Rosé yang sudah sadar akan situasi langsung memukul empat zombie yang berjalan di depannya dengan pipa besi.
Zombie itu lalu terjatuh di lantai dengan kepala yang hampir pecah.
Hal itu membuat semua orang yang melihatnya tercengang.
"Aishh!"
Bambam turun dari atas kursi, kemudian dia mengangkat kursinya dan melemparkannya ke arah zombie.
Kebisingan terdengar kembali di ruang kelas yang semulanya sunyi.
Ketakutan mereka seakan-akan menghilang digantikan dengan semangat untuk menyerang balik zombie itu.
Beberapa menit kemudian zombie-zombie pun telah dilumpuhkan karena jumlahnya juga lebih sedikit daripada mereka.
Semuanya terengah-engah karena kelelahan dicampur juga karena sehabis menangis tadi.
Ada yang bertumpu dengan kedua lututnya dan ada juga yang duduk di atas meja yang tersisa.
Banyak darah dan juga daging yang memisah dari tubuhnya, tetapi mereka semua tidak peduli dan memilih untuk beristirahat.
"Apa yang terjadi?" tanya Jiho. Bahkan setelah kerusuhan tadi, dia belum bisa mencerna situasi yang sedang terjadi.
"Ck! bukankah sudah jelas?" pertanyaan sarkastik keluar dari mulut June.
"Haish... Kurasa naver dan kakao sedang error." mereka berdua teralih ke Eunwoo yang sedang memainkan ponselnya.
Karena mendengar hal itu, mereka berdua mengeluarkan ponselnya dari saku hampir pada saat yang bersamaan.
"Wi-Fi kampus masih berfungsi, tapi aku tidak bisa membuka twitter." Binnie menunjukkan layar ponselnya ke teman sekelasnya.
"Aku juga tidak bisa membuka Instagram." dengan enggan Eunha pun mengangkat ponselnya.
"TikTok?" tiba-tiba seluruh orang terdiam dan memelototi Dokyeom.
"Jangan bercanda." kata Rosé kesal lalu memasukan ponselnya ke dalam saku rok.
Dia berdiri untuk mendekati tasnya yang sudah berlumuran dengan darah dan mengambil tisu basah untuk membersihkan dirinya sendiri.
"Kenapa kau sangat santai? Panik? Kau tidak panik melihat ini semua?" tanya jaehyun yang memerhatikan gerak-gerik rosé sedari tadi.
"Entahlah." jawab rosé seraya mengusap pipinya yang banyak bercak darah.
"Ya memang sahabat ku ini memang aneh."
"Rosé lebih suka menonton pembantaian dan hal-hal menjijikkan daripada kisah cinta. Mungkin sekarang dia merasa senang seperti dia sedang berperan dalam film-film yang ditontonnya." Chaeyeon menjelaskan.
"Tidak seperti itu!"
"Ku yakin kamu tahu segalanya tentang zombie, Rosé" tambah Mina dengan menarik turunkan alisnya.
Sedangkan Rosé memutar bola matanya malas dan terus membersihkan darah yang tersisa.
"Jadi, apa saja yang kamu ketahui? Kita harus apa sekarang? Ugh.. kepalaku pusing." tanya Miyeon, gadis itu sedari tadi hanya diam dan memijat pangkal hidungnya.
"Kalau dari film yang ku tonton, zombie tidak bisa melihat. Mereka hanya bereaksi terhadap suara. Lihat saja tadi, aku hanya diam dan mereka melewati ku." Rosé mendekati teman-temannya dan duduk di atas meja.
"Woah! Aku mendapatkan pengetahuan baru." Mingyu bertepuk tangan dengan ekspresi kagum.
Yang lain hanya tertawa sebelum pertanyaan lirih dari Luda keluar dan membuat suasana kembali hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse ✔
Fiksi PenggemarRoséanne park. Seorang gadis berusia 20 tahun yang berani mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan orang lain di situasi yang sangat genting. Zombie apocalypse Dimulai dari kampusnya sendiri hingga dia bepergian ke luar kota sekalipun demi menye...