8

663 89 1
                                    

Tommy heran, sepulangnya ia kuliah, dua tuyul rese kos-kosan tiba-tiba narik dia buat bawa ke kamar salah satunya.

"Santai kali ah pake narik-narik segala"

"Ini more important bang daripada mandi"—siwi

"Apaan?"

"Fluke sama Thiwat udah dijodohin"—Prem

"HAH?"

Tommy melotot. Belum selese sama dosennya yang ngasih tugas se-abrek, dua tuyul kosnya itu balik cuma buat nambah intensitas syok.

"Ga usah ngarang cerita deh"

"Dih orang bestie nya sendiri yang ngasih tau kita ya kan siw"

"Yoi"

Tommy masih ngeyel, dunia se-sempit ini? Apa apa dipertemukan sendiri.

"Udah udah, minggir lu pada gue mau mandi lanjut makan baru ghibah"

"Yee orang ini kamar gue bang"—siwi

"Lah iya?"

Tommy langsung buru-buru masuk kamarnya buat bersih-bersih. Bau keringet buat dia ga konsen apa apa. Dari pagi hawanya pengen rebahan terus. Capek banget.

--

Selepas Tommy mandi, prem siwi balik nongkrong berdua di meja pantry. Sambil nyeduh mie gelas di depannya, masing-masing sibuk hp an.

"Siw"

Yang dipanggil sensi. Mukanya mencerminkan dendam kesumat ke pemilik suara.

"Apa?!"

"Yaelah"

Bumi ga sendiri, dia dateng bareng Boun. Karena emang niat awal mereka berdua itu ngerecokin pantry buat nyari sesuap nasi, eh malah kebetulan nemu dua buntelan tuyul lagi nyantai.

"Temenin gue makan"

"Tinggal masak sendiri susah amat"

"Diluar ayok. Bosen makan nasi mie tiap hari"

"Ga, gue mau sama Prem"

"Ajak Prem sekalian bego"—boun

Yang di sebut namanya keselek kopi. Lah meper ke dia?

"Kok gue sih bang?"

"Makan berempat yok ah susah amat"

Prem siwi liat-liatan. Tumben amat tu berdua ngajak ngajak. Biasanya kan nyelonong berdua ga pake suara.

"Ada maunya kan lo bang berdua"

"Yailah ketimbang laper ngajak makan ae ribet. Hangus dah traktirannya, fitnah mulu pikiran lu"

"Eeh enggak-enggak bang, hehe"

Prem siwi cengengesan. Ih hayuk mah ah kalau urusan traktir. Untung mie gelas yang mau mereka bikin belum di seduh, jadi aman kalau ditinggal pergi.

~

Ga ada ide jadi chap ini pendek dulu

Vote comment kuy

Kos-kosan Brokoli | Lokal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang