Prolog

89 0 0
                                    

Di bawah menara yang kokoh ini, aku menunggunya. Aku mengusap layar handphone ku dan menatap layar yang tertera namanya di sebuah pesan singkat, dia akan datang 10 menit lagi. Tapi ini, sudah 20 menit. Kok dia belum juga muncul?

"Hai," Suara yang tidak pernah ku dengar lagi setelah lima tahun yang lalu aku selalu mendengarnya.

"Hai," Dia tampak sangat berubah. Wajahnya semakin tampan. Dia juga terlihat semakin dewasa.

"Maaf ya kamu jadi menunggu lama, tadi aku membeli ini," sebuket mawar merah. Dari dulu, aku memang sangat menyukai bunga mawar merah. Dia masih sama ternyata. Memberikan bunga dengan apa adanya, bukan seperti lelaki romantis yang menyimpannya terlebih dahulu di balik punggungnya lalu memberikan bunga itu kepada orang yang dicintainya diiringi dengan senyuman manis. Tidak, dia tidak seperti itu.

"Terima kasih." Aku menundukkan kepala untuk menghirup aroma khas bunga mawar yang selalu aku sukai.

"Hm. Kamu apa kabar?"

"Baik."

"aku mau kasih ini." Coklat? Lagi-lagi dia masih ingat semua kesukaan ku.

"Datang jauh-jauh hanya untuk memberikan ini?" Tanya ku sambil tertawa kecil.

"Itu bukan coklat biasa." Benar saja. Ini bukan coklat biasa. Ini memang coklat. Namun ada kertas di baliknya. Wedding Invitation. Deg. Seketika rasanya jantungku berhenti berdetak. Mungkin ini agak berlebihan. Namun, benar rasanya seperti itu. Akankah dia jauh-jauh dari Indonesia ke Paris hanya untuk mengirim undangan pernikahannya? Ah. Yang benar? Aku masih menatap tulisan wedding invitation itu. Akankah benar ia akan menuju ke pelaminan secepat ini? Huft. Mengapa aku menjadi seperti ini? Aku seharusnya bahagia melihat sahabat ku akan segera menikah. Namun mengapa rasanya sakit?

Aku membalikkan kertas setelahnya. Di situ tertulis Arial Remawan dan Kireina  Tsania. Apa? Mengapa namanya sama?

"Namanya sama?" Kenapa jadi seperti cenayang? Apakah wajah ku menggambarkan kebingungan yang terlalu ketara?

Aku mengangguk cepat.

"Karena itu yang aku mau."

"Ma-maksud kamu gimana?"

"aku mau, nama kamu yang ada di wedding invitation aku. Arial dan Kireina." Apa? Sulit untuk aku mendefinisikan perasaan aku saat ini. Dia membuat kejutan? Aku memang dari dulu menyukai kejutan, dan minta dia memberikan ku kejutan, namun dia tidak pernah memberi ku kejutan, karena dia memang orang yang sangat dingin dan kaku. Namun sekarang? Dia benar-benar membuat kejutan untuk ku? Ini benar-benar membuatku terkejut. Aku kembali teringat kejadian semalam di cafe.

"Aku sayang sama kamu lebih dari sekedar teman. Dan ada lagi satu perasaan yang muncul belakangan ini. Cinta. Aku cinta sama kamu, Kireina  Tsania."

Deg.

Aku benar-benar benci keadaan ini. Aku harus apa?

A/n

Datang lagiii membawa cerita baruu. Entah kenapa pengen nulis cerita beginian. Yaudah lah ya.

Friend and love nyaaa? Nanti deh hehehehe. Keabisan ide:(

Mau nulis cerita ini dulu:) semoga sukaaa!!!

one dayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang