It's Okay

65 15 63
                                    

Short oneshoot story
Spesial my birthday, hihi.
776 word.
Happy reading.

Playlist Song :
Januari by Glenn Fredly.

Playlist Song :Januari by Glenn Fredly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini  bukan tentang siapa dan dimana. 
Ini tentang mengapa dan  bagaimana.

Mengapa bisa kau mencintai
wanita       biasa     sepertiku?

Bagaimana   dengan   kehidupanmu  yang
mewah jika harus bersanding denganku?

Akankah semuanya berjalan
dengan baik?
Akankah orang tuamu setuju
menerimaku?
Akankah juga kau setia di sampingku
hingga akhir?

🌛🌛🌛

Gumpalan putih kecil berjatuhan menyapa tanah, membentuk gundukan kecil macam es serut dalam gelas berisikan sirup, menambah pekerjaan seseorang hanya untuk membersihkan hal itu.

Kakiku melangkah menapaki belahan salju yang baru saja ditepikan, meninggalkan jejak sepatu kecil yang menggemaskan untuk dilihat. Seperti wajahmu kala senyum tercetak akibat lelucon tak berbobot dariku.

Berbicara tentang dirimu membuatku mengingat satu hal. Bagaimana malam itu tawa kita mengudara dengan kepulan asap dari belah bibir, semakin menggosokkan tangan pada cup hot chocolate yang telah kita pesan kala angin malam semakin liar.

Bagaimana kabarmu sekarang, Jimin? Apakah masih sama seperti dahulu kala ketika kau berkata bahwa harimu baik-baik saja dengan cengiran di wajahmu itu?

Ataukah sama sepertiku? Menikmati malam seorang diri; oh, tidak. Aku tidak sendirian. Di sampingku ada sebuah boneka salju dengan mata hanya segaris—mirip sepertimu kala sedang tertawa.

Aku sering kali tertawa seorang diri kala ingatan tentangmu terlintas. Ternyata dulu kita sebahagia itu, ya? Hanya perlu menirukan suara berbagai hewan saja kita sudah tertawa lepas.

Namun apa kabar sekarang? Akankah cara itu masih berhasil jika aku peragakan di hadapanmu? Ataukah membuatmu semakin risih dan meninggalkanku untuk yang kedua kalinya?

Andai kau tahu, Jim. Aku sudah menantikan malam itu dari beberapa hari sebelumnya. Aku juga sudah menyusun beberapa anak kata yang akan aku ucapkan padamu. Tapi nyatanya aku sepecundang itu dan membiarkanmu mendaratkan tangan dinginmu di pipiku, ya?

Akankah kau percaya padaku bahwa apa yang kau dengar itu adalah palsu? Semuanya hanya rekayasa belaka yang diciptakan seseorang hanya untuk merebutmu dariku.

Tapi kenapa kau menyanggahnya waktu lalu? Kau memilih percaya padanya ketimbang diriku yang sudah menjadi pelabuhan cintamu satu tahun terakhir.

Cobalah berkunjung, aku masih bersedia menerimamu bagaimanapun keaadanmu. Aku bukanlah pendendam seperti yang kau pikirkan. Dan aku juga bukan psikopat yang akan membunuhmu hanya karena kau meninggalkanku di bawah guyuran salju kala itu.

Setumpuk kecewa mendadak hadir, menemaniku dalam hening yang mencekam. Setega itukah kau meninggalkanku hanya karena kalimat bahwa aku hamil oleh pria lain? Justru karena itu aku memintamu untuk datang. Aku ingin menunjukkan padamu bahwa perutku masih saja rata seperti kala terakhir.

Namun kini setumpuk harapan mendadak hadir dalam relung kala mendapatimu tengah duduk di sana; di tempat favorit kita dulu. Apa kau masih ingat bagaimana setiap waktu aku selalu menumpukan kepala pada bahumu? Apa kau tak melupakan bagaimana tautan jari kita terbentuk?

Aku lantas berjalan sedikit tergesa, rasa ingin menghampirimu begitu tinggi hingga membuatku abai dengan seorang anak kecil di sampingku.

“Jimin Appa?”

Kakiku seketika berhenti dari langkah panjang, terdiam pada pijakan terakhir dengan iris yang memerhatikan kalian berdua.

Bertukar tawa serta kecupan lembut yang kau berikan pada anak itu. Apakah itu buah hatimu, Jim?

Sejujurnya aku ingin bertanya banyak hal padamu mengenai siapa anak itu? Bagaimana kehidupanmu selama ini? Namun niat itu segera aku buang kala mendapati wanita cantik menghampirimu. Mendudukkan tubuh tepat di sebelahmu sebelum menumpukan kepala pada pundak kokohmu. 

Harusnya aku yang di sana bukan? Duduk bertiga dengan buah hati kita sambil bertukar cerita bagaimana kita melalui hari? 

Bukannya aku yang seperti saat ini. Mundur perlahan menjauhi tempatmu berada yang tanpa sadar aku kehilangan pijakan dan alhasil membuatku jatuh terjerembab ke tanah.

Seketika aku membuka mata, tersadar jika aku sedang bermimpi dan membuatku jatuh dari tempat tidur.

“Sayang? Gwenchanayo?”
(“Sayang? Kau tidak papa?”)

Dan aku total bersyukur kala kau masih di sini, menemani tidurku selama satu tahun terakhir dengan ikatan suci pernikahan.

“Kau mimpi buruk, hm?” Tanyamu lagi kala mendapati aku yang hanya berdiam diri pada lantai, lantas membantuku bangun dan kembali mendaratkan diri pada hangatnya tempat tidur.

Aku mengangguk sebagai jawaban dan kamu tertawa kecil dalam heningnya malam. Menggemaskan katamu; aku yang pulas dalam tidur dan menimbulkan suara gaduh akibat tubuh yang menyapa lantai.

It's okay. The dream is just a sleep flower. Will not come true.” Katamu lagi masih berusaha menenangkanku dalam dekapan hangat. (“Tidak papa. Mimpi hanya bunga tidur. Tidak akan menjadi nyata.”)

Aku percaya apa yang kau katakan, karena di depan sana ada gadis kecil yang tengah menuju kemari dengan boneka kelinci dalam pelukan.

“Kau terbangun, Sayang?” Tanyaku pada sosok gadis kecil dan mendapatkan anggukan sebagai jawaban.

Kau melepaskan pelukan, menggendong gadis berambut sepinggang itu dan mendaratkannya diantara badan kita. “Baiklah, malam ini kita tidur bertiga, okay?” Katamu dengan sunggingan senyum.

Lantas aku kembali berbaring dan disusul dirimu, sebelum akhirnya didekap oleh hangatnya selimut di tengah malam. Berbagi tempat tidur dengan gadis kecil yang telah hadir dua tahun lalu.

“Jimin? Saranghae.” Kataku lirih takut membangunkan buah hati kita. (“Jimin? Aku mencintaimu.”)

Senyummu mengembang, beranjak sedikit lalu mendaratkan kecupan manis pada keningku. “Nado saranghae. Sleep tight, sweetheart.” Jawabmu sebelum akhirnya kita bertiga berlabuh dalam lautan mimpi. (“Aku juga mencintaimu. Tidur nyenyak, Sayang.”

⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯E N D⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯

Terima kasih sudah mampir.
Yang sedang ulang tahun,
Happy birthday ♥️

Dream ⸛ Pjm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang