atas meja. Tepat di samping buku yang tadi sedang Jisung baca.
Tangan nya dengan cepat membuka buntelan kain yang ternyata di dalam nya ada sekotak bekal dengan ukuran yang sedang.
"Tapi kak, di perpustakaan gak boleh makan. Mending di luar aja, yuk!" ajak Jisung. Tapi Minho memilih abai dan mendudukkan diri nya di atas kursi di samping Jisung.
"Gapapa. Perpustakaan nya aja sepi. Udah sini, bantuin gua abisin bekel ini." Minho menarik tangan kiri Jisung untuk segera duduk di samping nya. Jisung hanya bisa pasrah aja dengan tindakan kakak kelas nya.
"Btw, kakak tau dari mana nama aku Jisung?"
Minho yang sedang asik makan menoleh ke arah Jisung. Tangan kanannya yang sedang memegang sendok mengetukkan ujung gagang sendok ke nametag yang ada di dada kanan Jisung.
"Pas lu dan temen temen lu masuk kelas, gua langsung lihat ke arah sini. Dah jangan bawel, nih makan!" Minho menyendok an nasi dan lauk nya ke mulut Jisung, dan langsung di terima dengan senang hati oleh Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
G-Class [SKZ]
FanfictionDua puluh murid di satukan di dalam kelas bernama G Class. Mereka semua adalah anak anak pintar dan berbakat. Baik di bidang non akademik maupun akademik. Tapi, bagaimana jika anak pintar ini memiliki perasaan satu sama lain? Dan bagaimana anak anak...