Enlightenment

142 16 3
                                    

Sekarang Renjun, Taeyong, dan Doyoung berada di rumah y/n. Itu juga karena Renjun tidak ingin y/n sendirian dulu dengan keadaan yang sedikit kacau.

"Jika kalian ingin pulang tak apa, aku sudah baik baik saja" ujar y/n memecah keheningan.

"Tidak apa apa kami disini dulu, takutnya ahjussi tadi datang lagi" ujar Taeyong yang diangguki oleh Renjun dan Doyoung.

"Kalau begitu, aku buat kan minum dulu ya. Sebentar" ujar y/n kemudian langsung berjalan menuju dapur.

Sejak tadi, Euri terus menatap kearah Doyoung. Dari tatapannya ia sangat merindukan sahabat kecilnya itu.

Bertepatan dengan itu y/n datang, kemudian ia meletakkan 3 cangkir teh di meja. Ia menangkap bahwa Euri menatap Doyoung dengan dalam.

"Em Doyoung, Euri berada disini. Ia sedang menatapmu" ujar y/n dengan hati hati.

Doyoung nampak terkejut kemudian menatap kearah sekeliling ruang tengah tersebut.

"Jika kamu mengijinkan, aku akan meminjamkan badanku untuk Euri berbicara" ujar y/n lagi.

"Apa boleh?" Tanya Doyoung dengan mata yang penuh pengharapan.

"Tentu saja, seijin alam semesta aku akan meminjamkan setengah badanku untuk Euri" ujar y/n.

Beberapa saat y/n berfokus dengan dirinya. Kemudian raut wajah y/n berubah dan memancarkan aura yang sama dengan Euri. Dan hal itu dapat ditangkap oleh Doyoung.

Doyoung menundukkan kepalanya, ia menangis. Karena kerinduannya terhadap sahabat kecilnya itu.

"Hai Doyoung, sudah lama ya sejak terkahir kita bertemu. Maaf aku meninggalkanmu dan tidak menempati janji kalau kita bakal lulus bareng bareng. Dan maaf aku belum bisa meninggalkan dunia ini karena ada yang harus aku selesaikan" ujar Euri dengan senyuman yang sangat di rindukan Doyoung.

"Apa hal yang belum selesai? Bisakah aku yang menyelesaikannya? Tempatmu bukan disini, kamu harus berada disana dengan ibumu" ujar Doyoung.

"Tidak Doyoung, aku harus menyelesaikannya sendiri dengan bantuan y/n. Setelah itu aku berjanji akan berada disana bersama eomma, dan melihatmu dari sana" ujar Euri.

"Aku akan mempercayakan semuanya ke y/n, kalau dia meminta bantuan mu kamu harus membantu y/n. Okay?" Lanjut Euri.

"Iya aku mengerti, aku akan membantu semampuku" ujar Doyoung.

"Baiklah aku pegang ucapanmu, kalau begitu udah dulu ya. Kasian y/n, energinya terlalu terkuras sekarang. Jaga dirimu sendiri ya Doyoung, oh iya sebenanrnya kita itu adalah soulmate. Tetapi karena aku sudah tiada, soulmate mu sudah digantikan oleh adikku. Dan kebetulan soulmate yang ditakdirkan untukmu ada 2, salah satunya harus pergi untuk salah satunya bersatu dan itu aku. Kalau begitu aku undur diri" ujar Euri.

"Tunggu, Euri" seru Doyoung.

Bertepatan dengan itu, y/n sedikit jatuh kebelakang. Beruntung Renjun dengan sigap menangkap badan y/n.

"Apa kamu baik baik saja?" Tanya Taeyong.

Y/n mengangguk pelan, kemudian meminta kepada Renjun untuk menyenderkan dirinya di sandaran sofa.

Setelah y/n bersandar, ia menatap kearah Doyoung yang sedang melamun.

"Ia tetap masih disini, maaf aku masih belum terbiasa untuk menggunakan badanku untuk media mereka" ujar y/n yang tak enak hati.

"Ah tidak apa apa, aku malah berterimakasih karena aku bisa berbicara lagi dengan Euri lagi" ujar Doyoung yang diakhiri dengan senyuman.

Y/n membalas senyuman Doyoung.

"Oh iya, apa teman teman kalian itu ada yang bisa menggambar? Aku mendapatkan sosok pria itu, aku tak terlalu bisa menggambar" ujar y/n.

"Ten Hyung" ujar Renjun.

"10?" Tanya y/n.

"Itu nama panggilan nya aja" jawab Taeyong, y/n hanya mengangguk nganggukan kepalanya saja.

"Mau sekarang?" Tanya Renjun.

"Sebisa dia aja kapan" jawab y/n.

Renjun pun mengangguk kepalanya, kemudian menghubungi Ten untuk datang ke rumah y/n.

Skip

Ten sudah sampai dan langsung duduk di atas karpet berbulu di rumah y/n. Ia mengeluarkan buku sketsanya dan alat tulis.

"Semoga kamu paham apa yang aku maksud" ujar y/n karena ragu untuk menjelaskan ciri ciri laki laki itu.

"Kalau belum mencoba, mana bisa tau kita" ujar Ten meyakinkan y/n yang bisa dilihat kurang yakin.

Y/n menghembuskan napasnya pelan, kemudian membenarkan posisi duduknya.
Doyoung yang duduk di seberang y/n hanya berharap harap cemas.

"Mata pria itu bulat dan bersinar, sangat teduh saat di pandang oleh siapa pun. Tatapannya menenangkan siapa saja yang menatap tepat di matanya. Wajahnya tak terlalu bulat, rahangnya terukir dengan tegas. Senyumannya menawan, dengan kumis tipis yang membuat siapa saja terpana dengannya. Rambutnya di potong dengan rapi dan di tata sedemikian rupa. Hidungnya mancung tapi tidak terlalu mancung juga. Postur tubuhnya lumayan tinggi, sekitar 175 cm. Badannya atletis, sepertinya dia seorang mahasiswa. Itu yang bisa aku ceritakan, karena setelahnya terlalu menakutkan untuk diingat" ujar y/n.

Renjun yang duduk tak jauh dari Ten mengerutkan dahinya, kemudian menyenggol tangan Taeyong.

"Hyung itu seperti Hwangoo" bisik Renjun ke Taeyong.

Taeyong menatap buka sketsa milik Ten, kemudian kedua bola matanya membulat. Doyoung yang melihat gerak gerik aneh Renjun dan Taeyong pun mendekatkan dirinya ke Ten.

Tak jauh berbeda dengan reaksi Taeyong tadi, tangannya menutup mulutnya tak percaya. Sedangkan Ten belum menyadari siapa yang ia gambar.

Ten mengangkat buku sketsanya, kemudian memberikannya ke y/n. Y/n menerimanya kemudian menatap gambar itu.

"Bisa aku lihat dari tatapannya, penuh kebencian kepada orang lain" ujar y/n sambil mengelus gambar itu.

Ten menatap Taeyong dengan kebingungan karena Taeyong menatap dirinya dengan tatapan terkejut.

"Kenapa?" Tanya Ten berbisik.

"Hwangoo" ujar Taeyong juga berbisik.

"Mwo? Beneran?" Tanya Ten yang masih berbisik.

"Ah benar namanya Hwangoo, Park Hwangoo" ujar y/n.

"Loh, kok kamu tau?" Tanya Renjun.

"Hanya saja sedari tadi nama itu terngiang di kepalaku. Apa kalian yakin ini Hwangoo?" Tanya y/n yang masih menatap kearah buku sketsa Ten.

"Ne" jawab keempatnya.

"Dia yang dekat dengan Euri dulu?" Tanya y/n lagi yang terus menatap gambar itu.

"Ne" jawab mereka lagi dengan sedikit lemah.

"Aish pria ini, terlalu obses. Menyebalkan" gerutu y/n.

"Apa kalian tau, dia pindah atau pergi kemana?" Tanya y/n.

Keempat laki laki itu hanya menggelengkan kepala mereka. Y/n menghembuskan napasnya pelan.

"Apa kita coba tanyakan ke pihak kampus? siapa tau mereka tau Hwangoo pindah ke daerah mana" usul Taeyong.

"Boleh, tuh. Gimana y/n?" Tanya Renjun.

"Yaudah besok kita tanya kan ke pihak kampus, kalau kalian punya teman di jurusan teknik dan tau Hwangoo pindah ke mana bisa kabari aku" ujar y/n yang diangguki oleh Renjun, Taeyong, Ten, dan Doyoung.

TBC
Thx
Xoxo
I Blue You

L.O.V.E ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang