10 l Sebuah Permintaan.

103 57 103
                                    

🍁Happy Reading🍁

°
°
°
°
°
***

Pagi hari ini sudah terlihat Ara sudah siap dengan seragamnya. Tumben pagi ini ia bangun pagi, entah karena apa ia bisa bangun pagi.

Sudah satu minggu terlewat dari acara pertunangannya dengan Adrian yang gagal. Selama satu minggu itu ia tidak mendapatkan kejadian yang aneh atau pun teror. Mungkin benar, kata Papa nya bahwa ia hanya parno -an untuk apa yang akan terjadi apapun itu setelah acara itu batal.

Tapi sekarang terbukti bahwa Adrian tidak akan menjelaskan dendam nya pada keluarganya. Sekarang ia lega, tidak perlu ada yang di takutkan lagi sekarang.

Setelah semuanya selesai dan siap, ia mengambil tas, handphone, dan kunci mobilnya di atas meja. Setelah semuanya didapat, ia memutuskan untuk turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi." Sapa Ara saat baru sampai di lantai satu.

"Eh udah bangun kak?" Tanya Raina.

Ara hanya membalas pertanyaan sang Mama hanya dengan deheman, dan ia pun duduk di salah satu kursi di meja makan yang biasa ia duduki.

"Belum pada keluar Ma?" Tanya Ara saat melihat ruang makan masih sepi.

"Masih siap - siap mungkin." Ara pun hanya menjawab dengan ber 'oh' ria.

"Tumben kamu bangun pagi?" Tanya Raina sambil meletakkan makanan masakannya untuk sarapan nanti.

"Pengen aja." Jawab Ara seadanya.

Hanya tunggu beberapa menit, Lita dan Asgar sudah siap dengan seragam masing - masing dan keluar dari kamar masing - masing untuk melakukan sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kenapa Asgar juga ikut ke sekolah, karena kata Fandi--Papanya Galih ada yang mau di bicarakan, entah itu apa.

Jadi mereka bertiga berangkat bareng ke sekolah.

"Ka jangan bawa mobil ya, nanti Papa yang nganter sekalian Papa mau ke Fandi." Imbuh Asgar.

"Terus pulang?" Tanya Ara singkat.

"Papa jemput sama Liga juga."

"Lita mah ikut aja lah." Ucap Lita.

"Yaudah." Setelah mengucapkan itu Ara keluar dan duduk di teras untuk memakai sepatu dan menunggu Papa dan adiknya selesai.

-ARAGA-

25 menit kemudian...

Mereka sudah sampai di parkiran sekolah khusus mobil. Ara dan Lita turun terlebih dahulu dan pamit pada Asgar di dalam mobil.

"Ara sama Lita masuk dulu." Pamit Ara sambil menengok ke arah sang adik.

"Yaudah, anak - anak Papa belajar yang bener, jangan bandel, okay."

Ara hanya berdehem, sedangkan Lita menyatukan antara ibu jari dan jari telunjuk membentuk kata 'ok'.

"Assalamualaikum." Ucap Ara dan Lita berbarengan dan membuka pintu mobil.

TBE [1] ~ ARAGA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang