Selesai sampai disini.

2.7K 211 134
                                    

—Bacanya pelan pelan ya—

Bangun jam 7 pagi— Eric berjalan seperti biasa ke wastafel menggosok gigi dan mencuci muka. Mata sembab gak kira kira. 

"Hhh mataku" keluh Eric.

Melihat sekeliling ruangan yang kosong dan sisa jaket semalam yang dibiarkan tergeletak begitu saja.

Eric tidak peduli. Satu lagi juga tidak akan ada yang memarahinya jika ia tak makan pagi.

Mengingat yang dikatakan Jeno perihal hari Sabtu saat terakhir kali panggilan yang kembarannya itu lakukan!

Pernikahan!

Eric baru sadar ia belum mengepak barang.

Masuk kamar yang lenggang karena tidak ada furniture tambahan. Eric duduk didepan kopernya yang kosong.

"Inggris arghh London—"

Gumam Eric demikian.

Hari ini Eric janji pada dirinya lagi untuk yang keseribu kali. Untuk tidak terlihat menyedihkan didepan kawan kawannya.

Eric benci dikasihani.

Di Inggris nanti Eric akan berdoa di Katedral Santo Paulus semoga ia bisa Ikhlas dan Lepas. Dari masalah cinta yang mengikat.

"Hahaha—" Eric tertawa sendiri.

"Seperti nya aku semakin mengada ngada—"

Nggak ada cinta yang mengikat hanya Eric yang bilang ia terikat. Mungkin Sunwoo disana sudah lebih dulu menyuruh Eric melepas simpul itu.

"Otak bisakah kau berhenti berpikir— aku hanya ingin pergi ke sana dan melupakan semuanya"

Seraya mengacak rambutnya sendiri Frustasi Eric pagi ini.

dan Keberangkatan Sorenya dari negeri Paman Sam ke negara bagian Britania Raya. Eric lakukan. Menarik nafas dalam. Karena bandara bukan sesuatu yang indah untuk Eric kenang dalam ingatan.

Banyak orang datang dan pergi dalam tempat yang bernama bandara. Begitu juga perasaan yang di bawa mengangkasa kalau kata Eric. Sedih tersiksa Namun harus terbiasa menjalani hari hari seperti sedia kala.

1 jam 25 menit mengudara dari Amsterdam Belanda ke London sebagai Ibukota Negara. Kota classic tempat impian Eric menghabiskan sisa hari tua selain Jerman dan Belanda.

Dimana Inggris punya geografis unik sekaligus strategis dengan keindahan yang memukau kalau Eric lihat dari jendela pesawat yang membawanya.

Sesampainya Eric mengijakkan kaki pada gate kedatangan. 15 menit berselang sambil jalan ke bagian bagasi pengambilan barang.

Telponnya berdering.

Dari Renjun.

"Gue sama yang lain udah didepan nungguin lo"

"Iyaa iyaa sabar. Bentar koper gue" kata Eric kemudian bersemangat berjalan ke arah luar ke bagian yang diarahkan Renjun barusan kalau teman temannya nunggu di bagian kedatangan.

Semua Lengkap kalau boleh Eric bilang. Lengkap tapi masih ada yang kurang. Bagaimana menjelaskannya.

Seperti ada gambaran yang kurang dari sebuah lukisan yang dikatakan penikmat seni seperti sesuatu yang kosong di sana Padahal bagi pelukisnya itu sudah usai dan selesai.

Dari Kak Mark dan Jaemin. Hyunjin dan Felix— Felix lagi gendong Niki— ada Si calon pengantin Renjun dan Jeno. Yang beseri seri.

"Eric!" lambaian tangan Jaemin lakukan.

Medical Top TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang