46. Akhir Perang Dingin

3.3K 629 86
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.
“Tolong, jangan haramkan surga untukku”

***

“Ada acara apa nih, sampai kumpul segala?” tanya Farhan. Semua orang di ruang keluarga, duduk bersila di lantai sedang banyak makanan tersaji di depan mereka. “Tumben banget.” Menambahkan dengan melirik sinis Daffa.

“Alya ingin menyampaikan kabar penting. Sebuah pengumuman.” Alya menarik Farhan untuk duduk di sampingnya. “Ayolah, kita nggak kumpul sejak Daffa pulang dari rumah sakit. Seharusnya kita meluangkan waktu lebih banyak untuk bersama.”

Laila menghela napas berat. Walaupun dia duduk berhadapan dengan Daffa, dia sama sekali tidak membalas tatapannya. Bersikap dingin dan membuat Daffa tertunduk sedih beberapa kali.

“Padahal gue lagi sibuk banget nih!” Alif menyeletuk. Dia mengerling jam tangan. “Gue ada syuting FTV.” Menjelaskan. Padahal Alya tahu Alif tidak memiliki jadwal syuting sama sekali. Lelaki itu selalu menghindar satu ruangan dengan Daffa. 

“Pengumuman penting apa sih? Bisa nggak kita tunda?” Guntur tampak enggan, dia juga melirik Daffa. “Papah harus ikut Alif buat syuting.” Dan memberikan alasan yang tidak di masuk akal.

“Pengumuman apa Alya?” Hanya Rianti menyahuti dengan suara ceria. Dia tidak terusik dengan sikap dingin semua orang.

“Sayang, apa perlu kita kasih tahu mereka sekarang?” Alya menoleh, bertanya pada Daffa yang sedari tadi diam.

“Iya, terserah kamu.”

“Apa sih? Jangan bikin kepo deh!” Farhan mulai kesal. “Ini kabar baik atau kabar buruk, kalau kabar buruk! Gue ngantor sekarang. Gue nggak mau banyak pikiran di tempat kerja,” gerutunya.

“Mau yang mana dulu. Kabar baik atau kabar baik banget?” Alya menawari.

“Kabar baik!” Farhan dan Rianti menyahuti bersamaan.

“Alya berhenti kerja. Alya sudah nggak bekerja lagi di stasiun televisi.”

“APA?”

Farhan dan Rianti terkejut tapi yang paling terkejut di antara semua orang adalah Daffa, lelaki itu menatap Alya tajam.

“Apa itu termasuk kabar baik? Berhenti kerja?” tanya Daffa dingin. “Kenapa kamu berhenti? Apa karena aku? Alya! Pekerjaan itu adalah pekerjaan impian kamu. Jangan sampai karena aku, kamu…”

“Bukan karena siapa-siapa. Bukan karena kamu.” Alya menyela. Memotong perkataan Daffa. “Aku melakukannya demi aku sendiri.” Dia membalas tatapan semua orang yang mengarah padanya. “Alya melakukannya demi kebaikan Alya. Dan Alya sama sekali nggak menyesalinya. Toh, rezeki, pekerjaan dan karir bisa dicari lagi. Alya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama kalian. Hanya itu.”

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang