31. Tiga Hama Penganggu

11.4K 766 15
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


31. TIGA HAMA PENGANGGU

Kau tidak perlu menjadi apa yang orang lain mau sebab dirimu adalah dirimu bukan diri mereka-Auristela Queenzee F.D

***

Cuaca pagi hari yang cerah membuat seorang gadis yang sedang berdecak pinggang sambil menatap tembok itu menghela napas kasar. Sinar matahari di pagi hari menyinari tubuhnya membuat bayangan tubuh gadis itu terlihat jelas di tanah kasar yang di injakknya.

Gadis itu berjalan mendekati tembok tinggi di hadapannya lebih dekat, ia menaikkan satu kakinya pada atap pembuangan sampah beton yang berada dekat dengan tembok itu membuat ia berdiri tepat di atas atap tempat sampah beton tersebut.

Kepalanya mendongak kala kaki gadis itu berjinjit menatap sekiling di halaman sekolah yang sudah sepi beberapa kelas pun sudah melakukan pelajaran sekarang. Buru ia menaikkan tubuhnya pada tembok itu dengan susah payah membuat rok berwarna abu-abu itu bergesakkan dengan debu yang ada pada tembok itu.

Raut wajahnya terkejut kala merasakan kakinya melayang. Ia kemudian menunduk menatap seorang lelaki yang sedang membantunya menaiki tembok.

"Lo ngapain liatin gue?" tanya Nafil saat Auris menatap ia dalam diam. Lelaki itu spontan membuat gadis itu tersentak dari lamunannya.

Dengan cepat Auris menaikkan kakinya ke tembok sembari menatap Nafil dari bawah yang dengan mudahnya menaiki tembok itu. "Lain kali gak usah sok nolongin gue," ujar gadis itu dingin.

Nafil berdecak ia kemudian berkata, "Gue gak ada niatan buat nolongin lo, mata gue bosan lihat lo berusaha tapi gak ada hasil sama sekali."

Perkataan Nafil membuat Auris menatap lelaki itu sinis. "Gak usah banyak omong, di bawah tadi mata lo gak ngapa-ngapain 'kan?" tanyanya dingin.

Kening Nafil menyatu kala mendengar itu. "Ngapa-ngapain gimana? Orang gue cuma nolongin lo," balasnya sembari menatap Auris sinis. Namun sedetik kemudian bibirnya membentuk sebuah senyuman manis yang licik.

"Gue tahu apa yang ada di dalam pikiran lo." Auris segera melompat dari tembok itu hingga bokong gadis itu mencium lantai halaman sekolah.

"Shit, lo ngapain nindis gue sih?" Auris berkata kesal. Ia mendorong tubuh Nafil dengan kasar sembari beranjak dan membersihkan roknya yang kotor.

Nafil berdecak, lelaki itu turut beranjak dari posisinya sembari memperbaiki celananya yang kotor. "Yang turun duluan itu lo jadi seharusnya yang salah lo bukan gue, kalau lo gak turun duluan gue gak bakal nindis lo," katanya dengan mimik wajah datar.

Auris merotasikan matanya kala mendengar itu. Ia langsung saja berdiri dan berjalan meninggalkan Nafil sendirian di tempat itu. Melihat gadis yang sudah lumayan jauh darinya lelaki yang masih duduk di atas lantai halaman itu segera berdiri dan menyusul gadis itu.

"LO BERDUA BERHENTI!" teriak seseorang dengan nada tegas membuat kedua insan tersebut spontan menoleh kepadanya.

Mimik wajah Nafil semakin datar kala melihat seseorang yang berjalan mendekati mereka dengan tatapan tajam. Lelaki itu kini berdiri di hadapan mereka berdua sembari berkata, "Ke lapangan sekarang."

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang