Baby J

590 68 5
                                    

Apartemen Jeno selalu berisik seperti biasa. Namun kali ini bukan dari suara tertawa pemilik apartemen atau kekasihnya, tetapi suara tangisan seorang bayi yang ditemukan kekasihnya di depan pintu apartemen Jeno.

"Orangtua goblok mana sih yang tega buang bocah selucu ini"

Jeno menabok mulut kekasihnya ralat mantan kekasihnya. Gadis itu langsung melotot ke arah pria bermata sipit itu.

"Lain kali kalo bicara depan bocah di filter dulu maemunah"

"Apaan sih bambank"

Jasmine, nama gadis yang resmi jadi mantan kekasih Jeno 5 menit lalu. Gadis itu pula yang menemukan bayi imut di depan pintu apartemen Jeno saat hendak pulang setelah berdebat dengan Jeno yang berakhir dengan kandasnya hubungan mereka.

"Ini anak lo sama sapa Jen?"

"Heh betina, gue ga pernah nidurin cewek ya"

"Lah si ferguso lupa"

"Eh pernah deng, gue pernah nidurin cewek. Namanya Jasmine Cantika, mantan gue 5 menit lalu"

Jasmine memandang datar Jeno yang tengah santai dan meminum jus jeruk.

"Selain gue, goblok. Ya kali baru sebulan lalu sex bisa langsung lahir bayi"

Jeno berjalan menuju Jasmine yang tengah memangku bayi yang diperkirakan baru lahir kemarin. Pria itu mengacak-acak keranjang dimana bayi itu pertama kali ditemukan.

"Eh ada surat"

Jeno mulai membacakan surat yang ditemukannya di keranjang si bayi.

Dear Jenovan.

Hai Jen, gimana kabar lo?
Masih langgeng sama Jasmine kan ya, harus langgeng ga boleh putus. Yang boleh itu ganti status jadi suami-istri. Wkwkwk

Jen, gue titip anak gue ke lo sama Jasmine ya. Gue ga bisa ngrawat dia.

Dia anak gue sama pria yang gue temui di club malam. Kita berdua saling cinta. Saat dia mau nikahin gue, dia malah kecelakaan. Mobilnya di tabrak sama Truk yang ngangkut kayu gelondongan.

Lo tau kan gimana kelanjutannya. Gue sebenarnya pengen besarin anak gue sendiri. Tapi takdir ga ngebolehin Jen. Gue udah diwanti dokter buat gugurin kehamilan gue yang beresiko. Tapi gue keras kepala Jen. Gue mutusin buat pertahanin anak gue. Dan prediksi dokter bener, umur gue ga lama abis lahirin anak gue.

Sorry gue ga pernah ngabarin lo, Jeno. Lo adalah bestfriend gue yang paling ngerti gue.

Gue titip anak gue ya, sayangi dia kek lo sayang ke anak lo kelak ya.

Bye

Hannah Devani

Jeno mengatupkan mulutnya setelah membaca surat dari sahabat masa kecilnya hingga kuliah.

"Jadi gimana Jen?"

"Ya kita rawat lah"

"Kita? Lo aja kali"

"Di surat Hannah mintanya kita berdua bangsat"

Jasmine mendengus kesal, namun wanita itu tak punya pilihan lagi. Ia kenal baik dengan Hannah, wanita itu adalah teman pertamanya pada saat duduk di bangku kuliah.

"Jen, ini kok adeknya ga berhenti nangis ya. Padahal udah di beri susu juga"

Jeno mengambil alih bayi laki-laki itu dari pangkuan Jasmine. Pria itu memeriksa keadaan si bayi. Meski ia tidak bergelar dokter spesialis anak, namun sebagai dokter setidaknya ia sedikit mengerti tentang kondisi bayi sehat atau sakit.

Baby From Nowhere [NOMIN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang