Selamat membaca ^_^
Tiga hari sebelum Jehan wisuda, bunda beserta adik kedua Jehan datang ke Korea. Jehan sangat ingin bundanya hadir di acara wisudanya, bunda harus melihat momen resmi putrinya mendapat gelar sarjana.
Khawatir bunda akan kesulitan di perjalanan, Jehan menyuruh adiknya untuk menemani bunda sekaligus menjaganya, ya hitung-hitung liburan juga.
Eomma baru saja sampai di tempat Jehan setelah menjemput bunda dan Rafy --adik kedua Jehan-- di bandara.
"Padahal kamu bisa nginap di tempatku aja lho." ujar eomma.
"Gak deh, nanti ngerepotin. Disini aja biar Jeje ada yang temenin pas hari H, atau mungkin di hotel kalau bosan disini."
"Santai aja, lagian waktu itu juga aku sempat nginap dirumah kamu kan? Gantian lah."
Bunda mengangguk. "Iya deh, makasih ya."
"Sama-sama."
~
"Senang gak lo?" Jehan sumringah menatap adiknya yang sedang membereskan barang bawaannya.
"Biasa aja sih." sahut Rafy.
"Gak tahu terimakasih banget sih lo! Gue ngorbanin tabungan buat bayarin lo tau gak?"
"Gue gak nyuruh lo ngorbanin tabungan buat gue."
Jehan mencibir. "Gak tau diri dasar, ngaku aja sih senang kan?"
"Iya deh senang, puas?" Jehan tersenyum miring. "Terus lo ngapain sih kak, pakai ngasih syarat segala sama gue?"
"Ya biar gak sia-sia aja gue ngeluarin duit buat lo."
"Gak ikhlas dasar. Lagian ngapain nyuruh-nyuruh gue ikut."
"Gue gak tega kalau bunda pergi sendirian, harus ada yang jagain dan yang bisa jagain bunda ya lo, si Dannis kan baru masuk asrama masa disuruh pulang lagi."
Dannis --adik bungsu Jehan-- baru saja masuk SMA. Ia bersekolah di salah satu sekolah ternama berbasis asrama yang dulu sangat diidam-idamkan Jehan. Meskipun dulu Jehan belum bisa masuk kesana, ia sangat senang karena ternyata adik bungsunya bisa menembusnya, bersekolah disana --menggantikan Jehan.
"Tapi kalau lo bisa kesini semudah itu gue gak ikhlas, siapa lo emangnya? Punya peran apa lo di hidup gue? Jadi gue kasih syarat biar gue tau kalau lo pantas nerima kebaikan hati gue." tambah Jehan.
"Emang dasarnya aja pelit." cibir Rafy. "Tanpa lo suruh juga IP gue gak mungkin kecil."
Memang benar Jehan memberikan syarat pada Rafy untuk bisa ikut bunda ke Korea. Syaratnya adalah Rafy harus mendapat skor IP sesuai angka minimum yang ditentukan Jehan. Tentu saja anak itu mendapatkannya dan sekarang Rafy sedang libur pergantian semester 2 ke semester 3.
"Sombong amat tuh mulut." balas Jehan. "Ya bagus, kalau gitu syarat gue harusnya gak berat kan buat lo?"
~~~
Satu hari sebelum wisuda, Jehan mengajak bunda dan Rafy berjalan-jalan keliling Seoul untuk menunjukkan tempat-tempat yang sering Jehan datangi. Mereka beristirahat di sebuah caffe yang berada di dekat kampus Jehan.
"Ini tempat aku biasa ngerjain tugas bun." ujar Jehan begitu mereka duduk.
"Ngerjain tugas atau nongkrong?" sahut Rafy.
"Dua-duanya sih."
Rafy mencibir.
Bunda manggut-manggut dan memerhatikan sekeliling. "Kayaknya bagus nih buat inspirasi bisnis bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] So I Married My Idol ✔
FanficMenjadi pasangan hidup seorang Lee Donghyuck selalu menjadi impian Jehan. Hanya mimpi, imajinasi, sebatas menghibur diri. Namun siapa sangka, beberapa kali dipertemukan secara tak sengaja membuat keduanya saling mengenal dan menaruh hati satu dengan...