[07] Shotgun

2.3K 406 24
                                    

Semua orang di bus sudah diam sejak bus mulai berjalan lagi. Tidak ada yang menangis, tidak ada yang berbicara. Sangat sunyi.

Rosé membantu Jaehyun kembali ke kursinya bersama Chaeyeon.

Pemuda berlesung pipi itu hampir tidak bernyawa, bibirnya pucat dan pandangannya kosong.

Chaeyeon sementara meninggalkan adiknya yang berbaring dan tidur di kursi sebrang untuk menemani kekasihnya.

Dengan kepala yang sudah berat, Rosé memutar mata melihat sekeliling bus.

Teman-temannya tidak hanya sedih, mereka semua berduka.

Dunia setiap orang sepertinya telah runtuh. Kurang dari satu hari semuanya lenyap menghilang.

Rosé memilih duduk dan bersandar di kursi samping Jungkook. Bahkan dia hanya terdiam sambil menundukkan kepala.

"Apakah aku melakukan sesuatu yang salah?" perlahan kepala gadis itu terangkat.

Dia memang tidak mengerti apa maksudnya, tetapi dia menyadari pertanyaan itu tertuju pada kejadian Jaehyun tadi.

Jadi Rosé menggelengkan kepala.

Jungkook tersenyum tipis yang membuat Rosé mengerutkan kening lalu menatap lurus ke arahnya.

"Oke, thanks."

Alis Rosé hampir bertemu dengan apa yang dia dengar.

"Oke? Thanks? Maksudku, itu saja?"

Senyuman tipis di wajah Jungkook menghilang digantikan ekspresi kesal.

Selama dia bertemu, Rosé telah menyadari bahwa Jungkook sedikit sensitif dan mudah sekali kesal.

"Apakah kau mengharapkan aku menangis?" pertanyaan sarkastik darinya.

"Tidak. Tapi aku bingung saja, setelah drama tadi kau bersikap biasa saja."

Jungkook mengangkat kedua bahunya untuk menjawab pertanyaan dari Rosé.

Rosé memerhatikan sekitar lagi, dan jantungnya hampir berhenti ketika menyadari bahwa Jihyo tidak ada di kursinya.

Tapi segera menyadari bahwa temannya itu sedang bersama Mina di belakang.

"Untuk apa?"

Rosé beralih dengan orang yang duduk di sampingnya. Dia menatap Jungkook dengan heran karena dia tidak mengerti pertanyaannya.

"Ha?"

"Untuk apa aku harus sedih?"

Tatapan Jungkook serius kepada Rosé, sedangkan yang ditatap pun terkejut.

"Bukan kewajiban kita untuk membantu orang lain, maksudku kita hanya bisa membantu sekuat kita, tidak untuk dipaksakan. Jadi bukan kesalahanmu, bukan?"

"Dan juga tidak ada bedanya kalau aku menangis dan menyesal disini. Itu tidak akan membuatnya hidup kembali." jelas Jungkook dengan tatapan yang melembut.

Rosé tidak bisa berbicara. Setelah dipikirkan lagi, memang benar apa yang dia katakan.

Dia semakin bertanya-tanya tentang kehidupan seperti apa yang dimiliki Jungkook, dan betapa berbedanya persepsinya tentang berbagai hal.

"Apa?!" Jungkook bertanya kesal, tapi Rosé tidak mengalihkan pandangan darinya.

"Aku ingin memelukmu." kata Rosé dalam hati, tapi ternyata mulutnya juga berbicara.

Meskipun dia belum pulih dari keterkejutannya, Jungkook malah tersenyum lagi.

Itu membuat perasaannya semakin kacau.

Zombie Apocalypse ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang