Sebuah Ikatan

375 46 13
                                    

Selamat malam minna~^^

Btw ini cuman tugas B. Indonesia ku sih :v
Tapi kalau kalian mau baca Yaa Syukurlah~^^

So Enjoy~

Sebuah Ikatan

Pagi itu suasana di hutan pinus sangatlah sejuk. Kicauan burung yang sahut-menyahut terdengar merdu seolah sedang melantunkan sebuah musik yang menenangkan. Tepat di sana terlihat dua orang remaja sedang menyusuri jalan setapak, masuk lebih dalam ke hutan itu.

Raymond dan Revindra. Itulah nama mereka. Seorang kakak beradik kembar yang sangat identik. Mereka hanya bisa dibedakan dengan warna warna mata. Jika Raymond memiliki warna mata biru tua sedangkan Revindra, adiknya memiliki warna mata biru muda. Persis seperti warna langit saat siang dan malam hari.

Angin sepoi-sepoi menghampiri mereka, menciptakan rasa sejuk bagi keduanya. "Kak, kita mau kemana?" tanya Revindra kepada kakaknya yang bernetra biru tua itu.

Raymond tersenyum tipis, tangannya sedari tadi menggenggam lembut tangan Revindra si sampingnya. "Ke suatu tempat," ucapnya sembari menyusuri jalan setapak itu.

Revindra mengangguk saja sembari mengikuti kakaknya itu masuk lebih jauh ke dalam hutan. Cukup lama mereka berjalan hingga tibalah keduanya di sebuah tebing jurang dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. Di sana, tepat di ujung tebing itu, terdapat sebuah pohon dengan batang yang condong ke arah jurang tersebut.

"Wuah!~" Revindra terpana dengan pemandangan di depannya. "Dari mana Kakak tau tempat seperti ini?"

"Dari teman," jawab Raymond sembari melompat ke batang pohon yang condong tersebut. "Nah, ayo," ucapnya sembari mengulurkan tangannya ke arah adiknya, tak lupa dengan senyuman tipis di wajah menawannya.

Sebuah senyuman terukir indah di wajah Revindra yang sama menawannya. Dengan semangat dia menyambut uluran tangan Raymond dan melompat ke batang pohon yang sama. "Eh?!" serunya sedikit kaget, pasalnya sang kakak berjalan dengan santainya ke ujung batang pohon itu yang mana di bawahnya terdapat jurang yang amatlah dalam.

"Hm?" Raymond berbalik, menatap adiknya. "Sini. Gak papa kok, Kakak jagain kalau mau jatoh," ucapnya sembari menuntun Revindra untuk mengikutinya.

Anggukan kecil diberikan Revindra sebagai jawaban. Dengan hati hati dia mengikuti sang kakak hingga sampai di di tengah-tengah batang pohon tersebut. Keduanya duduk di sana dengan kaki yang menjuntai ke bawah.

"Indahnya,~" ucap Revindra yang terlihat sangat menikmati pemandangan di depannya.

Kekehan kecil lolos dari bibir tipis nan manis Raymond melihat sang adik. "Syukurlah," ucapnya, mengacak lembut rambut kepala Revindra.

Revindra yang diperlakukan begitu terlihat sangat senang, dapat dilihat dari senyuman manis di bibirnya. Dia selalu suka saat kakaknya mengusap-ngusap rambut kepalanya. "Oh ya Kak, ini tempat apa sebenarnya?"

"Hm? Katanya sih ini tebing permohonan dan pohon yang kita duduki ini tempat memohonnya," jawab Raymond.

Revindra terkekeh kecil. "Bisa gitu ya Kak, Revin baru dengar. Kakak sendiri percaya gak?"

"Hmm...," gumam Raymond. "Kurang percaya sih, tapi kerena katanya pemandangannya bagus, jadi Kakak pengen bawa kamu ke sini."

"Ayo bikin permohonan!" seru Revindra tiba-tiba dengan penuh semangatnya.

"Eh? Revin percaya ya?" tanya Raymond.

"Gak terlalu percaya juga sih, Kak," jawab Revindra sembari terkekeh renyah. "Tapi gak salahkan kalau bikin permohonan?"

Sebuah Ikatan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang