Jungkook cemberut, Lisa duduk disisinya. Gadis itu sedang memakan ramennya tetapi Jungkook sama sekali tidak minat menyentuh ramen miliknya yang tergeletak dimeja kecil yang ada didepannya, Jungkook melirik Lisa sesekali.
Gadis itu memergoki Jungkook, beberapa kali pemuda itu pura-pura memalingkan wajah atau mengibas-ngibas wajah : berpura-pura mencari nyamuk.
"Kau masih marah?" Lisa meletakkan mangkuk ramennya, menyesap susu pisang yang Jungkook berikan sebagai tanda bahwa mereka sedikit berdamai.
"Tidak tuh" Jungkook memalingkan wajah, tidak mau dilihat Lisa saat ia sedang menahan rasa sebal dengan menggembungkan pipi juga mengepalkan tangan diam-diam.
Sesak itu datang lagi.
"Bukankah kita sudah pakai cincin yang sama, sudah bertunangan secara pribadi’kan?" Lisa tersenyum kecil, ia menepuk bahu Jungkook tetapi pemuda itu masih agak menghindar darinya.
"Kookie.."
"Aku tidak marah, aku tidak cemburu. Terserah kau mau duduk dimana, dipangku oleh lelaki manapun, mau pegangan tangan juga. Lakukan saja sesukamu!" Jungkook mencebik, dia memutar duduknya jadi memunggungi Lisa, mengelap sudut matanya yang sempat basah.
"Tapi, aku sangat ingin berada dipangkuanmu" Lisa mengerucitkan bibir, mandekati Jungkook lalu memeluknya dari belakang, menyandarkan pipinya dipunggung tegap pemuda itu.
Tatapan Jungkook jatuh pada kedua tangan Lisa yang ada diperutnya, kilasan saat tangan laki-laki lain menggerayangi punggung serta jemari Lisa kembali menyulut kecemburuan dalam hati Jungkook.
Pemuda itu menunduk, membiarkan hening menyelimuti keduanya tapi air matanya malah jatuh. Buru-buru ia mengusapnya—tapi, tanpa sepengetahuannya ada setetes yang jatuh tepat di ibu jari tangan Lisa.
"Kookie, kau menangis ya?"
Jungkook menggeleng cepat, mengusap wajahnya yang basah karena air mata. "Tidak, aku sedang tidak ingin bicara denganmu."
"Kau cemburu?" Sahut Lisa menebak-nebak, ia cukup hapal dengan tipikal Jungkook saat sedang merajuk padanya. "Karena behind the scene? Aku minta maaf..aku harus apa supaya dimaafkan?"
"Jangan sentuh aku" Sahut pemuda itu semakin lirih, hidungnya memerah. Siapa saja yang diposisi Jungkook pasti akan mengerti, dia terlalu takut Lisa dibawa pergi oleh orang lain.
Jungkook terlalu takut.
"Lalu aku sentuh siapa? Sentuh lelaki itu saja ya?" Celetuk Lisa pura-pura kesal, ia hendak menarik tangannya namun tidak jadi saat Jungkook akhirnya berbalik lalu memeluknya.
Sesaat Lisa terkejut, Jungkook sudah biasa memeluknya hanya saja kali ini rasanya berbeda. Perasaan hancur pemuda itu seolah tersampaikan, Jungkook cemburu karena hal itu. Lisa mengerti, Lisa juga pernah cemburu saat Jungkook berinteraksi dengan idol wanita yang lain, yang suka memakai baju seksi dan yang seluruh tubuhnya berisi (depan, belakang) penuh.
Tetapi, Lisa selalu tidak punya waktu untuk merajuk. Jungkook selalu merajuk lebih dulu soalnya.
"Aku hanya memikirkanmu saja setiap detiknya, aku ingin pulang dan bersamamu tapi aku sangat sibuk setelah comeback lalu sebentar lagi peluncuran album. Aku sedikit sibuk"
Jungkook tidak menjawab—pemuda itu malah menangis. "Jangan bersama lelaki itu lagi, aku sakit hati." Ucapnya seraya mengusap wajah. "Aku tidak suka, sangat kesal apalagi ketika dia menyentuhnya. Rasanya..se-sak"
Lisa mendongak, melihat air mata membanjiri wajah Jungkook dan mengalir ke lehernya. Tangan gadis itu bergerak mengusapi pipinya, menangkupnya lembut lalu menariknya hingga dahi mereka tertempel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY JEALOUS
Фанфик[M]slice-of-life hubungan rahasia duo maknae grup idol ternama. Jungkook si posesif dan Lisa si pengertian. WARNING : update saat Jungkook ngambek lagi.