Mulai berbeda

5 0 0
                                    

      Sejak kejadian di ruang ekskul itu. Aku jadi sering kepikiran. Aku juga jadi sering memperhatikan Raksa. Dia itu pendiam. Tapi bukan berarti irit bicara. Aku hanya merasa, ia seperti ragu atau mungkin kurang berkenan untuk bergaul dengan yg lain. Dia lebih sering menyendiri. Kalau lagi istirahat dia juga lebih sering tidur. Aku sedikit kasihan, apa yg lain gak mau berteman sama dia? Tapi teman² kelas baik kok. Kami gak ada membeda-bedakan teman. Ada apa dengan Raksa?

   Semenjak hari itu juga, entah kenapa aku juga merasa Raksa memperhatikanku. Kadang kalau lagi papasan di jalan, pandangan mata kami selalu bertemu. Dan itu buat aku merasa ada yg salah dengan kerja jantungku, berdetak tak beraturan.

   Dan hal yg lebih aneh adalah, ketika sahabatku Fira menanyakan tentang Raksa. Iya, Fira sudah lama menyukai Raksa. Sejak kami masih Tsanawiyah. Fira suka sekali yg hal² tentang elektro dan komputer, persis seperti Raksa. Mereka berdua pernah ikut serta lomba elektro antar sekolah saat kelas 7, itu awal mula Fira menyukai Raksa.

    Dulu waktu kelas 10, aku memang sering memberi info tentang Raksa ke Fira. Tapi sekarang entah kenapa, setiap Fira menanyakan tentang raksa, ada perasaan tidak rela dan... Marah? Entahlah aku juga belum paham. Apa iya aku menyukai Raksa? Berarti aku mengkhianati sahabatku sendiri? Astaga jangan sampai terjadi.

Saat itu posisi meja ku bersebelahan dengan meja Raksa dan Rahmat. Mr. Hasan memberikan tugas bahasa Inggris untuk kami kerjakan. Tiba-tiba Raksa mencondongkan dirinya padaku dan berbisik,

"Fa!" Panggilnya

"Hmm!" Jawabku sambil fokus mengerjakan.

"Tau artinya loyal?" Tanya nya

  Aku memandang Raksa dengan dahi berkerut. Aku rasa tidak ada kata itu di tugas kami.

"Setia?" Jawabku ragu, lebih merujuk bertanya kembali.

Dia hanya tersenyum memandangku. Dan kembali duduk dengan manis mengerjakan tugasnya.

Nah... Nah kan mulai!

Sajak semuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang