Terhitung sudah 5 menit Thea duduk dipinggiran ranjang dengan kepala yang tertunduk. Jari-jari lentiknya memilin-milin ujung dressnya lantaran dilanda gugup karena sedari tadi Jack terus menatapnya begitu tajam dan menusuk.
"Jangan menatap tubuh pria lain."
Mendengar itu, Thea langsung mendongakkan kepalanya. Seketika Thea mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Jack. "Maksudnya?"
Jack menggeram. Mengapa Thea sangat tidak peka?
"Jangan menatap tubuh pria lain," ulang Jack dengan nada penuh penekanan di setiap katanya.
"Kenapa?" tanya Thea penasaran.
"Aku tidak menyukainya!"
"Ta-tapi, semua tubuh mereka bagus," ucap Thea dengan polosnya membuat Jack semakin marah.
Dengan tidak berdosanya, Jack sedikit mengangkat baju yang dikenakannya ke atas sehingga menampilkan eight pack yang tercetak jelas diperutnya. Sontak saja mata Thea melotot. Seakan tersadar, Thea dengan cepat menutup kedua matanya dengan tangannya yang mungil.
"Jack, turunin baju lo!" teriak Thea dengan kesal. Bisa-bisanya Jack dengan beraninya mengangkat bajunya dihadapannya saat ini.
Jack mendengus. Ia kembali menurunkan baju yang dikenakannya seperti semula. Setelah itu, Jack keluar kamar dengan membanting pintu hingga menimbulkan suara yang keras.
Thea tersentak kaget. Buru-buru Thea berlari ke arah pintu. "Jack, buka pintunya!"
Berkali-kali Thea mencoba membuka pintu. Tapi hasilnya nihil, pintu sama sekali tidak dapat dibuka. Sepertinya pintu sengaja dikunci dari luar oleh Jack.
"Jack sialan, buka pintunya!" teriak Thea tidak henti-hentinya menggedor-gedor pintu.
Dilain tempat, Jack menuruni tangga dengan raut wajah datarnya. Felus yang merupakan seorang beta pun mengikuti langkah kaki Jack dari belakang. Sebenarnya sedari tadi Felus ingin mengatakan sesuatu pada Jack, tapi ia urungkan karena aura yang dipancarkan oleh Jack saat ini seperti tidak biasanya. Mungkin saja suasana hati Jack saat ini sedang tidak baik, pikirnya.
"Bubarkan seluruh pasukan yang sedang berlatih!"
Felus membelalakkan matanya. "Kenapa Alpha?"
Jack menatap Felus tajam. "Bubarkan sekarang!"
Felus yang ditatap tajam oleh Jack pun langsung gelagapan. Ia mengangguk kaku lalu lari terbirit-birit menuju arena pelatihan. Ketahuilah, Jack jika sedang marah akan sangat menyeramkan baginya.
Tidak lama kemudian, Felus kembali datang menghampiri Jack. "Semua pasukan sudah saya bubarkan Alpha."
Tiba-tiba, Rilus yang merupakan seorang gamma sekaligus adik dari Felus pun datang dengan tergesa-gesa menghampiri Jack dan Felus.
"Maaf Alpha, ada berita buruk. Para rogue menyerang perbatasan pack dibagian barat," ucap Rilus seraya menundukkan kepalanya, tidak berani menatap ke arah Jack.
Jack menggeram. "Siapkan mobil. Kita berangkat sekarang."
Rilus mengangguk. Ia izin undur diri guna menyiapkan mobil yang akan membawa mereka pergi ke perbatasan barat. Sedangkan Felus, ia mengikuti langkah kaki Jack dari belakang menuju pintu keluar.
Beberapa saat menunggu, mobil Jeep Wrangler berhenti tepat dihadapan Jack. Felus yang berada di belakang Jack pun dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Jack. Setelah Jack masuk ke dalam mobil, Felus kembali menutup pintu mobil lalu ikut menyusul masuk ke dalam mobil.
Dirasa Jack dan Felus telah memakai sabuk pengamannya, Rilus langsung tancap gas menuju perbatasan barat. Selama diperjalanan, keadaan hening. Tidak ada yang membuka suara satupun.
Baru setengah perjalanan, tiba-tiba Rilus mengerem mendadak membuat Jack dan Felus sedikit terhuyung ke depan.
"Kenapa berhenti mendadak?!" tanya Jack kesal.
"Ma-maaf Alpha. Seorang gadis tiba-tiba berhenti tepat di depan mobil," jawab Rilus dengan terbata-bata.
Jack menatap ke depan. Benar, di depan mobil terdapat seorang gadis dengan mata berkilat merah. Tidak lama kemudian, gadis itu pergi melesat dengan cepat.
"Vampire sialan," umpat Rilus dengan suara pelan lalu kembali menjalankan mobilnya.
10 menit kemudian, mereka telah sampai di perbatasan barat. Felus keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Jack.
Setelah keluar dari mobil, Jack mengarahkan pandangannya ke arah para gerombolan rogue yang sedang bertarung dengan para warriors.
"Tangkap para rogue lalu masukkan mereka ke penjara bawa tanah," ucap Jack datar.
Felus dan Rilus kompak menganggukkan kepalanya. Terdengar suara retakan tulang yang memilukan. Keduanya berganti shift dengan para wolf mereka masing-masing lalu berlari menuju gerombolan rogue guna membantu para warriors yang tampak kewalahan menghadapi para rogue tersebut.
Jack menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Tubuhnya bersandar di pintu mobil. Tatapannya tidak lepas dari pertarungan para warriors dan rogue yang ada dihadapannya saat ini.
Salah satu rogue berniat menyerang Jack dari samping. Tapi, untungnya saja Jack berhasil menghindar dari serangan rogue itu.
"Grrr..." rogue itu menggeram marah saat serangannya tidak mengenai Jack.
"Shit," umpat Jack ketika rogue itu kembali menyerangnya tanpa ampun.
Iris mata Jack berubah menjadi warna biru. Kuku-kuku jarinya sangat tajam, siap mencakar rogue itu dengan buas.
Dengan secepat kilat Jack membalas serangan rogue itu. Mencakarnya hingga mengeluarkan banyak darah sehingga berceceran di tanah. 5 menit kemudian, rogue tersebut berhasil ia kalahkan dengan banyaknya luka cakaran di tubuhnya.
Jack memejamkan kedua matanya sejenak. Ia mengatur deru nafasnya yang memburu. Tidak lama kemudian, Jack membuka matanya dengan perlahan. Iris matanya yang biru terganti dengan warna coklat. Kuku-kukunya yang tajam kembali ke bentuk semula.
Felus dan Rilus datang menghampiri Jack dengan tubuh manusia mereka setelah berhasil membantu para warriors menangkap para rogue yang berulah.
"Alpha, apa anda baik-baik saja?" tanya Felus dengan nada khawatir. Sebenarnya tadi ia hendak menyerang rouge itu, tapi rouge lain menghalanginya membuat Felus mengurungkan niatnya membantu Jack.
Jack mengangguk. "Apa semua rogue berhasil ditangkap?"
"Ma-maaf Alpha, pimpinan para rogue tersebut berhasil kabur," jawab Felus dengan menundukkan kepalanya karena takut.
Jack membogem wajah Felus dengan keras lantaran kesal. "Bodoh! cari sampai dapat."
Felus menyeka darah di sudut bibirnya, "baik Alpha," balasnya.
Baru saja Jack hendak masuk ke mobil, suara seseorang membuat Jack mengurungkan niatnya. Terlihat jika Nulos, gamma ke-2 Shadow Pack sekaligus adik Rilus menghampiri Jack dengan tergesa-gesa.
Nulos menundukkan kepalanya. "Maaf Alpha, ada berita buruk."
"Apa?" tanya Jack dengan raut wajah datarnya seperti biasa.
"Lu-luna kabur dari pack."
▪️▪️▪️
TBC
Ada saran untuk cerita ALPHA WOLF kah? siapa tau kalian ada masukan hehe
So, jangan lupa untuk vote dan coment sebanyak-banyaknya agar Author semakin semangat updatenya yaw😍
NEXT?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA WOLF
Fantasy[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] Althea Lovandra, gadis malang yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya. Dicaci, dimaki dan dibully sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Thea. Hingga seluruh kehidupan Thea berubah ketika ia...