Mark 5 tahun
Haechan 3,5 tahun
Jisung 2 tahun
Renjun 3,5 tahun
Jeno 5 tahun
Jaemin 3 tahun
Chenle 3 tahun
Hendery 5 tahun
Xiaojun 5 tahun
Yangyang 3,5 tahun
Shotaro 3,5 tahun
Sungchan 3 tahun
.
.
.Sudah satu bulan, Shotaro tinggal dan menjadi bagian keluarga Nakamoto. Nyaman, tentu saja, Winwin dan Yuta memperlakukannya dengan baik begitu pula dengan Renjun yang sering mengajaknya bermain. Mungkin memang saat itu Renjun kurang suka dengan kedatangan Shotaro yang tiba tiba namun semakin lama Renjun merasa nyaman karena Shotaro dapat menjadi teman bermainnya.
Namun tidak dengan hari ini, Shotaro pergi menemani Yuta membeli ipad untuk Winwin. Karena Renjun tidur, Yuta tidak mengajaknya dan hanya mengajak Shotaro. Renjun baru saja bangun dan menatap sekeliling kamarnya yang sepi. Ia tak melihat Shotaro di kamarnya.
"Talo..." lirih Renjun, rasa rasanya Shotaro berada di kamarnya ketika ia hendak tidur.
"Talo mana??"Renjun turun dari kasurnya, hendak pergi ke kamar orang tuanya. Namun melihat Winwin duduk di dapur sambil menyantap makanan membuatnya mengurungkan niat pergi ke kamar orang tuanya dan memilih untuk menghampiri Winwin.
"Bundaa~"
"Eh? Loh Injun kok udah bangun sih, kan baru sebentar bobonya," Winwin menghampiri Renjun, menggendongnya dan membawa ke dapur.
"Sutalo kok ga ada bun..." Renjun cemberut, namun tangannya justru mencuri biskuit yang ada di toples.
"Oiya, Taro sama ayah lagi beli ipad... Injun kan bobo tadi,"
Renjun turun dari pangkuan Winwin, bibirnya yang kotor dengan biskuit kini mencebik lucu.
"Culang ih masa gak bangunin Injun dulu sih... ayah malah pelgi sama talo," Renjun berjalan entah kemana, melupakan tubuhnya yang kini hanya terbalut celana pendek warna hijau dan kaos dalam tipis.
"Ey mau kemana ini hm?"
Yuta pulang, dibelakangnya ada Shotaro yang membawa dua cup es krim.
"Ayah!"
Yuta meletakkan kantong berisi ipad yang baru ia beli, ia hendak menggendong Renjun namun Renjun justru melipat tangannya di depan dada dan membelakangi Yuta.
"Heh gembul gemes ngapain ngambek hm?" Yuta berjongkok, menarik Renjun dari belakang lalu memeluknya.
Shotaro sendiri pergi menghampiri Winwin untuk meminta Winwin meletakkan eskrim ke lemari es karena ingin dimakan saat sore hari.
"Minta dicium ini namanya," Yuta mengecupi pipi Renjun gemas sedangkan Renjun memberontak kesal dengan menghentakkan kakinya.
"AYAH!!" Renjun menjerit kuat, telinga Yuta rasanya berdengung.
//
Yangyang yang biasanya diam dan tenang kini menangis ketika Taeil pamit untuk pergi ke pabrik. Entahlah Taeil lupa jika semalam ia berjanji mengajak Yangyang jalan jalan. Dan si bayi Yangyang tak mengucapkan alasannya menangisi Taeil.
"Papa gak boleh ke palbik hiks... mamaa!! Papa jangan boleh pergi maa!"
Kun hanya tersenyum kikuk, ia mendekati Yangyang yang berada di depan pintu rumah menatap Taeil yang hampir masuk ke mobilnya.
"Pa, kasian ih anaknya, diajak aja kenapa sih," Kun hampir saja memarahi Taeil jika saja Taeil tak turun dari mobilnya.
"Yangyang anak mama jangan nangis lagi ya? Sana ikut sama papa,"Yangyang pun meredakan tangisnya. Ia menggandeng tangan Taeil kemudian berjalan ke mobil bersama Taeil.
"Dadah mama!!" Yangyang membentuk bibirnya seolah malayangkan ciuman untuk Kun.